❥ bonus chapter II

2.3K 410 67
                                    

Taman Wisteria.

Saksi bisu segala yang terjadi. Seluruh tempatnya merekam kenangan mereka. Sebuah tempat dimana semua terjadi. Tempat itu pula dimana mereka pertama kali bertemu.

Bagi Muichiro maupun (Name), Taman Wisteria merupakan tempat sejarah.

Dari awal mereka bertemu ...

"Hei, kenapa kau tidak menajwabku sih?!"

Pertama kalinya ia tersenyum ...

"Waaah!! Kau tersenyum!"

Awal menjalin hubungan ...

"Ne, aku menyukaimu,"

"Maaf, aku tidak menyukaimu ... Muichiro-kun,"

"H-hah? B-begi-"

"Tapi aku mencintaimu,"

"..."

Ciuman pertama, dan segala yang terjadi.

Taman Wisteria menyaksikan segalanya.

Dan tempat itu pula, yang menjadi tempat terakhir sebelum mereka berpisah.

"(Name)- aku bilang, jangan lari!"

"Muichiro-kun, berhenti mengejarku!!"

"(NAME)-"

Ingatan yang hilang. Bagian dirinya yang hilang. Muichiro kembali menjadi dirinya yang suram dan tak punya semangat hidup. Ingatannya yang hilang terkadang muncul samar-samar dalam keadaan acak.

Hanya dua yang ia tangkap dari semua itu.

Taman Wisteria dan seorang perempuan.

(Name) sendiri selalu mencatatnya. Ingatan yang terkadang muncul, membuat kepalanya berdenyut nyeri.

Tentang dua hal.

Taman Wisteria dan seorang laki-laki.

***

Keduanya duduk di atas batu. Semilir angin membuat rambut menari. Bahkan tak jarang bunga terjatuh di atas mahkota mereka. Nyaman dengan sang pendamping, bahkan bunga yang menyangkut dihiraukan.

Bahu kanan sang laki-laki terasa berat. Ia menoleh.

"Biarkan seperti ini," si gadis berucap.

Laki-laki itu mengangguk.

Tangan kiri sang gadis bergerak, ia menautkan jari jemarinya dengan laki-laki itu.

"Janji kita ... sudah terpenuhi ya?"

Gadis itu mendongak, menatap manik kabut milik sang lelaki.

"Janji ya ... janji kita untuk kembali ke sini?"

Gadis itu mengangguk. Laki-laki itu menoleh.

Tep!

Ujung hidung mereka bersentuhan. Sang laki-laki mengangkat tangan guna mengambil guguran bunga yang terselip. Si gadis hanya tersenyum tipis dengan semburat merah samar.

Laki-laki itu-Muichiro, mengulas senyum tipis. Si gadis pun sama, ia tersenyum lalu memejamkan matanya.

Muichiro menyampingkan tubuhnya, tangan kanannya bertumpu pada batu. Tangan kirinya bergerak meraih dagu gadis tersebut lalu mengangkatnya. Ia mendekatkan wajahnya.

Napasnya terasa hangat. Jarak di antara mereka terkikis. Perlahan tapi pasti, bibir mereka menyatu.

Muichiro dan (Name) memejamkan matanya. Hati mereka menghangat. Rona merah menghiasi pipi hingga telinga mereka. Meski begitu, bibir mereka masih menyatu.

Muichiro menjauhkan wajahnya. Ia mengulas senyum tipis. Tangan kirinya beralih mengusap bibir (Name).

"Ya ... ingatanku sudah kembali. Dan janji kita ... sudah terpenuhi,"

























"Aishiteru yo, Muichiro-kun,"


𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒! tokitoWhere stories live. Discover now