ELEVEN

6.5K 576 29
                                    

(++) dikit






Gulf menyalakan shower. Berdiri dengan guyuran air mengalir di badannya mendinginkan suhu panas karena ulah Mew. Jujur ia tidak bisa menolak yang tadi itu, pikirannya ingin berhenti tapi tubuhnya tidak mengindahkan itu sama sekali. Ia tau ini tidak benar, tapi ia pernah melihat hal seperti ini di series yang pernah ia tonton jadi Gulf masih mewajarkan nya jika kedua lelaki tidak bisa menahan nafsu satu sama lain.

Hanya sekedar ciuman yang ia maklumi, selebihnya ia tidak akan menerimanya.

Dibawah guyuran shower, Gulf hanya melamun tanpa peduli seberapa lama ia berdiri tak mengusap badannya sama sekali hingga sebuah tangan kekar meraba punggungnya semakin maju dan hinggap tepat di putingnya.

Gulf tersentak, ia yakin pemilik tangan itu adalah Mew. Dan sekarang Mew sedang naked sama seperti dirinya. Terasa sangat jelas kejantanan Mew menegang tepat dibelakangnya.

Gulf ingin menarik tangan Mew yang ada di putingnya tapi Mew malah menekan kedua bulatan merah muda itu membuat Gulf menggigit bibir bawahnya menahan desahan sialan yang akan keluar.

Gulf tidak dibuat bergerak sama sekali karena Mew benar benar menahan tubuhnya dengan kedua tangan kekarnya.

"Hentik...an phi ahhh"
Satu desahan lolos karena Mew memberikan gigitan di lehernya.

"Kenapa? Kau tidak suka?" Tanya Mew kemudian menyesap pundak Gulf dengan kuat.

"Ssssshhh ahhhhh"
"Phi ...i ni berlebi..."

Belum sempat ucapannya selesai, Mew dengan cepat membalikkan tubuh Gulf  dan menyumpal mulut Gulf dengan bibirnya.

"Katakan sesuatu yang lebih menarik kalau kau ingin aku berhenti"

Mew kembali menunduk dan menjilati leher Gulf dengan sensual.

"Enghhhh phi"
"Ini be e nar benar berlebii ahhhh"
Mew meremas kuat bokong Gulf.

"Alasanmu kurang menarik, aku tidak akan berhenti"

Mew mematikan shower dan mengangkat tubuh Gulf, Gulf refleks melingkarkan kedua tangannya di leher Mew. Mew tersenyum miring sedangkan Gulf terus saja menggelengkan kepalanya tidak membenarkan perlakuan Mew.

"Phi"

Mew tidak menanggapinya tapi masih mendengarnya.

"Kumohon hentikan, aku kalah kuat untuk melawan jadi kumohon berhenti" Gulf terisak di gendongan Mew.

Mew mendudukkan Gulf di pinggir  bathup dan berjongkok didepannya.

"Ini juga salahmu tidak mengunci pintu disaat mandi, jika orang lain yang bersama mu, apa yang akan kau lakukan? Memohon dengan menangis juga? Kau pikir mereka akan mendengarkan?"

"Sudah ku peringati untuk tidak ceroboh"

"Tapi kau tidak mendengar apapun yang kukatakan"

Gulf menunduk, semua yang Mew katakan adalah kebenaran. Tapi jika boleh ia jujur, bukannya ia tidak mendengarkan yang Mew ucapkan hanya saja kebiasaan lamanya belum bisa ia hilangkan.

Gulf menggigil dan Mew melihat itu.

"Kau kedinginan bahkan sebelum kau selesai mandi"
"Sekarang keluarlah dan pakai baju, setelah itu kau harus istirahat"

Mew selesai dengan ucapannya. Ia berdiri untuk melanjutkan mandinya sedangkan Gulf menuruti perkataan Mew.

>>>

Paginya bukannya mereka makin akrab malah membuat mereka berada di situasi canggung.

Gulf keluar dari kamar dengan mengenakan baju kebesaran dan celana pendek berwarna hitam. Mew yang sedang berada di sofa ruang tengah menoleh dan mendapati Gulf yang terkejut karena pandangan mereka bertemu.

"Kemarilah" Mew menepuk nepuk sampingnya.

Gulf tidak ingin dipanggil untuk yang kedua kalinya memutuskan untuk duduk di samping Mew.

"Kau belum berbicara apapun sejak tadi pagi" ucap Mew dengan mata memperhatikan penampilan Gulf yang terlihat menggemaskan memakai pakaian miliknya.

"Apa yang harus ku katakan?" Gulf menyenderkan kepalanya di belakang sofa. Ia ingin merilekskan dirinya sendiri.

"Benar juga, tak ada yang perlu kau katakan" Mew berdiri hendak pergi ntah kemana.

Gulf sudah menyadari perubahan sikap Mew dari semalam bahkan nada suaranya berubah ketika berbicara dengannya.

Tidak ingin berlarut larut bermasalah dengan sang pemilik apartemen yang ia tempati sekarang, Gulf bangkit juga dari duduknya dan dengan cepat mengahalau jalan Mew dengan membentangkan kedua tangannya.

Gulf menghembuskan nafasnya kasar.
"Apa phi marah denganku?" Tanya Gulf masih merentangkan tangannya.

"Tidak" jawab Mew singkat.
"Minggir, aku mau lewat"

Gulf menggelengkan kepalanya.

"Maaf kalau phi tersinggung soal semalam, aku.."

"Lupakan itu" potong Mew cepat dan berjalan melewati Gulf.

Gulf berlari dan menghentikan Mew lagi dengan menahan lengannya.

"Aku janji tidak akan menolak apapun perlakuan phi asal bukan seks" ucap Gulf cepat.
"Karena...aku belum pernah melakukannya dan...aku...belum siap" lanjutnya dengan nada pelan.

Cukup lama keduanya terdiam.Mew membalikkan tubuhnya dan membawa tangan Gulf ke genggamannya.

"Sudah, tidak perlu memikirkan itu lagi"
Mew berucap dengan senyum kecil di sudut bibirnya.

"Aku ingin mengenal phi lebih jauh, jadi jangan marah denganku karena aku benar-benar tidak punya siapapun saat ini"

Mew merasa bersalah sendiri, seharusnya ia tak perlu mendiamkan Gulf mengingat sekarang Gulf sudah lebih menurutinya dibanding sebelumnya.

Mew  melepaskan genggamannya dan menarik Gulf kepelukannya.

"Hmm. Phi juga minta maaf karena tidak memikirkan perasaan mu"













Tbc
°°°°°°
Hahhay
Taukan knp kmrn fely gk up?
Karena mantengin MewGulf tentunya 🤟
Let's say congrats once again to our fav boys☀️🌻

OUR WORLD 🔞 (END)Where stories live. Discover now