Chapter 27

15.9K 2.1K 93
                                    

di vote dankomennya dear!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di vote dan
komennya dear!!!

t h a n k s 27

Kalau bukan karena Jeno yang ngotot mau kuliah bareng sama Senja, mungkin mereka gak bakalan sedekat ini setelah lulus SMA. Jadinya, beneran. Mereka kuliah di tempat yang samaㅡwalau jurusannya berbedaㅡ tinggal di kost yang sama dengan sistem kamar cowok dan cewek dipisah jauh. Semacam dua tempat tapi satu pemilik. Kost cowok bakal belok ke kiri dari gerbang, sedangkan kost cewek bakal belok kanan dari gerbang.

Balik ke masa sekarang, Senja sendiri gak tau sudah berapa lama dia tertidur. Sebab dari sekira yang dia tau, dia tidur saat matahari masih menjulang ke atas permukaan bumi. Dan sekarang, dari jendela kamar kost, langit-langit sudah berubah menjadi gelap. Itu karena dia gak tidur selama dua hari. Mulai dari harus mengumpulkan referensi untuk presentasi lusa, menyelesaikan deadline tugas dari empat dosen yang berbeda, dan kerja part time di cafe saat sore hari. Saat istirahat pun dia isi cuma untuk ke toilet atau nyemil makanan.

"Senja?" suara Jeno terdengar memanggil, bersamaan dengan ketukan pintu yang lelaki itu bunyikan.

"Masuk aja, Jen"

"Lagi ngapain? Udah bangun?" Jeno duduk, di atas karpet dengan tepian ranjang kasur Senja sebagai sandaran. Beberapa jam setelah Senja tertidur tadi, memang, Jeno sempat datang ke sini buat nawarin makan siang bareng. Tapi berhubung saat itu Senja tidurnya nyenyak, dan menilik bagaimana banyaknya buku-buku yang berserakan di lantai, membuat Jeno paham kalau Senja butuh istirahat sejenak.

"Gak ngapa-ngapain, habis bangun juga" Senja beranjak, setelah menghilangkan rasa pening karena baru saja terbangun, "Sebentar, gue cuci muka dulu"

Beberapa menit saat Senja menghabiskan waktu di kamar mandi, Jeno merapikan tumpukan-tumpukan buku yang masih berserakan tadi ke tempat semula. Jeno tau banget kalau Senja baru aja bisa istirahat. Terlihat jelas dari mata pandanya yang sedikit menghitam.

Sejenak hening, sampai suara pintu yang terbuka secara kasar mengagetkan Jeno dengan tiba-tiba.

"Ya Tuhan, lo kenapa sih?"

"Gue lupa, Jen"

"Lupa apaan?" Alis Jeno berkerut.

"Lupa ambil fotocopy buku di tempat Bang Johan. Aduh mana janjinya jam 7 tadi ngambil" Senja kalang kabut, pasalnya, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 8 menuju 9 malam. Senja gak tau fotocopy tempat Bang Johan yang dia maksud itu sudah tutup apa belum.

"Ck! Kebiasaan" Jeno berdecak, "Ya udah yuk sama gue, sekalian kita beli makan."

Senja mengangguk, beranjak mengambil tas dan kemudian meluncur dengan cepat ke tempat Bang Johan. Dan untungnya, tempatnya belum tutup. Masih ramai dipadati oleh mahasiswa sejurusannya yang juga nunggu antrian bukunya untuk difotocopy. Biasa, dosen yang satu ini agak susah untuk diajak kerjasama. Makanya, mereka ramai-ramai fotocopy di tempat Bang Johan. Jadinya bisa diambil pagi karena tempat fotocopy-nya itu memang sangat berdekatan dengan kampus mereka.

THANKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang