12. Gagal

303 62 10
                                    

Suasana kantin masih ramai saat Yunseong menjejalkan kaki ke dalamnya, padahal waktu istirahat sudah hampir habis. Tadi ia dipanggil oleh guru olahraga untuk membahas pertandingan tingkat nasionalnya. Yunseong melangkahkan kakinya ke meja yang berada di sudut ruangan. Ia pun mendudukkan dirinya sambil menghela napas kasar.

"Kenapa lo?" ujar Woobin menyadari ada sesuatu yang salah dari Yunseong lalu menyodorkan sepiring nasi goreng pedas ke dahapannya, "Nih makan dulu."

"Palingan juga cape dia, lo udah mulai tc* kan?" tanya Jungmo dan dibalas anggukan oleh Yunseong.

*tc : training center/pemusatan latihan

Woobin mengangkat wajahnya ke hadapan Yunseong, "Buset. Dari kapan? lo ga cape apa? Bukannya tahun lalu lo dapet dispensasi sebulan ya? Sekarang ga dapet?"

"2 mingguan kayaknya. Dapet. Cuma gue minta buat tetap masuk. Gue udah kelas 12, Bin. Gak bisa nyantai gitu aja."

"Gaada capenya lo pagi sore latihan. Oiya, gimana ngedatenya kemarin?" tanya Woobin mengganti topik dengan antusias dan Yunseong hanya bisa memejamkan matanya menahan malu.

"Gak jadi."

"HAH? KOK GAJADI?" ujar Woobin dan Jungmo berbarengan mengundang atensi.

"Motornya Hyeongjun mogok. Jadinya telat terus gue harus dorong motornya."

"Kok??? Bentar-bentar, lo gak ngejemput Minhee?" kedua sejoli tersebut makin penasaran dengan cerita Yunseong. Pasalnya, setelah sekian lama mengumpulkan keberanian, kemarin Yunseong mengajak Minhee pergi ke mall dengan alasan ingin mencari kado untuk adiknya.

Yunseong mendengus kesal sembari mengaduk nasi gorengnya, "Dia ada acara sama anak paskib jadi janjiannya ketemu di mall. Gue nungguin sejam gak dateng taunya motornya Hyeongjun mogok. Gue samperin ke tempat mereka taunya ada Junho."

"PFFFFTTTTT PANTES AJA PUNDUNG."

Jungmo menutupi mulut Woobin dengan tangannya agar diam karena ia penasaran dengan cerita selanjutnya, "Terus?"

"Motornya Hyeongjun tuh akinya udah abis gabisa di-starter jadi harus didorong. Gue ngedorong sampe rumahnya dia. Gue dorong pakai kaki dari belakang kan, Hyeongjun di depan gue bawa motornya sendiri terus Minheenya boncengan sama Junho. Mana asik banget lagi berdua ngobrol, si Junho juga sering curi-curi pandang lewat spion. Kesel lah gue, gue yang ngajak pergi Junho yang menang banyak."

Jungmo dan Woobin tertawa terbahak-bahak meledek Yunseong. Yunseong pun kesal setengah mati, udah tau temannya lagi kesel bukannya dihibur malah diketawain.

"Batal dong date-nya?"

Yunseong mengangguk lemah sebagai jawaban.

Woobin masih tertawa sedikit-sedikit pun ikut menimbrung, "Gini gini. Bentar lagi kan sekolah sebelah ngadain festival musik tuh. Guest star-nya gue udah tau, asiklah pokoknya. Lo sama Minhee bakal suka. Mumpung masih presale, lo ajak Minhee tuh. Lo ajakinnya langsung sekarang tapi daripada nanti keduluan Junho."

"Iya nanti gue ajak." Yunseong berencana mengajak Minhee saat pulang sekolah nanti karena memang keduanya kini sering pergi dan pulang bersama menuju sekolah.

"Jangan iya iya aja. Ajak betulan."

"Iya, bacot. Udah diem, gue mau makan."

Ketiganya pun menikmati makanan dengan santai tanpa takut telat sebab privilege yang Yunseong miliki sebagai atlet andalan sekolah.

***

H-1 festival musik

Yunseong mengobrak-abrik lemari pakaiannya mencari beberapa pakaian yang sekiranya cocok untuk dipakai hari esok. Bahkan isi lemari sampai berantakan kemana-mana. Ia menjejerkan beberapa baju di atas kasur sambil berpikir mana yang paling cocok untuk pergi ke festival musik.

Kemarin, saat ia mengajak Minhee ke festival musik, Minhee langsung mengiyakannya tanpa ragu. Yunseong tentunya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Yunseong, jemput adiknya di rumah temen. Udah malem ini, mau hujan." seru Ibu Yunseong dari ruang tamu. Yunseong lantas menyambar kunci motor dan memakai jaket tebal untuk segera menjemput adiknya.

Tak disangka, Yunseong dan Alex kehujanan saat jalan pulang. Dan hujan inilah yang menyebabkan Yunseong di pagi yang cerah ini terkena demam. Badannya panas sekaligus lemas, membuat Yunseong susah bergerak. Yunseong menyambar handphone di atas nakas dengan kompresan yang masih berada di atas keningnya dan selimut super tebal untuk menghubungi Minhee.

Yunseong
Minhee
Gue minta maaf, gue gabisa pergi hari ini
Semalam kehujanan terus sekarang gue demam
Tiketnya ada di gue, kalau mau nonton nanti lo ambil aja ya
Maaf ya, Minhee

Minhee
Yah ... cepet sembuh ya, Kak.
Kebetulan Junho ajak pergi bareng temen-temen,
kayaknya gue join mereka aja deh.
Nanti sore ya gue ambil
Get well soon, Kak Yunseong.

Melihat balasan dari Minhee, Yunseong makin merutuki dirinya sendiri.

***

Satu bungkus bubur tergeletak di atas meja kamar Yunseong. Minhee duduk di sisi kasur dan Yunseong sudah bisa bangun, jadi ia kini duduk di atas kasur. Minhee tadi dengan telaten mengganti kompresan Yunseong karena Ibunya Yunseong meminta tolong.

Minhee melihat ke arah jam tangannya dan waktunya sudah tak banyak sebab Junho menunggunya di depan rumah Yunseong, "Kak, gue cabut ya. Junho udah nungguin di depan."

Mendengar nama Junho keluar dari mulut Minhee membuat suasana hati Yunseong semakin buruk, "Hm."

"Oiya, lusa gue ulang tahun. Bunda biasanya masak, lo dateng ke rumah ya, Kak." ujar Minhee sembari berdiri dan merapikan pakaiannya.

"Gue latihan."

"Acaranya malam kok, Kak. Lo selesai latihan jam berapa?"

"Gue capek. Abis latihan mau langsung istirahat."

Rasa sesak di dada Minhee menguar bersamaan dengan penolakan Yunseong, "A-ah, gitu ya. Ya pokoknya gue seneng kalau lo bisa dateng. Tapi jangan maksain ya, Kak. Gue balik ya, cepet sembuh." Tak lama setelah penuturan Minhee, terdengar pintu kamar tertutup rapat.

Setelah kepergian Minhee yang Yunseong hanya bisa lakukan adalah mengacak-acak rambutnya kesal. Ia melempar tiket festival miliknya ke dalam tong sampah, kenapa dirinya selalu gagal seperti ini?

doubtful • hwangminiWhere stories live. Discover now