3: Villain

43 9 18
                                    

"Setidaknya sudah berusaha. Mengenai hasil, semua sudah teratur rata."

[The Empire of Yu]

• • •

Krek!

Entah darimana, suara ranting yang terinjak itu jelas terdengar bersamaan dengan berhentinya langkah Li Fei juga Mei Ling.

"Mau kemana, gadis cantik?" ucap seseorang yang dibalut baju ninja yang serba hitam.

"Siapa kau? Jangan macam-macam!" ancam Mei Ling sembari menarik Li Fei ke belakangnya.

"Siapa yang di belakangmu itu, Mei Ling?" tanya orang itu, seakan sudah mengenal Mei Ling sejak lama. Tapi Mei Ling sama sekali tak mengenali suaranya.

"Di-dia temanku! Siapa kau? Kenapa kau tahu namaku?" tanya Mei Ling sembari terus berjaga-jaga.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Mei Ling lagi. Alih-alih menjawabnya, seseorang dengan suara pria itu malah tertawa remeh sembari menatap Mei Ling, menggelengkan kepalanya.

Bersamaan dengan itu, segerombolan orang berbaju ninja kembali bermunculan lantas menghalangi langkah Li Fei dan Mei Ling. Membuat mereka bergerak mundur sampai akhirnya berhenti dan terhalang sebuah pohon besar di belakangnya.

Sial! Mereka terkepung!

"Menyuruhku? Maksudmu menyuruh kami?" ucap orang yang pertama menunjukkan diri tadi, lantas tertawa dengan puasnya.

"Jangan berani melangkah atau kau akan mati!" ancam Mei Ling dengan badan yang bergetar hebat.

"Tak usah susah-susah melawan kami. Jika kau bersedia ikut kami, kami tak akan menyakitimu dan akan melaporkan hal palsu pada Tuan kami," ucap salah satu dari mereka yang lantas diiyakan oleh perkumpulannya.

"Kami tak akan sudi!" bentak Li Fei yang tiba-tiba beralih ke depan Mei Ling.

"Permasuri jangan! Ini bahaya!" bisik Mei Ling dengan nada khawatir-nya.

"Pergi atau kalian yang mati," ancam Li Fei datar.

"Nubi tak akan memaafkan diri Nubi sendiri, Permaisuri," lirih Mei Ling mencoba mencegah apa yang dilakukan Tuannya.

"Kau diam di belakang! Ini perintah!" ucap Li Fei pada Mei Ling.

Mendengar kata 'perintah' yang dilontarkan sang majikan, Mei Ling hanya bisa menurut atau ia akan dapat hukuman. Meskipun ia tak yakin akan menjalani hukuman itu, karena sekarang saja nyawanya belum tentu bisa diselamatkan.

Tapi setidaknya, mungkin itu akan menjadi penghormatan terakhir sebagai seorang pelayan.

"Berani juga kau, Nona," ucap salah satu dari mereka, rupanya mereka tidak tahu jika yang di depannya ini adalah Permaisuri di tempat mereka berdiri, sehingga lancang memanggilnya dengan sebutan Nona.

Li Fei tersenyum smirk dibalik cadar hitamnya, "Tak usah banyak bicara, keluarkan senjata kalian. Lawan aku dan bersiaplah menghadapi kematian," ucap Li Fei seraya dengan cepat menghunus pedangnya sebelum mereka melakukan penyerangan.

Mereka yang mendengar itu hanya tertawa remeh dibalik penutup wajahnya masing-masing, lantas mengelilingi Li Fei dengan pedang yang mereka mainkan seakan menyepelekan. Padahal sebenarnya, mereka cukup terkejut karena ternyata pedang yang Li Fei keluarkan cukup panjang juga lebih tajam dari miliknya. Belum lagi gaya pedang milik Li Fei jauh berbeda dari pedang mereka yang sebatas besi dan kayu yang diikat.

Dengan ekspresi yang orang-orang itu sembunyikan dibalik kain hitam di wajahnya, Li Fei tetap dapat mengenali gerak-gerik yang terlihat paling cekatan dan gerak-gerik yang paling ceroboh. Karena itu, Li Fei berniat melumpuhkan yang paling ceroboh dari mereka lebih dulu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Empire of Yu | Hiatus dulu yaaWhere stories live. Discover now