22

813 77 22
                                    

Boruto berjalan memasuki bangunan tak terpakai, menatap gadis bersurai hitam yang kini tengah tak sadarkan diri, menyeringai kala melihat banyak lebam di sekujur lengan dan kaki.

"Ini belum seberapa Tsuru, lo masih harus menderita sama seperti apa yang pernah Sarada rasakan," Ucap Boruto menyeringai.

"Yang edit foto itu bukan dia, tapi..." Laki laki itu membisikkan sesuatu pada Boruto.

"Eh~tak di sangka malah dia," Boruto tersenyum kala mendengar nama yang di sebutkan oleh anak buah nya.

.......

"Eh, lo tau gak sih cara ngerjain pr Mtk, otak gue gak mudeng," Tanya Metal lee sambil menatap buku tulis itu dengan  muak.

"Udah tau goblok, bukannya belajar malah ngebangke," Sahut Shikadai menyesap es teh.

"Iya tau yang rengking satu, lah gue rangking dua empat apalah daya," Ucap Denki.

"GUE NANYA WOY!"

"Tanya aja sama rumput bergoyang, dia bisa jawab," Inojin menujuk rumput di pinggir lapangan, Metal lee pun hanya menurut berbicara pada rumput yang bergoyang karena tertiup angin.

"Pohon pisang kalau di kagetin jantung copot apa enggak ya?" Shikadai bertanya sambil memikir kan jawabanya.

"Enggak lah, kan pohon itu kokoh kuat kaya pendirian gue," Denki berkata membanggakan diri sendiri.

"Sa ae lo Denki."

"Be, mudik apa yang bikin bingung?" tanga Inojin pada Iwabe.

"Enggak tau gue," Jawab Iwabe acuh tak acuh.

"Mudikemanain hubungan kita Be," Inojin mulai men-drama.

"Eh Mit, gue mau nanya nih lo suka siapa sih?" tanya Iwabe menyenggol bahu Mitsuki yang duduk di samping nya, seketika seluruh perhatian beralih pada Mitsuki.

"Ngapain nanya gue, lo sendiri suka siapa?"

"Yaelah Mit, jawab aja."

"Inisialnya S."

Semua nya nampak berfikir keras, Shikadai yang tadi nya bersantai kini ikut memikirkan cewek berinisial 'S' otak mereka sudah seperti sungai tak ada air.

"Ah gue tau!" Boruto berucap sambil berjalan ke arah mereka bersama Sarada Sumire dan Chocho.

"Pasti Sumire kan?" Sumire yang merasa namnya terpanggil menoleh pada Boruto, bertanya lewat pandangan mata. Sarada hanya memperhatikan bersama Chocho yang memakan keripik.

"Oh iya, CIE CIEEE CIEE MIT, BAGI PJ LOH JANGAN LUPA."

"PDKT lah, kasian tuh Sumire dah berharap, entar artinya berubah jadi, Pernah Dipilih Kemudian Tereleminasi," Shikadai berucap.

"WOY EMBAT MIT."

Iwabe berteriak sambil menguncang tubuh Mitsuki, Sumire yang tak mengerti hanya memasang wajah bodoh nya, Sarada tersenyum kala melihat interaksi teman teman Boruto nampak seru, perhatian mereka beralih pada senyum indah milik Sarada. Tangan putih itu menutup mulut Sarada membuat sang empu menoleh ke belakang, Boruto dengan wajah masam.

"Jangan senyum, kecuali sama aku," ucap Boruto berbisik di telinga Sarada.

"Iya tuan posesif," Inojin meledek Boruto yang menatapnya dengan tajam, seakan akan mengucapkan 'Besok kau mati'.

Sarada menyingkirkan tangan Boruto, ia tersenyum lembut membuat laki laki di hadapannya ikut tersenyum, mereka seperti menonton drama Korea secara live.

"Kalau mau pacaran jangan di tempat para jombol, lo pada mau tanggung jawab hati ini dah iri," Inojin berucap sambil memeluk tiang di samping.

"Makanya cari pacar jangan nge-jomblo terus."

"Dih jahat."

.....

Hujan, rintikan nya membasahi lapangan sekolah. Para murid bergegas memasuki kelas, memandang buku tulis dengan tatapan bosan Sarada terus mencatat apa saja yang di bilang oleh guru Orachimaru, terus menerus mencampur kan bahan bahan kimia, guru Orachimaru membuat ramuan berwarna kuning berubah jadi biru.

"Pak!" Chocho mengangkat tangan kanan membuat aktivitas Orachimaru yang akan menuang cairan pada tempat kaca berbentuk tabung terhenti. Melirik Chocho dengan pandangan  tajam.

"Ya, ada apa."

"Izin ke toilet," Chocho langsung membuka pintu membuat suara keras, Orachimaru hanya menatap tajam pada murid murid di kelas, tatapan yang mengatakan 'bergerak seinci mati di tempat' siswa dan siswi merinding, fokus pada catatan mereka masing masing.

Sarada merasakan pergerakan di samping, menoleh mendapati Boruto yang tengah mencatat. Sarada terfokus pada Boruto, ini pertama kali ia melihat cowok bersurai kuning itu serius dalam mengerjakan tugas, ya kadar ketampanan nya meningkat.

"Sarada perhatikan!" Orachimaru memukul papa tulis menggunakan penggaris panjang berbahan kayu. Sarada segera menoleh kedepan  mencatat lagi, diam diam Boruto tersenyum ia pindah tempat duduk sengaja biar bisa di perhatikan sama Sarada dan rencana nya berhasil, sebenarnya Boruto hanya mencoret coret buku tulis sambil berpura pura menatap kedepan padahal nglirik Sarada terus.

"Baik, kalian kerjakan secara kelompok. Masing masing kelompok berisi  empat siswa atau siswi, terserah kalian jangan lupa lusa di kumpul." Orachimaru melirik jam di tangan nya, melihat seluruh kelas.

"Tsuru gak hadir?" Orachimaru bertanya pada murid di kelas mereka semua diam, tak ada yang tau dimana Tsuru berada mereka juga males harus membicarakan gadis tak tau diri itu.

"Gak pak," Yodo menjawab sambil melirik teman teman sekelas.

"Kenapa dia gak turun? ada yang tau alasannya?"

"Gak ada."

"Kalau kalian tau, tolong kasih tau bapak ya."

Orachimaru berjalan keluar kelas, membuat seisi ruangan itu ribut sendiri waktu istirahat masih lama dan mereka akan menghabiskan waktu bersenang senang, pak Shino yang mengajar sedang berhalangan.

Chocho memasuki kelas setelah setengah jam berlalu, dia hanya suntuk karena harus mencatat bahan yang memusingkan,  menatap Sarada yang tengah tidur dan Boruto di samping nya. Jujur saja Chocho jadi ingin punya pacar, mungkin karena ia terlalu cantik jadi tak ada yang ingin bersama Chocho.

Iria biru terus memandangi wajah bak bayi yang tengah tidur, Sarada lelah dan tertidur kala Orachimaru keluar kelas. Mengelus surai hitam itu hati hati takut membangunkan sang gadis.

"Bucin terusss entar gue colok mata lo, natap nya gitu amat," Chocho memukul wajah Boruto dengan kotak pensil berukuran besar, Boruto segera melemparkan sepatu pada Chocho namun meleset mengenai Shikadai yang lagi tidur.

"Bor, lo mau gue tenggelamin di sungai?" Tanya Shikadai sehalus mungkin.

"Salahin Chocho, dia duluan yang mancing gue."

"Lo kira pancingan apa?" Chocho menjambak rambut Boruto.

"Sakit woy, lepasin gue atau mau dipatahin tangannya?" tanya Boruto bersiap mengambil ancang ancang mematahkan tulang Chocho, Sarada langsung memukul Boruto kala melihat sahabat nya di sakiti.

"Jangan mucil Boruto, Chocho lepasin."

Chocho segera melepaskan tarikan dari surai kuning yang nampak berantakan, Boruto mengelus rambut nya, beberapa helai jatuh di meja. Sarada tertawa kala melihat setuas rambut Boruto.

"Sar, gak boleh ketawa," Peringatan Boruto membuat Sarada terdiam memeluk Boruto, ia tertawa dengan puas.

.........

Hallo minna hah, gaje banget ya chapter kali ini. Sumpah author lagi gak ada ide jadi nya gini gaje semua.

maaf kan author.

jangan lupa

vote and komen

🌝salam author🌝

My love cupu  (borusara)Where stories live. Discover now