13 •Be there for you

132 28 14
                                    


Happy shopping!

Typo yeorobun, Mian:')

Happy reading!

***

"Jadi gitu om ceritanya"

Jinhyuk mengangguk faham, ia sangat tidak menyangka sahabat arin yang paling ia percayai malah mengkhianati anaknya sendiri.

Tapi mengapa Arin tidak pernah bercerita padanya? Apa karna ia terlalu sibuk? Jinhyuk jadi merasa bersalah. Mungkin ia harus mempertimbangkan semua ini bersama istrinya.

"Makasih udah mau nolong putri saya"ucapnya.

Soobin tersenyum ramah, membantu Arin sama sekali bukan beban baginya. Tapi anugrah Tuhan agar ia bisa dekat dengan gadis yang ia sukai.

Entahlah, soobin sudah sangat jatuh pada pesona Arin.

" Anytime om, saya ngga keberatan sama sekali kok"jawabnya.

Ngga keberatan?

Ternyata Cinta memang membuat orang amnesia yaaa:')

"Yaudah om ke kamar dulu, kamu jangan kemana-mana ya"pamit jinhyuk beranjak pergi. Soobin refleks mengangguk hormat.

Kini giliran Lucas yang menatapnya lekat, entah apa maksudnya soobin pun tak faham.

"Apa lo liat-liat? Demen ama gue?"tanyanya risih

Lucas lantas memukul kepalanya, enak saja manusia tampan seperti lucas ini difitnah oleh kelinci liar macamnya.

"Jaga tuh mulut! Giliran depan Appa gue aja alus banget, giliran ngomong sama gue udah kayak orang ga pendidikan. Dosa lu dosa!"omelnya kencang.

Soobin hanya bergidik acuh, lucas tidak sepenting itu untuk berbicara formal padanya.

Merasa ada yang aneh, soobin langsung menoleh menatap busana lucas saat ini.
Lucas masih memakai piyama? Ia juga baru sadar jika lucas tidak ke kampus.

"Lo bolos kuliah? Astaghfirullah berdosa banget kamu ini"ujarnya berdecak lalu menggeleng miris.

Generasi macam apa yang seperti ini?

Lucas menatapnya kesal "Gue kesiangan njir! Tadi aja gue bangun karna Appa gue dateng, coba kalo kaga udah hibernasi tujuh hari tujuh malam gue."

Soobin menatapnya malas, membuka ponsel lalu memainkan nya. Sama sekali tidak berminat untuk menanggapi cerita lucas.

"Gausah curhat. Gue bukan mamah Dedeh."celetuknya santai

Lucas hanya dapat mendengus kesal. Jika bukan anak orang mungkin sudah ia buang soobin ke kawah gunung berapi.

"Btw camer gue kenapa bilang 'jangan kemana-mana' ya?"tanyanya.

Lucas menaikkan alisnya heran, apa katanya? 'Camer'?

"Pede amat lo manggil Appa gue camer"ujarnya terbahak.

Soobin berdesis kesal, memang apa salahnya berharap? Namanya juga usaha.

Yakan?

"Jangan tawa, jelek lo"

Lucas langsung mengambil bantal sofa, meleparnya pada wajah soobin penuh dendam. Heran. Soobin ini anak siapa sih?

"Anak siapa sih lo?! Ngeselin nya unlimited banget. Herman gue."oceh lucas mendengus kesal, bisa-bisa keriput lucas jika berlama-lama bersama soobin.

"Wihh seru nih kayaknya, maen ps skuy!" Ajak Jinhyuk dengan membawa kotak ditangannya.

Keduanya sontak melirik satu sama lain.

Hidden Taste |Choi Soobin END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang