3. pulang sekolah

8 2 0
                                    

Dea berjalan dengan santai menuju gerbang untuk pulang sambil menunggu pajar lewat dan menebeng seperti hari hari sebelumnya.

Memang dasar kebetulan dea bersama siswa siswi lain yang akan pulang disana sangat rame dan pajar juga andrey berhenti motornya di sebelah kiri dea.

" ngapain lu diem ayok cepet naik" ajak pajar kepada dea dea sih hanya diam lalu naik.

" kita ke mana dulu nih?" Tanya andrey sebelum melajukan motor mereka.

" pulang aja dah gua cape bener" keluh dea

" gak asik lu gimana kalo kita keliling kota bandung dulu aja sambil nongkrong di warungnya teh denok" usul pajar ia memang sangat amat suka dengan apapun yang bersangkutan dengan teh denok itu.

" giliran teh denok aja ijo mata lu jir" sertak andrey sedikit mengejek.

" yaiya lah Teh denok lebih baik. Udah cantik bening montok behh tipe gua banget. Daripada lu doi lu pendek ke tuyul boncel" dramatis pajar disana seperti om pedo. Lagian dimana mana tuyul emang kecil gak ada yang gede kalo gede itu genduruo kan

" eeeeee.... lu kalo bukan temen aja udah gua semur lo" kata andrey yang sebentar lagi melayangkan pukulan tapi gak jadi " gak jadi jadiin semur deh gak enak pait" lanjutnya lalu melajukan motornya duluan meninggalkan pajar dan dea yang mematung.

Pajar segera menyusul andrey dari belakang dengan kecepatan biasa saja karna masih banyak disana yang berjalan kaki keluar gerbang..

" cieeeee... cieeeee...."

Suara dari mereka yang berjalan kaki. Awalnya dea dan pajar kira bukan meledek dia dan dea jadi santai saja.

" kuy kuy pacaran mulu nihhh"

Dea dan pajar mulai terusik dan mulai tidak nyaman dengan suara itu.

" awas awas dak kasih jalan jeng nu babogohan yeh"

Tanpa aba aba pajar dan dea menancap gas dan segera untuk pergi dari keramaian siswa siswi yang baru pulang dari belajar mereka di sekolah.

Sesampainya di warung teh denok yang tidak terlalu jauh juga di sekolah pajar dan andrey memarkirkan motornya dan dea yang turun dari motor pajar.

Pajar duduk duluan lalu disusul oleh andrey dan dea di sisinya.

" gila jir di sangka pacaran gua sama mahkluk item ini" dengus pajar melirik dea. Dea memutar bola matanya malah.

" lu pikir lu putih asw" balas sinis dea.

" udah deh jangan ribut mulu. Ingat geng idiot gak boleh baperrrrrll"
"Uhukk..." andrey yang sedang menerangkan ucapan yang tak jelasnya tersedak ludahnya sendiri karna hal itu kedua temannya yang laknat melebihi setan itu tertawa keras sekeras mungkin.

" mampussss!!" Kompak mereka berdua sambil terus tertawa.

" udah ah gua aus pesenin ke jar" usul dea dia berhenti tertawa sambil menyuruh pajar lalu tatapannya kembali ke andrey yang menahan malu mungkin.

Pajar hanya mengisaratkan tangannya yang berbentuk oke. Lalu matanya melirik sekeliling warung " tehhh sini atuh tehh pangeran bandung nu ganteng tea dateng!!" Teriak pajar tak tau malu.

" najiss punya temen ko bar bar nya ke monyet" keluh dea sambil menutup mukanya mengenakan tangan.

Teh denok yang montok bening menyegarkan hati dan pikiran buat cuci otak di siang bolong melompong ke pikiran terio idiot.

" ehh den pajar den andrey sama neng dea " sapa teh denok yang baru keluar dari warungnya itu.

" hhe.. teh saya mau pesen-" ucap pajar entah kenapa ini anak malah basa basinya lama.

" mau pesen apa atuh silahkan?" Tanya teh denok sambil tersenyum pada pajar. Pajar yang melihat senyum teh denok langsung sengar sengir teparuguh gila sugan-_

" mau pesen es kopi 3 sama satu lagi-" potong pajar dengan mata terus melirik teh denok penuh damba.
" jaga hati buat pajar biar nanti kalo udah kerja pajar lamar dah teh denok" gombal si pajar.

Bluss, teh denok malu wajarhnya yang mesem akibat malu pun malah di tatap jijik oleh andrey dan dea.

" skip skip skip " ricau andrey sambil memainkan hpnya.

" cwe cantik banget sih, kenalan kuy" kini dea mulai menyindir pajar. Pajar dan teh denok melirik aneh kepada dea.

" apa?" Tanya dea watados.

" lesbi lu ye" ujar pajar ngasal

Plakkk...

" tau gak teh tadi itu aku lagi niruin suara buaya. Buaya jantan salah satunya ini nih inisialnya p ujungnya r gobloknya gak ketulungan mana lemot lagi kebanyakan makan micin" cerita dea membuat teh denok yang terlihat polos hanya mengguk angguk kan kepalanya.

Pajar tau dia baru di sindir oleh dea tapi masa bodo ia hanya ingin berlama lama dan bersenang senang dengan bidadari warung penghuni bandung.

" udah teh jangan dengerin ajaran sesat dia tuh" kata pajar dengan sinis.

" oke jadinya teh es kopi tiga yah bentar tunggu" ujar teh denok sambil masuk kembali ke warung yang dia miliki itu.

Brakk...

Satu gebrakan meja di lakukan oleh si macan dea " bengong bae lu kesurupan mahluk ke istaka baru tau rasa sia" dea menakut nakuti andrey.

Andrey hanya memandang sekilas wajah dea " jangan mainmain, jangan mainmain, siiiiiii..siiiiii" ujar andrey sambil menuruti gerakan istaka yang ada di vidio tiktok.

Dea dan pajar yang menyadari itu terpaku sambil meletakan tanganya dada tak menyangkan dengan mata dan mulut mebuka lebar.

" aku suka bodi goyang mamah muda mamah muda mamah muda mamah muda mamah muda mamah muda. Pelangi pelangi alangkaindahmu, dorrr hatiku sangat kacau" lirih pajar entahlah dia menyanyi atau apa tanganya masih di dada sambil memaparkan watadosnya.

" aigyo kamcagia" lirih dea menatap watados andrey.

Andrey yang menyadari teman bobroknya itu mulai menampilkan aksi aksi dan ke idiotan yang tidak masuk akal.

" jangan mainmain, jangan mainmain, up-" andrey yang tadinya mau berkata ' najis lebay banget kalian' malah mengulang perkataan ya yang pertama.
Ini andrey yang lupa atau taypo atau emang bener istaka masuk dalam diri andrey yang kebanyakan micin.

Prok..prok..prok..

" wahhh daebak" tepuk tangan dea ia tersenyum bangga lalau berdiri dari duduknya " MAKKK DEA JADI DUKUN MAKK DEA JADI DUKUNN!! mph" Antusia nya.
Pajar dengan sigap menutup mulut dea dengan tanganya dan menekan pundak dea agar duduk kembali.

" berisik anjing lu mau jadi dukun apa emang?!" Nada marah pajar tapi dia tetap bertanya.

" jadi dukun beranak hhe.." lagi lagi pandangan dea dengan wtadosnya.

Andrey dan pajar memijat pelipisnya karna mereka pusing kapan mereka bisa waras dan hilang dari kekonyolan dan ke goblogan mereka yang amat sangat tidak berguna itu.
Apa mereka harus berpisah agar menghilangkan ke bar baran mereka dengan seiring berjalannya waktu?. Entahlah.

Ingat lah kamu harus bisa membandingkan teman dan sahabat, bijak dalam memilih dengan siapa kamu akan bergaul.
Teman ibaratkan 100 orang yang datang dikala kamu senang.
Dan sahabat adalah 1 orang yang akan ada disaat kamu susah dan bangkit dari keterpurukan.

Salam watados squad🔊🐒

friendsOnde histórias criam vida. Descubra agora