2.0 | Dangerous

1.7K 148 16
                                    

Kim Aileen meneguk sparkling wine bersamaan dengan alur pikirannya yang mulai bercerai berai. Seiring dengan pening yang menyiksa kepalanya, Aileen duduk di sofa sambil menatap tumpukan berkas di atas meja yang berisi laporan terkait kerja sama perusahaannya dengan perusahaan lain. Termasuk Bae.ink—perusahaan milik Namjoon.

Tak jauh dari Aileen, terdapat Im Hara yang sedang duduk sambil memerhatikan bosnya, menunggu Aileen membuka pembicaraan. Tepat setelah Aileen meneleponnya tadi, Hara dan Seojun segera bergegas melaksanakan apa yang diperintahkan lady bos itu. Sesuai perintah, Hara membawa uang sebesar 100 juta Dollar untuk diberikan kepada seorang wanita paruh baya yang ia tidak ketahui identitas lengkapnya. Sementara itu Seojun menyusul Aileen ke rumahnya untuk mengurus mobil yang tadi digunakan Aileen, dan berakhir dengan ia yang sekarang duduk di dekat Hara. Mereka sama-sama menunggu Aileen membuka suara.

"Bagaimana dengan proyek di Busan?" tanya Aileen. Perlahan ia meletakkan gelas kaca yang isinya telah tanggas di atas meja, menarik napas panjang, lalu menatap Seojun dan Hara secara bergantian. Tatapan Aileen terlihat mengintimidasi, seolah menelanjangi lawan bicara hingga tak dapat berkutik. Tajam, dan dingin.

Hara meraih berkas dengan map berwarna biru, lalu membuka dan membacanya sekilas. "Seperti biasa, Nona. Semuanya berjalan lancar. Bae.ink menepati janjinya, sekarang pembangunan Kim Palace sudah mencapai tahap 85%," jelas Hara sambil meletakkan berkas laporan itu lagi.

Aileen mengangguk, dan membuang napas panjang. Setidaknya ada kabar baik yang bisa membuat peningnya sedikit berkurang. Jujur saja Aileen tengah berada pada fase tertekan. Ia harus mengurus perusahaan besarnya juga menjalani misinya untuk menemukan pelaku pembunuhan itu. Cukup sulit. Terlebih Aileen masih memiliki trauma yang jika kambuh akan sangat memengaruhi aktivitasnya. Belum lagi mimpi sialan itu terkadang mengganggu tidur nyenyaknya.

Berbicara soal proyek, ada banyak sekali proyek yang dijalani oleh Kim Group—dari yang kecil hingga yang besar. Ada satu proyek yang akhir-akhir ini turut menguras isi pikiran Aileen, yaitu pembangunan gedung penthouse yang sangat besar dan mewah. Secara sederhana, penthouse mirip dengan apartemen, namun ada perbedaan yang cukup signifikan.

Letak perbedaannya ada pada kepemilikannya. Pemilik penthouse tidak memiliki hak atas tanah, atap hunian, dan lorong gedung yang ditempati, tetapi mereka memiliki hak penuh atas unitnya, mereka berhak melakukan apapun terhadap unit penthouse tersebut. Sedangkan untuk apartemen, pemilik tak memiliki hak apapun atas unitnya, karena mereka hanya berstatus sebagai penyewa. Jadi bisa dibilang, penthouse berada di kelas lebih tinggi daripada apartemen.

Dan sekarang, Kim Group sedang membangun gedung penthouse yang akan diberi nama Kim Palace atau Istana Kim. Ketika gedung itu sudah selesai sepenuhnya, para penghuni setiap unit bisa dipastikan dari kalangan kelas atas. Bisa dibayangkan sekaya apa Kim Aileen, ia akan segera menjadi pemilik gedung terbesar dan termewah di seluruh antero Korea Selatan, bahkan masuk dalam tiga besar gedung terbesar dan termewah di dunia. Jangan lupakan jika Aileen adalah seorang wanita, ia bisa mengalahkan para perusahaan lain yang dipimpin oleh laki-laki. Sangat menakjubkan.

"Dan kau—" Ucapan Aileen berhenti. Ia melirik ke arah Seojun sebelum melanjutkan, "Segera selesaikan pekerjaanmu." Jika mengingat kinerja Seojun yang akhir-akhir ini menurun, rasa-rasanya Aileen ingin sekali berteriak kencang dan mencaci maki pria itu. "Kau membuat pening dikepalaku semakin menyiksa, Park Seojun. Aku lelah sekali," lirih Aileen sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa. Kepalanya mendongak, ia menghela napas panjang. Terlihat sangat kelelahan.

Wolfsbane; Woman Power ✓Where stories live. Discover now