L O V E I S A T R O U B L E D C H A I N : 12

18 5 1
                                    

'
Ada yang tahu rasanya diperhatiin kakak kelas? Kasih tahu gue ya, gue harus respon gimana. Kondisi mendesak memaksa gue cuma bisa diem.
'

"Ada apa sama tangan lo?" tanya seseorang yang membuat Azura benar-benar terkejut saat itu.

Dengan menghentikan langkahnya, Azura justru terdiam dan menarik tangannya secara paksa karena tangan kanannya berhasil berada pada tangan seseorang dengan cepat.

"Tiga Plester? Gak biasanya." lanjutnya lagi, Azura hanya bisa menunduk tidak melihat pada orang yang sama.

Azura tidak bisa berkutip, terus diam dan gugup secara bersamaan.

Jarak diantara keduanya cukup tipis, dengan hanya berhadapan, Azura memilih nyaman melihat sepatu miliknya.

"Kenapa? Gara-gara Aro? Gue liat lo pergi bareng tadi malem." Azura menggelengkan kepalanya samar, sedikit menggigit bibirnya dalam.

"Tadi malem kemana?"

'Shit!' Azura mengumpat didalam hati, kenapa Kakak kelasnya ini menjadi menyeramkan.

Niat Azura ingin ke Kantin lebih cepat justru dicegah dengan pertanyaan mengintimidasi. Azura bingung.

"Pergi." jawab Azura dengan suara sangat pelan, buku jarinya meremas rok sekolahnya takut-takut.

"Luka?" Azura mengangguk pelan, menatap Kakak Kelas tadi dengan mulai berani.

"Bukan Kak Aro, ini lecet sedikit." sambung Azura lagi, Deval mengangguk sedikit percaya.

"Pergi ngapain aja sampe luka?" tanya Deval lagi dengan masih memperlihatkan wajah sedikit santai namun bagi Azura sangat menakutkan.

"Latihan bela diri. Bisa aku pergi Kak? Kak Aro pasti udah nungguin aku." Azura meminta uzin sangat sopan saat itu.

Mata Deval masih meneliti pada setiap inci tubuh Azura untuk mencari luka apa lagi yang akan didapatkan Deval yang Azura sembunyikan.

"Gak ada luka lagi?" Azura hanya mengelengkan kepalanya pelan dan mulai mengambil jalan disebelahnya untuk mulai pergi dari hadangan Deval.

Sumpah, kalau boleh Azura jujur. Kak Deval yang sekarang berdiri didepannya benar-benar bukan Kak Deval yang kemarin mengucapkan Selamat Ulang Tahun.

Hari ini Kak Deval seperti sangat menyeramkan, dan Azura benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya.

"Lain kali hati-hati." ucap Deval dengan memberi saran singkat dan berjalan meninggalkan Azura dengan jalan yang berlawanan arah dengan Azura.

Samar-samar Azura menganggukan kepalanya dan memegang sebelah dada kirinya.

"Sumpah, Kak Deval bener-bener bisa buat gue sakit Jantung." keluh Azura yang berjalan masih dengan mengontrol degup jantungnya yang cukup berlebihan.

"Sialan! Makin keceng, Astaga!" umpat Azura yang kembali berjalan lebih kencang untuk menghampiri Kakaknya yang sudah menunggu di Meja Kantin.

"Lo gak ada Rapat Osis Kak?" tanya Azura yang mulai duduk disebelah Aro yang sedang memakan Mie Cup cukup besar.

"Ada, lo mau gue anterin pulang dulu atau Kak Adnan yang nganterin lo?" tanya balik Aro yang sedang membuka botol minuman dingin miliknya.

Cinta Adalah Rantai Masalah  [ON GOING]Where stories live. Discover now