second

875 146 45
                                    

Pagi ini harusnya menjadi pagi menyenangkan karena hari ini hanya ada satu jadwal, jadi akan lebih ringan daripada hari sebelumnya.

"Apasih Eric? Gak boleh keliatan kalau lo cemburu atau iri didepan pasangan baru yang paling manis sejagat kampus itu," ucap Eric pada dirinya sendiri lalu terkekeh miris.

"Lagian kemarin bukannya ikutin rencana gue malah lo kabur segala, sih."

Dan tambah berantakan harinya karena masih pagi ia sudah mendapatkan nyinyiran pedas dari seorang Lee Jeno.

"Emang dikira gue gak malu? Malu lah! Keliatan banget gue kayak gak laku gitu, cih," mencibir Eric sambil merobek rotinya dengan kasar.

"Bews—sok-besok sawrapan Mie, dong!" perintah Eric dengan roti penuh didalam mulutnya.

"Gini ya, Eric Sohn yang cakep, manis, dan ganteng tapi masih gantengan Lee Jeno. Dikira gue juga gak malu apa kemarin gara-gara lo kabur, hah?!—"

Jeno menjeda ucapannya lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"Stop— gue berangkat duluan"

Belum sempat Jeno melanjutkan ocehannya, Eric dengan terburu-buru langsung merapihkan piring bekas sarapannya lalu langsung pergi meninggalkan Jeno.

"TERUS GUE YANG NYUCI PIRING LO GITU, SON YOUNGJAEEEE?!!!!"

Disamping itu, Eric sedang menunggu taksi karena ia sendiri memutuskan untuk tidak berangkat bersama dengan Jeno–

"Yakali gue bareng Jeno yang lagi marah gitu sama gue, bisa-bisa nyampe kampus nanti tinggal nama doang gue."

Tepat setelah ia bergumam, Taksi berhenti didepannya.

Eric sadar bahwa tidak ada penumpang didalam mobil itu, ia pun berniat membuka knop(?) pintu taksi tersebut.

"Eh?"

Gerakan ia terhenti ketika sebuah tangan memegang knop itu bersamaan dengannya.

"Lho? Eric, kan?"

Gue gak tau kalau takdir gue hari ini akan sejelek ini. Batin Eric.

"Hehehehehehe, iya..." kekehan Eric benar-benar terdengar canggung.

"Mau ke kampus, ya? Kalau begitu bareng aja naik taksinya, kebetulan gue juga mau ke Cafe deket kampus lo itu."

"Eh? lo... tau kampus gue?" tanya Eric dengan ekspresi kaget yang tentu saja sangat terbaca.

"Ohh, Jeno cerita ke gue, katanya dia satu kampus sama lo dan gue juga tau kampusnya Jeno."

"Ya-yaudah, btw— nama lo...?"

"Kim Sunwoo, panggil aja Sunwoo."

"Oke."

Situasi didalam taksi sekarang sangat canggung karena mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing, begitu juga sang supir taksi.

"Lo... kemarin kenapa kabur pas ketemu gue? Apa gue serem, ya?"

Mampus, gue lompat dari mobil aja kali, ya? Please, Lee Jeno tolongin gue. Batin Eric.

"Ric?"

SUARANYA GILA DALEM BANGET YATUHAN JANTUNG GUE MAU COPOT. Batin Eric.

"Eh— iyaiya, itu eum gue baru sadar gitu baju gue belum dikasih ke Laundry padahal mau dipake secepatnya gitu hehehe..."

"Oh..."

"Jeno bilang lo ada latihan dance dadakan?"

JENO BRENGSEK.

"Ini pak uangnya," ucap Eric dan Sunwoo bersamaan.

"Eh— gue aja yang bayar gapapa kok, Ric."

"Dih, ngapain? Mending gue aja sebagai tanda permintaan maaf karena kemarin gue kabur bikin lo mikir macem-macem."

"Ngga, Ric. Ngga ap—"

Ucapan Sunwoo terpotong karena Supir taksi itu memotong ucapannya.

"Udah gratis aja karena hari ini ulang tahun saya, hehe."

✾ˎˊ˗ ────────── ❜❜


Sudah cukup dirinya dibuat malu didepan Sunwoo— dan supir taksi.
Eric berjalan menuju kantin dengan kepala tertunduk dan kupluk hoodie menutup setengah dari wajahnya.

"Juyeonnn, ayo temenin aku ke perpustakaan!"

"Hah..." Eric menghembus nafasnya pasrah karena ia tahu betul siapa pemilik suara tersebut.

To Be continue —

Udah liat belum??? lucu banget, terus Sunwoo ya tuhan kocak banget gak kuat liatnya ㅠㅠ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udah liat belum??? lucu banget, terus Sunwoo ya tuhan kocak banget gak kuat liatnya ㅠㅠ

Boyfriend For Rent ✷ SunRic Where stories live. Discover now