S A T U

27 8 17
                                    

Hai...
Di sini aku bawa cerita baru lagi, Semoga bisa jatuh cinta ya sama tokohnya, sama authornya juga boleh:v

⚠️ WARNING!! ⚠️

CERITA INI HANYA FIKSI, TIDAK BERMAKSUD MENYINGUNG SIAPAPUN. SEKEDAR HIBURAN, AMBIL SISI POSITIFNYA YA KAWAN. JADILAH PEMBACA YANG BIJAK.

⚠️ Jangan lupa follow akun author ya cantik dan ganteng!⚠️

So, Selamat membaca:)

✨✨✨

"Gua suka sama, Lo!" ungkap Rara lantang, membuat Revan tertegun.

Cowok itu menghela napas pelan, lagi dan lagi kalimat itu yang ia dengar dari gadis ini.
"Gua udah punya pacar, Ra."

"Ya terus?" respon Rara, sangat santai. Seolah status yang di sandang Revan bukanlah sebuah masalah besar.

"Gue gak bisa."

Gadis dengan rambut di kucir satu itu tersenyum samar, ini sudah ke sepuluh kalinya ia menerima penolakan dari Revan.

Rara menyenderkan punggungnya di dinding, ia menatap lurus mata Revan. Tak lupa senyum manisnya tak pernah luntur dari wajah gadis itu.

"Jadi hari ini gue di tolak lagi?" gumam gadis itu, namun masih dapat terdengar oleh telinga Revan.

"Okeh, besok gue coba lagi. Stok cinta gue buat lo masih banyak kok," ujar gadis gila itu dengan percaya diri.

"Lo gak boleh suka sama gua, gua udah punya Syahla."

Rara mencebikan bibirnya, memainkan kuku-kuku pendeknya, "Gua mau kok, jadi yang kedua," tutur gadis itu, gila.

"Gila, Lo!"

"Mybe."

Rara mendekat, memegang bahu kanan Revan dengan raut wajah sok serius, "Inget Van, sebelum janur kuning melengkung, masih ada waktu buat menikung," setelah menyelesaikan kalimatnya, barulah gadis itu melenggang dari hadapan Revan.

*****

Rara mendaratkan pantatnya diatas bangku dengan kasar, gadis itu merasa sedikit kesal dengan jawaban Revan tadi. Siapa yang tidak kesal coba? Di tolak gebetan untuk kesepuluh kalinya? Untungnya gadis itu memiliki mental yang kuat.

"Eh buset, itu muka pagi-pagi kusut bener!" celetuk Farrel, sahabat Rara.

"Lu kenapa Ra? Di tolak lagi?" Pertanyaan dari Amel mengundang atensi Rara.

Melihat air muka sahabatnya yang berubah, Amel tak bisa lagi menahan tawanya, "Lagian gue udah saranin buat move on, masih aja ngejar-ngejar pacar orang."

Farrel yang tadi tidak mengerti kini mulai paham kemana arah perbincangan kedua sahabatnya ini.

"Ohh jadi lu di tolak lagi, Ra? Kok lu yang di tolak gue yang malu ya?" ujar Farrel terkekeh.

Plak!

Farrel menggeliat saat merasakan panas yang menjalar di punggungnya. Badan Rara memang mungil, tapi tenanganya jangan diragukan.

"Gini banget punya temen!"

Amel yang duduk di samping Rara tiba-tiba merangkul pundak sahabatnya itu, "Gue punya kenalan cowok, Ra. Ganteng banget, mau gue kenalin gak?" usul Amel.

"Fuckboy gak, mel? Kalo fuckboy mah skip aja!" sahut Farrel.

"Enggak kok, tenang aja. Gimana, Ra?"

Gelenggan dari Rara membuat Amel dan Farrel kompak menghela napas.

"Gue maunya Revan, jadi yang kedua juga gakpapa."

Farrel menjitak kepala Rara, menyadarkan gadis itu dari pikiran anehnya, "Sadar woii, pacar orang itu."

Rara tersenyum smirk, "Pacar orang pacar kita juga, kita kan orang!"

Baru saja ingin kembali membuka suaranya, niat itu terpaksa Farrel urungkan saat Pak Bimo sudah memasuki kelas dengan penggaris panjangnya. Pertanda kelas akan segera di mulai.

[To be continue]


Gimana ni bab satunya?
A

da yang sependapat sama Rara?

Jangan lupa tap bintang di pojok kiri yaa...
Kritik dan saran juga sangat di butuhkan untuk membangun cerita ini.

See you next capt👋

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Nov 02, 2020 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

To-Get HimTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon