Chapter 30 [END]

15.4K 1.5K 73
                                    






Hari yang menyenangkan bagi dua anak adam itu. Senyum tak luntur dari wajah keduanya, dada Jaemin serasa lega. Ditatapnya genggaman tangannya dengan Renjun, akhirnya dia bisa mendekap pemuda ini tanpa rasa penyesalan lagi.

Berbeda dengan Jaemin yang merasa lega, Renjun malah merasa resah. Entah apa yang akan terjadi, dadanya terasa sesak tanpa sebab. Pikiran kehilangan Jaemin muncul dikepalanya dan seketika rasa sesak itu kembali muncul. Renjun menggeleng.

Tidak! Jaemin tidak akan meninggalkannya, kalaupun Jaemin pergi maka ia akan menarik paksa pemuda itu kembali ke sisinya.

"Apa kau tidak lapar?" Tanya Jaemin, Renjun mengangguk kecil dengan bibir mengerucut.

"Aku ingin hotpot." Kata Renjun, Jaemin terkekeh kecil lalu mengangguk.

"Baiklah."

Cup

"Kau tau aku mencintaimu 'kan, Na Jaemin." Kata Renjun, lalu menggandeng tangan Jaemin yang mematung saat bibirnya dikecup oleh sang submisif. Haah, tipikal Renjun sekali.

~

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Renjun dan Jaemin sampai diparkiran apartemen mereka.

Yah mereka berbicara banyak hal, terutama apartemen Renjun yang terletak disamping apartemen Jaemin; fakta itu membuat si tampan menganga kaget sedangkan Renjun hanya terkekeh kecil.

"Hari ini melelahkan tapi menyenangkan..." kata Renjun, meregangkan tubuhnya sesaat setelah dia turun dari mobil.

Jaemin yang mendengarnya hanya tersenyum. Keduanya hendak berjalan menuju lift, tapi langkah mereka terhenti saat lampu mobil yang menyilaukan menutupi pandangan mereka.

Renjun dan Jaemin mengernyit, kira-kira mobil yang menyinari mereka ada empat dan semuanya diberbeda tempat, mengepung Kedua anak adam itu.

Jaemin dan Renjun langsung merasa was-was dan detik berikutnya salah satu dari mobil itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata menuju mereka, lebih tepatnya kearah Renjun.

Mata Jaemin membulat, langsung menarik Renjun menuju kearahnya untuk menghindari mobil itu. Berhasil.

Tapi tak lama saat mobil yang lain dengan cepat melaju kearah mereka, kali ini bukan hanya Renjun targetnya.

Tubuh keduanya membeku, cahaya lampu dari mobil menutupi pandangan mereka.

"Inikah akhirnya?"

*___*

Gadis itu menatap lelaki berpunggung sempit yang sedang berjalan tak jauh darinya dengan pandangan tajam. Detik berikutnya, si lelaki memekik ketika rambutnya dijambak.

"NINGNING SIALAN!"

Si pemilik nama tertawa jahat mendengar teriakan membahana sang teman yang telah menjadi tetangganya lima tahun yang lalu.

"Ini akibat membuang kue cokelat yang sudah susah-susah sahabatku buat untukmu." Kata Ningning, lalu melepas cengkramannya.

Si lelaki mendengus, mengusap kepalanya yang mungkin kehilangan beberapa helai rambutnya, "Aku hanya tak mau Shuhua berharap banyak padaku." Katanya,

Kali ini Ningning yang mendengus, "Tapi jangan membuangnya juga, bodoh!"

Aksi jambak-jambakan itu pun dimulai kembali, tapi kali ini si lelaki juga balas menarik rambut Ningning.

Disisi lain, pemuda bersurai putih memijit kepalanya pusing. Mimpinya tadi benar-benar aneh tapi dia melupakan apa yang dia impikan. Haaah, selalu begitu.

"Ada apa? Kepalamu lepas dari tempatnya?" Tanya sang sahabat dengan nada bercanda, si putih mendengus.

"Berhenti bercanda, Nojam. Bukankah kau akan kembali ke Korea?"

"Aku akan kembali besok, kau sepertinya tak menerimaku disini."

Si putih memutar bola matanya malas, "Tentu saja! Aku sudah muak melihat wajahmu, pergilah dan jagalah Haechan atau seseorang akan membawanya kabur."

"Haechan akan selalu bersamaku, kesalahan yang sama membuat kami bersatu." Kata sang sahabat,

"Yah, karena kesalahan itu juga kami bersama dan kau..." sahabatnya menunjuknya tepat diwajah,

"Mungkin bisa bersamanya... Aku salah, benang itu tidak putus hanya terlepas sementara." Sambungnya, lalu pergi meninggalkan si putih dengan tanda tanya besar dikepalanya.

-*-*-

Setiap manusia akan mendapatkan kesempatan kedua ketika melakukan kesalahan, bahkan para pendosa.

Tapi, Kesalahan adalah salah satu bagian dari manusia. Kurasa, kesempatan kedua tak akan cukup. Iya kan?

▪The End▪

Aku tahu mungkin ending-nya nggak sesuai ekspektasi kalian-- atau mungkin ada yang mikir bakal gini endingnya.

Aku emang nggak jago banget bikin ending:(

Menurutku, cerita ini asiknya dipertama doang... semakin lama makin nge-bosenin. Ada yang setuju? Kita satu server.

Untuk sequel, bonus chapt, dll... masih aku pikirin, takutnya kebablasan dan ceritanya terus berlanjut.

Sekiaan~

Regards,
Dann

Publish: 04 November 2020
Republish: 27 April 2021

Second ChanceWhere stories live. Discover now