Complete

14.3K 1.6K 142
                                    

_________________
Bold = Chinesse
_________________

Jaemin memandang pemandangan Canada di malam hari dari balkon kamar hotelnya, pernikahan Jeno dan Donghyuck akan dilaksanakan lusa. Cocktail ditangannya, lelaki itu menghembuskan nafasnya.

Jika seperti ini, hatinya benar-benar akan terasa sangat kosong berbeda jika dia sedang bekerja yang mungkin dapat menghilangkan rasa kosong itu.

Ponselnya berdering, nama 'bedebah Lee' tertulis dilayar Handphone-nya. Jaemin mengangkat panggilan itu dengan malas.

"Ayo temani aku dan Hyuck..." Ucap lelaki diseberang.

"Tidak mau."

Jeno mendesis, "Ayo ikut! Daripada kau hanya diam dikamar hotelmu."

"Memangnya mau kemana?"

"Bandara... menjemput salah satu kolega-ku."

~

"Paman, apa mereka benar-benar akan menjemput kita? Ini sudah lima menit berlalu." Keluh Renjun, kakinya sudah lelah berdiri didepan pintu masuk bandara dengan koper ditangannya.

Berbeda dengan Baixian yang hanya tersenyum manis, "Tunggu sebentar lagi dan mereka akan sampai... kenapa kau tak sabaran sekali sih."

Renjun memutar bola matanya malas, "Kalau seperti ini aku ke hotel naik taksi saja." Katanya, Baekhyun menatapnya.

"Apa kau yakin? Tidak akan tersesat kan?"

"Aku sudah hampir dua puluh lima kalau paman lupa." Katanya, menghentikan sebuah taksi yang lewat lalu pergi meninggalkan sang paman tanpa bisa dicegah.

Semenit Renjun pergi bersama taksi, Jeno, Haechan serta Jaemin sampai dan menjemput Baixian. Tapi kening kedua lelaki Lee itu mengernyit saat tak menemukan orang yang mereka tunggu.

Mengerti tatapan dua lelaki itu, Baixian menghembuskan nafasnya, "Renjun pergi terlebih dahulu naik taksi." Katanya pada Jeno dan Haechan mengakibatkan dua lelaki itu menghembuskan nafas pasrah.

Jaemin? Dia hanya mengernyit bingung. Nama Renjun terasa familiar.

"Yasudah, Paman Baixian ayo kita ke hotel." Ajak Haechan. Lalu keempatnya pergi dari situ.

~

Rnjun mengerjap pelan, terbangun dari tidurnya saat merasakan perutnya keroncongan. Sesampainya dia di hotel, dia langsung tertidur tanpa sempat mengganti pakaian.

Kamar Baixian terletak disamping kamarnya, dia bertanya pada resepsionis tadi saat menanyakan kamar untuknya. Dia akhirnya memilih untuk membersihkan diri lalu mencari makan malam.

"Renjun? Ayo kita makan malam dibawah." Ajak Baixian, Renjun hanya mengangguk saja lalu mengikuti langkah sang paman.

Baixian membawa Renjun untuk duduk bersama Jeno dan Haechan yang tersenyum melihat kedatangan keduanya. Apalagi Haechan, senyumannya sungguh lebar.

"Halo, Renjun-ssi." Haechan terlebih dahulu menyapa, Renjun mengangguk kecil lalu balas tersenyum.

"Eum, Halo juga..."

"Lee Haechan."

Renjun ber-oh-ria, matanya kini menatap Jeno yang tersenyum, "Aku Lee Jeno, tunangan Haechan."

"Ah, kalian yang akan menikah?" Tanya Renjun, Jeno dan Haechan mengangguk.

Hening kemudian, Renjun yang tak ingin bicara sedangkan Jeno dan Donghyuck bingung ingin membicarakan apa. Baixian? Dia sudah fokus dengan makanannya.

"Maaf, aku terlambat..." seseorang lelaki bersurai putih datang dan duduk disamping Jeno.

Deg

Mata keduanya bertemu dan jantung itu berdebar menyenangkan. Renjun terlebih dahulu memalingkan wajahnya, memiih untuk fokus pada makanan dan mengabaikan lelaki yang baru saja datang tadi.

"Huang Renjun 'kan?"

Kepala Renjun terangkat saat suara berat itu menyebut namanya, tatapan mata lelaki bersurai itu terlihat sendu. Kening Renjun mengernyit bingung, dia tak mengenal lelaki ini namun terasa familiar.

"Senang bertemu denganmu, Aku Na Jaemin." Katanya tersenyum, melihat itu, Renjun juga ikut tersenyum.

Tes

"Senang bertemu denganmu juga, Jaemin-ssi." Balasnya, tak menyadari salah satu air matanya menetes membasahi pipi.

Mereka berdua hanya akhirnya merasa lengkap ketika melihat satu sama lain.

__________________
                                    Finn~
__________________


Kimi no namae wa......

Sekali lagi Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah membaca cerita ini, vote, comment bahkan yang menyimaq...

See u when i see u~

Publish: 05 November 2020
Republish: 27 April 2021

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang