VI. Who and Why?

823 126 8
                                    

Sejak tadi konsentrasi nya benar-benar terpecah, dia sama sekali tak bisa fokus pada pekerjaannya. Ingatan tentang bagaimana Sooyoung mengatakan kata yang bahkan belum pernah diucapkan padanya, benar-benar mengganggu.

Banyak pertanyaan yang terus berputar di kepalanya.

Tentang siapa orang yang berbicara dengan istrinya di telpon.

Dan mengapa Sooyoung melakukannya?

Merasa terhianati?

Entahlah, tapi hatinya benar-benar sakit saat ini. Taehyung tahu bahwa disini hanya dirinyalah yang tertarik pada Sooyoung. Taehyung juga tahu bahwa sejak awal Sooyoung tak pernah menerima pernikahan mereka.

Bagaimanapun juga Taehyung adalah suami sah Sooyoung. Hal wajar bukan jika Taehyung merasa sakit hati. Ya, mungkin wajar.

"Ahjussi?"

"Hei, ahjussi!"

"kamjagya! Arghhh-" Taehyung menghela nafasnya. Toples berisi almond ditangannya berserakan. Merasa benar-benar bodoh karena tak menghiraukan pelanggan yang sejak tadi sudah menunggunya. "Maaf, tadi saya-"

"Kau baik-baik saja ahjussi? Sepertinya kau sedang tidak sehat." Tanya nya. Entah sejak kapan gadis itu sudah berpindah posisi berada disamping Taehyung dan membantunya membersihkan almond yang berceceran di lantai.

Taehyung hanya menggaruk tengkuknya canggung, Taehyung sehat-sehat saja, dia hanya memang sedang tidak bisa konsentrasi saja pada pekerjaannya.

Laki-laki itu tersenyum ringan kepada gadis yang sudah setengah jam memanggil namanya hendak memesan. Gadis dengan balutan mantel hangat berwarna abu-abu, serta rambut hitam legam yang terurai.

"Ah- tidak apa, k-kau ingin pesan apa?" Tanya Taehyung. Setelah semuanya beres.

"Mmm... Sebenarnya aku tak ingin pesan." Laki-laki itu mengernyitkan keningnya.

Tidak mau pesan? Lantas Untuk apa datang? Tak mungkin bukan jika gadis cantik ini ingin meminta sumbangan seperti yang sudah-sudah, terlebih Jimin sudah membuat plang besar bertuliskan 'dilarang meminta sumbangan' di depan kedainya.

"Aku kesini untuk menemui mu, Ahjussi!" Ujarnya sembari tersenyum lebar.

"Aku? Mengapa aku?"

"Entahlah, aku hanya merindukanmu ahjussi."

Jelas Taehyung tersentak kaget mendengar pernyataan yang baru saja dilayangkan oleh gadis yang di ketahui isiannya tak beda jauh dengan adiknya yang masih berkuliah di Daegu.

Taehyung masih terdiam dalam heningnya. Entah berlagak tak paham atau benar-benar tak paham.

Taehyung berdeham, "Maaf, tapi tidak seharusnya kau merindukan orang yang tidak kau kenal, terlebih orang itu sudah memiliki istri." Jelasnya.

Sementara gadis cantik itu malah tertawa, entah mentertawakan apa. Tapi semakin membuat Taehyung menarik keningnya. Benar-benar bingung dan aneh menurutnya.

Sebenarnya siapa dan apa yang gadis ini mau?

"Omo omo, Hahaha kau tidak menganggap serius ucapan ku kan, ahjussi?" Gadis itu tertawa kembali. "Aku hanya bergurau."

Sekarang berganti Taehyung yang tertawa kikuk. Astaga Taehyung apa yang kau lakukan? Apa kau baru saja mempermalukan dirimu di depan gadis itu?

Sadarlah Taehyung,

Sooyoung memang membuat pikiran kacau sepenuhnya.

"Kalau begitu aku pesan Mocha Latte saja sebagai permintaan maaf karena telah membuat mu bingung. Tolong antar ke meja ku, ya ahjussi!" Ucapnya disia-sia kekehan nya yang masih terdengar.

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang