Dia yang tidak bisa aku gapai

169 5 0
                                    

...

Ada banyak yang tidak bisa aku gapai, dan dia adalah salah satu bagian dari itu.

Beberapa bulan yang lalu, aku bertemu seorang wanita. Di hari pertama bertemu dengannya, dia tampak gugup begitu juga denganku. Aku ingat pertama kali dia menghampiriku dan memperkenalkan dirinya. Senyumnya yang manis masih terbayang jelas dibenakku.

Hari-hari berikutnya kita menjadi lebih dekat, kita selalu berbicara dan berpergian bersama. Aku selalu merasa mungkin seperti inilah ketika aku mempunyai hidup normal. Kita mempunyai banyak cerita setelahnya. Kita yang diam-diam digosipkan berpacaran, atau digosipkan sepasang mantan yang sedang CLBK. Kita tak pernah menganggap gosip itu, karena baik aku dan dia mempunyai satu kesamaan: tidak peduli dengan orang lain.

Aku dan dia semakin dekat, kita tertawa bersama. Makan bersama, pergi bersama, saling bertukar pesan, dan sesekali menelpon hanya untuk sekedar membahas sesuatu yang tidak penting.

Mungkin disaat itulah, aku benar-benar merasa hidup. Disaat itu dunia mulai berubah dipandanganku, dan entah kenapa aku berharap aku bisa terus bersamanya. Dan lambat-laun tanpa aku sadari, aku mempunyai perasaan untuknya.

Setelah sekian lama kita dekat. Sudah waktunya dia kembali, sebelum berpisah aku sempat bertanya pada diriku sendiri, apakah perasaan ini aku abaikan atau utarakan?

Aku ingin bersamanya, bahkan sekalipun dia menganggapku sebagai teman. Aku hanya ingin berada di sisinya. Jika aku mengungkapkan perasaan ini, dan dia tidak mempunyai perasaan yang sama, bukankah itu artinya aku akan jauh darinya?

Aku tak bisa memilih salah satu dari pilihan itu.

Selepas dia pergi, aku tak pernah merasa dunia akan sesepi ini. Sebagai seorang penyendiri, aku terbiasa sendiri dan sepi, tapi sungguh, kepergian dirinya membuatku sekali lagi merasakan kesepian.

Tawanya digantikan dengan suasana yang hening, kursi yang dia duduki digantikan oleh sang angin, suaranya yang lantang dan memenuhi ruangan digantikan oleh banyaknya orang-orang berlalu lalang.

Ah, sekali lagi, dunia terasa abu-abu bagiku.

Dunia yang abu-abu itu akan kembali berwarna jika aku melihat dirinya, atau mendengar suaranya. Dia menghidupkan aku kembali, dia membuatku tertawa lagi, dan membuatku merasakan kehidupan lagi.

Sebuah tekad pun muncul. Aku menyukainya. Dan perasaan itu tak akan bisa aku simpan. Aku ingin mengatakannya secara langsung, namun aku urungkan mengingat betapa sibuknya dirinya saat ini.

Jadi aku mengiriminya sebuah pesan. Sebuah pesan dimana aku menulis dengan singkat: Aku suka kamu. Dan aku berharap setelah aku mengungkapkan perasaan itu, hubungan kita jangan pernah berubah.

Dihari itu, waktu berjalan begitu lambat. Aku menutup sementara ponselku, dan aku berharap bahwa dia akan membalas pesan itu dan membalas perasaanku.

Dan yep! Dia membalas pesanku, tapi aku tetap saja was-was untuk membukanya, karena aku tak pernah siap untuk mendapatkan balasannya.

Karena aku sudah mengetahui jawabannya!

Dan yep! Aku 50% benar dan 50% salah.

Dia membalas pesanku dan mengatakan bahwa dia telah mengetahui itu. Dan dia mengatakan bahwa dia juga mempunyai perasaan yang sama, tapi sayangnya dia merasa bahwa kita berdua tidak akan bisa menyatu. Dia merasa bahwa, dia tidak bisa mengikat sebuah komitmen denganku. Dia merasa bahwa aku tak pantas untukku.

Apakah aku harus sedih? Apakah aku harus bahagia?

Entahlah, perasaanku berkecamuk di hari itu juga. Aku tak pernah merasa seasing ini, apakah aku patah hati?

Ahhhhh, disaat itu juga aku sadar kalau dunia ini lagi-lagi tidak berpihak padaku.

Dia menyukaiku dan aku menyukainya tapi sebuah perasaan itu pun tak cukup untuk bisa menyatukan kita. Keadaan dan banyak pertimbangan membuat kita berdua saling berbenturan.

Dia tidak bisa menunggu dan aku tidak bisa memberikan kepastian.

Ah dia memang wanita yang tidak bisa aku gapai..

Dia wanita yang 180° berbeda dariku. Dia mempunyai energi positif disekelilingnya, mempunyai banyak teman dan keluarga yang bahagia. Dia ramah dan baik. Dan dia jauh berbeda dariku yang suram ini.

Harusnya aku tak pernah jatuh cinta pada

Dia yang tidak bisa aku gapai.

...

MonologWhere stories live. Discover now