Cowok Berjaket Denim

44 16 25
                                    

Seorang cowok dengan pakaian kasual, kaos hitam dengan ditutupi jaket denim, serta bawahan celana jins hitam, sedang berdiri dengan sebuah plastik belanjaan. Entah apa isi dari plastik tersebut. Yang jelas, si cowok sedang merokok dengan mata sesekali melirik sebuah motor ninja merah yang terpakir didekatnya.

Dirasa suasana yang sudah sepi, si cowok itu mengeluarkan isi dari kantong plastiknya. Terdapat dua buah pilox dengan warna putih dan emas. Entah apa yant akan dilakukan oleh cowok itu dengan kedua piloxnya. Berjalan mendekati motor merah berada. Setelah sampai si cowok berjaket denim segera mengocok piloxnya kemudian menyemprot asal ke arah motor merah, membuat pola yang abstrak. Kadang juga menuliskan kata-kata yang tak senonoh. Ditengah kegiatannya, seseorang menepuk pundaknya dengan keras.

Puk!

"Cogan, lagi ngapain?"

Seketika si cowok berjaket denim segera membalikkan tubuhnya. Dia shock ketika aksinya diketahui oleh orang lain. Apalagi yang memergokinya adalah seorang cewek.

"Lo ngapain disini? Pergi sana," usir si cowok kemudian membalikkan tubuhnya, melanjutkan aksinya yang tertunda.

Si cewek memiringkan kepalanya, dia tak mengerti dengan jalan pikiran si cowok. Si cewek berpikir, kenapa menggambar dimotor? Kenapa tidak menggambar dibuku gambar saja? Kalau memang kurang besar kan, bisa menggambar di tembok, yang jauh lebih besar daripada sebuah motor.

Si cewek dengan pakaian dres selutut berwarna baby blue itu, berjalan mendekati motor. Berdiri disamping si cowok.

"Nika boleh ikut gambar nggak? Sepertinya seru gambar dimotor. Nika ikutan ya? Yayayaya?" sahut si cewek yang ternyata bernama Nika.

Si cowok menepuk jidatnya, tak mengerti dengan jalan pikiran cewek disampingnya. "Eh bocil, gue nggak gambar ya. Pergi aja sono, ganggu aja lo."

'Eh bentar. Jadi ini anak, nggak tahu maksud dari aksi gue? Hemm boleh gue jadiin kambing hitam nih'--batin si cowok diakhiri senyum setannya.

"Ehm, lo boleh ikutan gambar. Nih pake pilox yang ini aja." Si cowok menyerahkan sebuah pilox yang berwarna emas.

Nika girang, dengan cepat dia merampas piloxnya kemudian menyemprotnya ke arah motor merah. Ikut membuat pola-pola abstrak dijok motor. Si cowok berjaket denim tersenyum dengan kelakuan cewek disampingnya. Kemudian dia melanjutkan aksinya, ikut menyoret-nyoret motor merah.

Kegiatan mereka berlangsung hingga dua puluh menit. Motor merah iku kini berganti warna dengan warna putih bercampur emas. Mulai dari jok, kaca spedometer, spion, lampu kusen, plat motor, sampai kerantai-rantainya, mereka warnai juga. Dengan perasaan senang, si cowok melempar botol piloxnya secara asal. Kemudian menepuk-nepuk kedua tangannya dengan perasaan bahagia.

"Mampus lo," lirih si cowok ke arah motor. Nika yang sedang melihat botol pilox yang tadi dilempar asal oleh cowok itu, kini menghadapkan wajahnya ke arah si cowok.

"Siapa yang mampus? Nika?" tanya Nika heran sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan elo. Tapi yang punya ini motor. Dah, gue pergi. Kapan-kapan gue ajak gambar di motor lagi!" seru si cowok sembari berlari pergi menjauhi Nika yang masih berdiri mematung dengan tangan yang masih memegang sebotol pilox.

"Eeh tunggu. Kita kan belom kenalan. Hey!" Nika berteriak memanggil si cowok, tapi tubuh si cowok sudah menghilang.

Seketika raut baby face milik cewek itu berubah masam. Dia menghentak-hentakkan kedua kakinya ke jalanan sembari mulutnya menggerutu tak jelas . Kemudian pandangan jatuh ke arah pilox yang tergeletak begitu saja. Cewek itu segera memungut botol pilox itu dan akan membuangnya disebuah tempat sampah.

Good Liar Boy VS Bad Liar GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang