01 Menjadi Baby Sitter?

14.9K 722 11
                                    

Selamat datang di cerita saya, jangan lupa tinggalkan jejak votenya.

Jika kalian baca dan tidak memberikkan vote, nggak usah di baca :)

Happy Reading <3

01. Menjadi Baby Sitter?

Ayla Winarta, gadis berusia tujuh belas tahun itu baru membeli bunga di dekat pemakaman umum, langkah kaki membawanya terus memasuki area pemakaman.

Sudut bibirnya tertarik ke atas saat melihat batu nisan dengan bertuliskan nama seseorang berharga dalam hidupnya, Ayla semakin mempercepat langkah kakinya untuk menghampirinya.

"Assalamualaikum, Yah."

Tidak ada jawaban, hanya suara semilir angin yang berhembus menerpa tubuhnya yang sedikit kurus. Ayla berjongkok tepat di samping makam bertuliskan.

Gibran Winarta
Lahir 15 Febuari 1961
Wafat 10 Febuari 1996

Ayla mengusap batu nisan itu perlahan, Ayla sedikit mendongakkan kepalanya saat merasakan panas di matanya. Ayla menatap hamparan langit luas yang berwarna biru cerah yang tertutupi dengan hamparan awan putih di sana.

Beberapa daun kering di ranting pohon berguguran di ikuti dengan derap angin yang berhembus semakin kencang, Ayla mengutipi daun-daun kering di atas tanah pemakaman Ayahnya.

"Ayah, Ayla kangen banget sama Ayah."

"Ayah tahu, tadi Ayla coba untuk cari pekerjaan lagi." ungkap Ayla dengan antusias, "Ayah, doain Ayla terus ya. Doain Ibu juga, Farrel sama Fina juga."

Ayla mengusap pipinya dengan punggung tanganya, "Ayla nggak tahu, Yah."

"Ayla tadi cari lowongan," ucap Ayla dia membuka tas sling bagnya untuk mengeluarkan selembaran untuk lowongan pekerjaan.

"Kerja jadi Baby Sitter Yah, gaji sih besar Yah. Tapi-" ucapnya mengantung.

"Ayla kurang yakin, Yah. Ayla takut nanti nggak cocok apalagi kalau Ayla harus tinggal di sana, kan Ayah pernah bilang ke Ayla untuk jangan pernah ninggalin Ibu, Nenek sama adik. Terus Ayla harus gimana?"

Sekali lagi tidak ada jawaban dari atas pertanyaanya, sebagian orang yang mengunjungi pemakaman ini menatap ke arah Ayla yang masih terus berdiam diri di sana. Beberapa kali terdengar suara tangisan dan pertanyaan-pertanyaan Ayla. Sebagian dari mereka memandang Ayla dengan prihatin dan sebagian ada yang menganggapnya 'gila.'

Ayla kembali menatap hamparan langit biru yang tidak terlalu di tutupi dengan awan putih membuat sinar matahari terasa seperti menyengat kulit siapa pun yang berada di luar, Ayla melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganya.

"Sudah setengah satu," gumam Ayla, dia kembali menatap ukiran batu nisan yang mengukir nama Ayahnya. Ayla kembali menyentuh batu nisan, dan menaburkan bunga yang dia beli tadi.

Seusai menaburkan bunga Ayla memanjatkan doa untuk Ayahnya, "Yah, Ayla nggak bisa lama-lama di sini. Ayla pulang dulu ya? Assalamualaikum, Yah."

***

Ayla melangkah masuk ke rumahnya, tepat di depan rumah Amira dan Hana tengah menatapnya penuh selidik karena sedari tadi Ayla terus mengembangkan senyumnya.

"Kamu kenapa, Ay?"

Ayla mengehentikan langkahnya tepat di teras rumahnya, dia berdiri di antara Ibu dan Neneknya. Ayla merangkul pundak Amira dan Hana yang membuat keduanya semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa sih?"

"Ayla tadi ke tempat Ayah, Bu. Dia sana Ayla cerita ke Ayah kalau Ayla udah dapat kerja."

Ucapan Ayla membuat kedus wanita itu membulatkan kedua matanya dengan sempurna.

"Kerja apa?" tanya Hana, Nenek Ayla.

"Ada deh," Ayla langsung berlari masuk ke dalam rumahnya sebelum mendapatnya pertanyaan-pertanyaan baru lagi.

Amira dan Hana menggeleng melihat tubuh Ayla telah memasuki kamarnya dan menutupnya dengan rapat-rapat.

***

Ayla menghembuskan napasnya, dia berbaring di atas ranjang dengan posisi telentang, membuatnya menatap ke arah langit-langit kamar yang berwarna putih polos.

Tok...tok

Ayla mengubah posisinya menjadi duduk bersilah karena ketukan dari arah luar, saat pintu terbuka dia melihat adik perempuannya baru kembali dari sekolahnya.

"Fina, ada apa?"

Anak berusia dua belas tahun itu melangkah mendekati sang kakak dan ikut duduk di atas ranjang sambil merebahkan tubuhnya.

"Eh?"

"Fina tidur di sini ya Kak?"

Ayla mengangguk memaklumi, "Iya tapi jangaj ngompol ya," peringat Ayla membuat Fina tiba-tiba bangun dari posisi tidurannya.

Fina menatap horor ke arah Ayla dan menyerang tubuh Ayla dengan bantal.

"Ihhh Kak!"

"Aku udah nggak ngompol lagi ya!"

"Masa sih? Kaka nggak percaya," ucap Ayla sengaja, dia ingin melihat wajah adiknya yang akan marah dengannya. Pasti sangat lucu, pikir Ayla.

Ayla mendadak merasa panik saat melihat wajah Fina yang memerah, dia menduga-duga pasti Fina akan menangis dan memanggil Ibunya. Ayla mulai menghitung mundur dalam hati, dan tepat di hitungan ketiga dugaan Ayla terjadi.

"Ibuuuuu!"

Ayla langsung membekap mulut Fina saat pintu kamarnya di buka.

"Fina kenapa?"

TBC

Note: Baca cerita selagi on going, setelah cerita ini tamat akan segera di hapus sebagian.

Childish Boy (New Version) [SELESAI]Where stories live. Discover now