[13]

24.4K 3K 1.1K
                                    

Hai?

Apa yg Mark dapati sepulangnya dari apartement Arin? Tidak ada.

Ya, tidak ada kepastian, seperti tidak ada tujuan, dan terakhir, tidak ada Haechan.

Benar, alpha itu saat ini tengah duduk termenung di sofa ruang tamu apartemen yang ditinggali olehnya dan Haechan. Setelah mengetahui fakta bahwa kekasihnya, orang yang sangat ia cintai dan perjuangkan hingga rela mengorbankan orang lain, ternyata justru berkhianat padanya, mengingkari janji mereka untuk tetap bersama. Mungkin benar kata Jaemin dulu, Mark jadi merasa bodoh. selama ini ia hanya terfokus pada dirinya dan kebahagiaannya tanpa mau memikirkan kemungkinan terburuknya. Ia seolah menutup mata bahwa Arin adalah seorang omega, yang mana artinya wanita itu tidak akan mampu bertahan tanpa matenya. Mark merasa hampa, kosong dan butuh seseorang di sisinya. Kenyataan pahit yang ia terima seperti menampar telak pada dirinya dan mengingatkan seberapa brengseknya ia. Apa ini yang dirasakan Haechan saat ia ebih memilih orang lain? seberapa sakitnya omega itu harus bertahan ketika alphanya bermain dengan orang lain diluar sana. Seberapa kesalnya ia harus menanggung semua hal yang tidak pernah anak itu harapkan sebelumnya, tersiksa diatas kebahagiaan orang lain, kebahagiaan matenya, mate yang tidak pernah melihat kearahnya. Mark semakin diliputi rasa bersalah. Niat hati ingin pulang dan menemui omega itu, namun yang ia dapatkan justru hanya tempat yang kosong dan gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. sejenak ia merutuki betapa bodoh dirinya, bahkan ia lupa telah meninggalkan anak itu di rumah keluarganya tanpa pamit dan penjelasan. Dikiranya jika Haechan masih disana, Mark segera menghubungi mommynya untuk bertanya, namun wanita itu memberitahu bahwa Haechan telah pulang tak lama setelah Mark memutuskan untuk pergi. Terdengar sekali nada ketus dari wanita yang berstatus ibunya itu. Ah iya, ia pasti merasa kesal dengan tindakan kurang sopan yang Mark lakukan. Tetapi bukan itu yang paling penting, jika memang Haechan telah kembali.. lalu kemana dia? Tidak mungkin kan omega itu tidak tahu arah jalan pulang dan tersesat? mengingat Haechan adalah anak yang cerdas dan sering keluar rasanya kecil kemungkinan hal itu terjadi.

Melirik jam yang tertera pada ponselnya, Mark menghembuskan nafas lelah dan mengusap wajahnya kasar "Dimana kau haechan..." monolog alpha itu, kembali meraih ponsel yang ia letakkan diatas meja dan mencari kontak orang yang tengah ia pikirkan. Ia mendial nomor itu dan terdengarlah suara nada sambung dari sana "Please comeback, I need you"

"Answer me, Lee" geramnya putus asa setelah percobaan kesekian kalinya tidak membuahkan hasil, Haechan tidak kunjung menjawab panggilannya.

"Aish bodoh! kau bodoh Mark. Tidak berguna" Ujarnya final, melempar benda persegi itu dengan cukup kencang.

⊙⊙⊙⊙

"Masih tidak mau bicara?" Renjun memandang sahabatnya yang masih bergelung di selimut itu dengan jengah. Sejak dihubungi oleh Jaemin tadi pagi, ia langsung melesat ke apartement sahabatnya itu setelah menyelesaikan jadwal kuliahnya hari ini. Jika Jaemin hanya menunggu Haechan untuk bercerita lebih dahulu, maka lain halnya dengan Renjun. Ia akan bertanya dan terkesan memaksa Haechan untuk terbuka alih-alih memendamnya sendiri. Renjun ingin sahabatnya itu berbagi pada mereka, ia ingin Haechan sadar bahwa di lingkungan cukup kejam anak itu, masih ada mereka berdua--sahabatnya yang selalu siap untuknya.

"Apalagi yang dilakukan si brengsek padamu, hah? tidakkah dia sadar bahwa ia terus-terusan menyakitimu? bahagia diatas penderitaan orang lain, huh? Bajingan brengsek! tidak seharusnya kau mendapati orang seperti itu sebagai mate mu"

"Njun... Sudah---"

"Tidak Na! Aku tidak mengerti dengan tingkah Haechan yang mengapa justru pasrah saja ketika merasa terancam dan tersakiti. Habis diapakan kau oleh Mark Lee? Ini jelas-jelas bukan dirimu sekali Lee Haechan!"

Oh, Mate ! [ Markhyuck ]Where stories live. Discover now