•epilog

11.1K 1.3K 338
                                    













Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.











Visualisasi Tokoh

Visualisasi Tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari Dikta

○○○



Ini Dikta. Pacarnya Ian.

Yang sekarang sudah mandi. Sudah siap mau ke rumah Ian. Biasa, agenda wajib tiap malam minggu. Ngapel.

Saya gak tau kenapa saya bisa cinta begitu ke pacar saya. Kalau kata orang bijak mungkin takdir. Takdir yang bikin senang.

Saya itu belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Belum pernah merasa pingin dekat terus dengan seseorang. Belum pernah merasa gak senang kalau dia dengan orang lain. Lalu juga belum pernah mau. Mau dia jadi bagian dari hidup saya.

Ian adalah cinta pertama saya. Lalu harus jadi yang terakhir juga. Satu-satunya cinta milik Aditya Pradikta Gunawan. Pokoknya saya cuma mau ke Ian. Gak dengan yang lain.

Pertama kali saya ketemu Ian pas lagi tawuran. Ngelawan beberapa anak SMK bayangkari yang menurut informasi dari kawan saya memang sudah punya rencana buat nyerang. Jadi anak 61 sudah siap buat ngelawan.

Saya gak pernah lihat Ian ikut tawuran sebelumnya. Jadi hari itu adalah hari pertama saya melihat Ian.

Waktu itu saya terpesona, lihat Ian yang sedang mukulin lawannya. Lihat tubuh mungil yang lincah itu sedang habisin musuh pakai jurus taekwondo. Kelihatan seperti adegan dalam filem yang keren.

Wajah cantik milik Ian jadi kelihatan serius. Bibir mungilnya jadi sedikit cemberut. Sedangkan kedua alis matanya menukik tajam tanda sedang tidak suka. Tapi entah kenapa bagi saya wajah cantik itu jadi kelihatan lucu. Menggemaskan sekali. Jadi pingin saya pandangin terus setiap hari.

Lalu kemudian saya jadi kagum. Apalagi pas dengar teriakan dia yang ternyata hari itu sedang belain kawan yang ditusuk sama salah satu dari 61. Gak kenal takut dan bikin Ian jadi mirip superhero saja.

Saya jadi tahu kalau Ian itu selain cantik juga baik. Mau bela kawan dia yang sedang terluka. Pasti senang sekali kalau suatu saat saya bisa dekat dengan Ian juga.

Pas tatapan mata saya bertemu dengan mata cantiknya. Saat itu cuma satu hal yang saya rasa harus saya lakukan.

Ian harus jadi pacar saya.


tawuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang