44

8.4K 1.3K 1
                                    

"AKU SANGAT TAKUT, LEO!"

...

"Maaf," tutur Leo dengan kepala tertunduknya. "Aku tak bermaksud membuatmu begitu, aku hanya-"

"Sejak kapan?" Aku memotong bicara Leo, masih dengan sedikit isakan.

Leo mengangkat wajahnya, dia menatapku dengan wajah tanya.

"Sejak kapan kau dan Luke merencanakan itu? Siapa saja yang tahu akan rencana itu?"

Leo terdiam sesaat, setelah mendengar pertanyaanku.

"Saat kita melewati gerbang pembatas, disana aku tak sengaja mendengar pembicaraan para penjaga mengenai aula Istana Vampir. Pembicaraan itu mengarahkanku pada petunjuk yang ada di buku sahargaratta. Dengan resiko tinggi, aku dan Luke sepakat untuk membuat rencana itu. Karena sebelumnya, ratu memang sempat memintaku untuk menjadi pengikutnya dan menjanjikan semua yang kuinginkan. Tapi, sungguh, aku tak menduga jika Louise akan membawamu pergi, itu diluar rencana kami. Karena hanya aku dan Luke yang tahu akan rencana itu."

"Lalu, sekarang bagaimana?" tanyaku. Wajah sedihku kini sudah tergantikan oleh wajah datar.

Leo tersenyum tipis, tangannya terulur untuk mengusap pipiku. "Kau akan pulang."

Aku mengerutkan dahiku. "Apa maksudmu?"

"Kami telah berhasil menemukan batu merah." Leo merogoh kantongnya, kemudian memperlihatkan sebuah batu menyerupai kristal berwarna merah darah.

Aku menatap takjub batu itu, perasaan senang langsung menggerayangi hatiku. Sebuah senyum tipis ikut terbit dari bibirku.

"Aku ... akan pulang?"

"Ya, tapi ...."

Aku mengalihkan tatapanku, menatap Leo yang tampak ragu melanjutkan kalimatnya. "Kenapa? Apa ada masalah?"

Leo menggeleng. "Tidak, hanya saja, kau akan membuka gerbang itu di sini."

"Apa? Kenapa? Bukankah seharusnya di Menara Tinggi Kerajaan Vampir??" Aku menatap terkejut Leo.

"Tidak, untuk membuka gerbang antar dimensi hanya diperlukan ketujuh batu cahaya yang diletakkan di atas buku sahargaratta."

"Tunggu! Apa itu artinya ...."

"Ya, kau hanya perlu membuka gerbang antar dimensi-"

"Tapi kenapa?! Bukankah petualangan kalian selama ini untuk menyatukan ketujuh batu cahaya di atas Menara Tinggi Kerajaan Vampir?" tanyaku dengan suara meninggi.

Leo menggeleng. "Tidak, aku keliru."

"Apa maksudmu?" Aku menatap tajam Leo.

"Ratu merupakan pemilik kekuatan suci, yang berarti, semua kekuatan yang mengacaukan inti dunia Arsga merupakan kekuatan kesucian. Jadi, tak ada gunanya menyatukan ketujuh batu cahaya."

"Lalu bagaimana dengan para astram? Bukankah-"

"Tidak, mereka tidak ikut mengacaukan, mereka hanya membantu menjaga ratu."

"A-apa? Jadi ... usaha kita selama ini ...."

"Oleh karena itu, kau harus segera kembali. Karena hanya tinggal menunggu waktu, sang ratu akan menguasai dunia ini. Bukan hanya inti dunia, tapi seluruh dunia Arsga."

"Ta-tapi, bukankah ratu pemilik kekuatan suci? Bagaimana kekuatan suci justru menjadi penghancur?"

"Karena itu hanyalah nama."

"Maksud-"

"Maksudnya, kekuatan suci bukanlah kekuatan yang benar-benar suci, melainkan hanya nama semata," ujar seseorang yang tiba-tiba muncul, memotong bicaraku.

TERPILIH (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang