VIII. Persona

630 80 410
                                    

Mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuk berhitung, menghitung berapa banyak orang yang menggunakan topeng didalam menjalani skenario hidupnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuk berhitung, menghitung berapa banyak orang yang menggunakan topeng didalam menjalani skenario hidupnya. Atau kalian bisa saling mengira-ngira berapa banyak topeng yang mereka punya perorangnya untuk sekedar menutupi wajah asli yang mereka sembunyikan.

Terjebak dalam satu, ah bukan. Tapi berbagai macam permainan yang dilakonkan perorangan yang sedang mengisi jalan cerita di hidupnya saat inilah yang membuatnya harus cermat dalam menentukan kembali pilihan. Daripada harus kembali terjatuh dan terombang-ambing di dalam sebuah takdir yang seakan menertawakan hidupnya. Menyedihkan sekali rasanya.

Di pagi sedingin ini, pria bermarga Ryu masih meringkuk dibawah hangatnya selimut biru yang membalut tubuhnya, Min jae lah yang memberi selimut itu semalam. Dikala dia haus untuk pergi mengambil minum, tapi netra kembarnya melihat seorang pria yang menolongnya terlihat meringkuk dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

Mengenai perasaan anehnya yang mengganggunya tentang pria itu, dia segera mengusirnya dan kembali pada realita. Dia harus bersikap baik dengannya, walaupun nanti mungkin dia bisa saja menjadi seseorang yang dia benci. Seperti Jimin misalnya. Kita tidak tau kedepannya bukan?.

Min jae kembali kedalam kamarnya mengambil selimut yang sedari tadi dia kenakan, merelakannya untuk bisa membalut tubuh pria itu. Meminimalisir pergerakan agar tidak mengganggu tidurnya yang terlihat sudah nyaman dibawah selimut yang dia beri. Tapi langkahnya untuk kembali kearah dapur terhenti dikala rungunya mendengar suara serak milik pria yang sudah terlihat nyaman di balik selimut birunya.

"Aku akan selalu membuatmu jatuh kedalam pelukanku kembali, tidak peeduli siapapun yang akan menganggu langkahku. Aku mencintaimu"

Mungkin pria bernama Taehyung itu sedang dalam tahap jatuh cinta dengan gadis idamannya, Min jae hanya tersenyum mengedipkan bahunya dan berlalu dari ruangan itu. Mengambil segelas air penghilang dahaga di malam dingin dan melanjutkan tidurnya.

Taehyung mengerjapkan kedua netranya saat dia menerima sentuhan di bahunya, lebih kearah menggoyangkan secara paksa untuk dia segera terbangun. Matanya sedikit terbuka, mendapati presensi Seokjin yang sudah mengenakan setelan rapih, siap untuk pergi ke kantor. "Bangunlah pemalas" maki Seokjin dengan telak, kala mendapati Taehyung kembali meringkuk dan memejamkan matanya.

"Aku libur Hyung. Kau pergilah, nanti akan aku bereskan rumahmu sebagai imbalan aku membawa tamu" Taehyung mengeluarkan suara serak khas bangun tidur, matanya kembali terpejam tidak memperdulikan Seokjin yang sudah mengeluarkan tanduknya. Bukan, seokjin bukan iblis. Ini sebuah perumpamaan.

"Apa semalam kau habis bersenang-senang dengan wanitamu itu eoh? Sampai kalian selelah ini dan belum terbangun sesiang ini?" Seokjin kembali melayangkan sebuah pertanyaan sedangkan tangannya sibuk membetulkan dasinya.

Taehyung terkesiap, takut Seokjin tau apa yang dia lakukan semalam dengan gadis itu. Walaupun hanya sebuah sentuhan, tapi dimata hyungnya dia selalu menjadi adik yang terbaik. Dia tidak mau imagenya jelek. "Hyung, aku tidak melakukan apa-apa. Jangan mengarang bebas seperti itu"

DEV[k]ILL [M] ✔️Where stories live. Discover now