24. ❤️Requiem of Love part 2

1.1K 342 81
                                    

Elijah menatap kabut pekat yang membayang beberapa depa di hadapan sekoci kecil yang ia tumpangi. Sembilan bajak laut bertampang was-was duduk saling berhadap-hadapan. Masing-masing menilai seberapa besar kengerian rekannya yang lain terhadap misi yang sedang mereka jalani. Namun, sepasang netra mereka menyala, menandakan binar semangat bajak laut.

Berada dalam satu sekoci bersama Elijah, Kapten Tribal, Bagherra, dan Raja Fleur terdiam dalam ketegangan yang sama. Faeseafic terlampau tenang, seolah ada badai besar yang menanti di balik tirai kabut di hadapan mereka. Seluruh bajak laut pasti tahu dan dapat membaca pertanda alam itu.

Elijah mengembuskan napas panjang. Lorelie dan Bourbounaisse telah menghilang beberapa saat yang lalu, sementara sekoci mereka berputar untuk mengulur jarak. Pikiran peri laki-laki itu tertuju pada Lorelie. Berbagai asumsi berkecamuk di dalam otaknya. Sebagian besar adalah bayangan-bayangan buruk mengenai para siren yang barangkali akan mengeroyok si gadis duyung. Lorelie memang tak terpengaruh oleh nyanyian para siren, tetapi selain nyanyian, siren juga terkenal akan kebrutalannya dalam bertarung. Asumsi akan kebrutalan itu membuat kekhawatiran Elijah memuncak.

Kini dua sekoci yang mengambang di atas gelombang Faeseafic itu telah berbalik arah menuju kabut, menuju kematian yang mungkin kapan saja bisa merenggut mereka di dalam sana.

Kabut yang menyelubungi Phantom Enclave tak seperti kabut Hutan Larangan yang mengandung racun, tetapi kepekatannya yang berlapis membuat jarak pandang benar-benar terhalang. Meski demikian, Elijah tak gentar. Ia memang bukan bagian dari para bajak laut, tetapi ia adalah sesosok petarung. Terlebih, sebentar lagi ia akan mengetahui letak harta karun kerajaan Avery dan jika beruntung, ia juga barangkali akan menemukan senjata pusaka di sana. Senjata adalah hal yang paling ia butuhkan dalam waktu dekat.

Beberapa saat yang menenangkan pada lautan yang tenang berangsur-angsur terkikis. Dua sekoci itu perlahan memasuki kabut yang tipis. Tak ada apapun yang terlihat selain kabut tipis dan lautan yang ditutupinya. Elijah sampai harus mengerjap beberapa kali karena bola matanya yang terasa perih, demikian pula halnya dengan penumpang sekoci lainnya. Beberapa terlihat terbatuk sembari memegangi dada.

Semakin lama kabut semakin pekat. Jarak pandang semakin menipis. Pada satu titik, Elijah bahkan tidak dapat melihat pergelangan tangannya sendiri. Kabut membuat keseluruhan pandangannya hanyalah asap putih yang tebal dan hal itu berlangsung selama beberapa menit.

Saat perlahan kabut mulai menipis, hal pertama yang terlihat di kejauhan adalah Borbounaisse yang besar dan menjulang tinggi dengan tiang-tiang kapal yang membelah awan. Siluet hitamnya yang perkasa membuat hati para bajak lautnya seketika berbinar bahagia. Meski masih berada di dalam kabut, Elijah dapat melihat cukup jelas, senyum kebanggaan merekah pada wajah setiap penghuni sekoci saat menyaksikan 'rumah mereka'.

Namun, perasaan itu seketika menguap sirna kala netra Elijah tanpa sengaja menangkap sesosok tubuh jatuh melayang ke dalam air yang berasal dari Borbounaisse. Elijah gelagapan, menoleh ke arah teman-teman satu sekoci yang tak menyadari hal itu. Tentu saja, karena masing-masing telinga mereka tersumbat oleh bilah kayu buatan Thumblelily. Sang pangeran peri lantas sontak berdiri seraya menunjuk pada pemandangan tirai kabut yang mulai menipis. Tubuhnya sedikit condong ke salah satu sisi sekoci hingga menyebabkannya sedikit oleng. Serta-merta Tribal, Bagherra dan penumpang lainnya menoleh ke arah telunjuk Elijah.

Kegusaran merayap cepat bagai api yang melahap dedaunan membuat wajah-wajah para penumpang sekoci sontak diliputi ketakutan. Ketakutan dan keterkejutan Elijah segera menular kepada para penumpang di sekoci lain yang berada di belakang mereka. Namun, tak seorang pun berucap karena tak seorang pun yang dapat mendengarkan.

Elijah kembali duduk pelan di tempatnya dengan wajah pucat pasi. Sekoci yang sempat oleng kembali seimbang. Pandangannya lantas berserobok dengan tatapan sang kapten. Kepalanya menggeleng frustrasi dan Tribal seolah tahu keputusasaan yang ia rasakan dan perasaan itu menular.

Faeseafic: Adventure of the Cursed Prince [COMPLETE]Where stories live. Discover now