Bagian IV

644 93 14
                                    

Past

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Past

-
-
-

-

Malam itu cuaca begitu cerah. Langit nampaknya menyambut musim semi dengan penuh bintang. Menambah semangat dan kebahagiaan bagi penikmat langit malam.

"Byul-ah, ayo makan" rengek Bae Joohyun pada sahabat sekamarnya, Moon Byulyi.

"Makanlah dulu, aku harus menyelesaikan miniaturku untuk presentasi lusa."

"Masih lusa kan, ayo lah Byul..." Joohyun mulai menarik sebelah lengan Byulyi sambil mengerucutkan bibirnya, "Kau kan sudah menyelesaikan sebagian besar dari tugasmu, hanya tersisa detail kecil yang bisa kau selesaikan nanti atau besok."

Byulyi memutar kursinya, mengarahkan perhatiannya seratus persen pada Joohyun, "Tidak bisa Joohyun-ssi" balas Byulyi menggeleng sambil menyelipkan anak rambut Joohyun yang menutupi kecantikannya, "Kau lupa, besok adalah ulangtahun mu, jadi mana mungkin aku justru sibuk dengan tugasku dan mengabaikanmu."

"Tapi apa bedanya dengan sekarang? Kau sama saja mengabaikanku."

Joohyun melepas tangan Byulyi, mengakhiri rayuan dan menuju fase selanjutnya, merajuk.

Byulyi terkekeh menatap tingkah Joohyun yang seperti anak kecil padahal mereka sudah kuliah.

"Baiklah-baiklah, ayo. Kita beli tteokbokki yang enak dan pedas!"

"Pizza? Ice cream?" tambah Joohyun dengan wajah ceria dan penuh semangat.

"Ya-ya... Mari ledakkan perut kita!!"

Pada akhirnya, malam itu keduanya berpesta dengan membeli banyak makanan. Dan melanjutkan malam dengan menikmati bintang bersama sekaleng bir diiringi lantunan musik yang tercipta oleh alam.

"Byul-ah.."

"Ada apa Baechu?"

"Yaa..." Joohyun mencubit perut Byulyi pelan. Kini keduanya sedang berada di teras rooftop mereka, dan Joohyun berbaring dengan paha Byulyi sebagai bantalnya.

"Kenapa? Ada yang salah dengan panggilanmu?"

Joohyun hanya tersenyum sebagai balasan, lalu wajahnya kembali terlihat serius.

"Ada apa Joohyun?" Byulyi menyadari perubahan wajah lawan bicaranya. Dia lalu melangkup sebelah wajah Joohyun membuat mereka saling menatap.

"Byulyi, menurutmu... setelah kita lulus nanti... apa kita bisa tetap seperti ini?"

"Seperti ini? Seperti apa maksudmu?"

"Hubungan kita..." Joohyun menjeda perkataannya, "Apa kita bisa terus bersahabat seperti ini?"

Senyum di wajah Byulyi perlahan memudar, "Sahabat ya?"

"Kenapa? Kenapa kau terlihat tak yakin?"

With Rain [MOONRENE] Where stories live. Discover now