[4]

4K 475 28
                                    

Jinbadboy_

Baru saja kuhidupkan api untuk memanaskan masakanku, Yoongi datang menuruni tangga dengan wajah mengantuk, dia tidak bersih-bersih hanya mengganti pakaiannya saja. Aku melihatnya takut karena dia mendekat ke dapur, aku pura-pura tidak melihatnya dan terus melanjutkan masakanku walaupun tidak fokus. Aku takut dia akan marah lagi karena melihatku di pagi hari.

Tidak terdengar lagi suara langkah kakinya, kurasa dia berada di sini di dapur ini. Aku menoleh sedikit ke belakang dan di sana aku melihat Yoongi, suamiku sedang duduk di kursi meja makan. Dia melamun dengan tangan yang diletakkan di dagunya sedangkan mata terpejam sebenarnya dia itu kembali tidur atau kenapa? Pikirku.

Beberapa menit berlalu aku telah selesaikan masakanku dan meletakkannya di meja dengan hati-hati, aku takut menggangu aktivitas yang dilakukan Yoongi yaitu tetap dengan tangan yang diletakkan di dagunya dan mata terpejam, aku yakin dia kembali tidur.

"dia benar-benar tampan dan terlihat sangat damai saat tertidur" gumamku dengan tersenyum kecil memperhatikan suamiku.

Setelah selesai meletakkan semua sarapan yang kusiapkan untuknya, aku diam-diam pergi meninggalkannya, berlahan aku melangkah meninggalkannya dari sini tapi suara Yoongi memanggil dan mengehentikanku.

"mau ke mana?" ucapnya dengan suara berat dengan posisi yang sama seperti sebelumnya. Aku sedikit terkejut, tegang dan takut jika ia bangun karena terganggu olehku. Suaranya juga sedikit lembut tidak biasanya ia akan membentakku dalam kondisi apapun.

"a-aku. . . Ingin ke kamar sebentar" ucapku gelagapan dan menatapnya gugup.

"duduklah" Yoongi menyusuhku duduk?

"kau belum sarapan juga'kan?" lanjutnya. Jantungku rasanya ingin kelaur dari tempatnya, untuk pertama kalinya Yoongi menatap dan memanggilku dengan lembut. Apa dia mengajakku makan bersamanya? Apa dia tidak terganggu olehku? Dia benar-benar membuatku sangat terkejut dan berdebar, ucapannya telah membuatku mematung ditempat.

Apa yang harus kujawab? Aku sangat gugup.

"kenapa diam?!" Yoongi meninggikan suaranya dan kembali menatapku kesal, dia memang tidak suka ketika lawan bicaranya tidak menjawab ucapannya.

"e-eh aku. . . Tidak apa-apa kau makan saja duluan, a-aku akan makan nanti heheh" ucapku cengengesan dan gugup.

"aku bilang duduk!" raut wajahnya datar dan dingin, dilihat dari tatapan matanya sepertinya Yoongi mulai emosi denganku. Buru-buru aku menurutinya dan duduk di depannya dengan perasaan sangat gugup, aku yakin kali ini dia akan memarahiku habis-habisan lagi hanya itu yang terus menghantui pikiranku setelah menatap matanya.

"makanlah" Yoongi menyuruhku makan makanannya yang aku siapkan.

"tapi itu untukmu" ucapku.

"kau memasak terlalu banyak, aku tidak akan habis memakannya sendiri" Yoongi masih mempertahankan wajah datar dan dinginnya.

"i-iya" aku menurutinya saja sebelum aku kena amukannya.

.

Waktu berlalu, aku berhasil melewati waktu sarapan bersama suamiku. Jantungku sangat tidak aman dan berdebar tak karuan, aku bahkan tidak bisa mengalihkan pandangan untuk menatapnya karena terlalu gugup.

Aku pergi membersihkan alat-alat dapur usai menyelesaikan sarapan dan dengan cepat menyelesaikannya. Aku lihat Yoongi sedang berbaring di sofa sambil menonton TV. Awalnya aku pikir dia akan ke kamarnya dan bersih-bersih lalu pergi bekerja, ini bukan hari minggu seharusnya dia bekerja tapi Yoongi malah bersantai di rumah. Aku ingin bertanya tapi aku takut mengganggunya.

Aku juga ingin membersihkan rumah ini tapi hatiku mengatakan untuk tidak melakukannya, Yoongi pasti akan sangat terganggu dengan aktivitasku. Akhirnya aku hanya duduk di bangku meja makan yang sempat ku duduki tadi, aku menjaga jarak dengannya jauh-jauh supaya suami sensitifku itu tidak terganggu dengan keberadaanku. Ke kamar pun aku mengurungkan diri, pikiranku meminta untuk tidak ke kamar dulu.

"kalau saja kau tidak sangat membenciku dan marah saat melihatku seperti ini, aku pasti berani jika hanya melewatimu saja" gumamku sembari menatapnya di sana.

"hei kau!" panggilan Yoongi membuatku terkejut dan menegang. Tidak mungkin Yoongi mendengar suara pelanku dari kejauhan sana.

"i-iya?" jawabku sembari menatapnya takut.

"aku pernah bilang jangan memasuki kamarku atau ruang kerjaku, ingat?" ucapnya, kenapa Yoongi selalu memperlihatkan wajah datar dan menakutkan seperti itu?

"a-aku tidak memasukinya" ucapku.

"lalu kenapa ruang kerjaku yang sangat berantakan bisa serapi dan bersih itu jika bukan kau yang melakukannya!" nadanya tiba-tiba meninggi.

"a-astaga! Benar aku sudah lupa! Kemarin aku membersihkannya sedikit, bagaimana bisa aku lupa kalau itu larangan?" gumamku pelan sembari menunduk takut dan menggerutu menyalahkan diriku.

"kenapa diam! Kau tidak mau menjawab?"

"aku tidak sengaja, maaf" jawabku gugup.

"cih! Kali ini aku maafkan, tapi jika itu terulang lagi aku tidak akan berpikir keras untuk menceraikanmu!" berlahan aku mengangkat wajahku dan melihat raut wajah kemarahan Yoongi.

Aku mengangguk sembari menelan ludahku sudah. Padahal aku sudah senang jika dia memaafkanku tapi kenapa ujungnya dia malah mengancamku? Hatiku selalu sakit saat mendengar kata cerai dari mulutnya langsung.

Jinbadboy_

Bad Husband •MYG[✔]Where stories live. Discover now