12 [Musibah]

1K 111 16
                                    

Namjoon dan Irene baru saja memeriksakan kehamilan Irene. Dia melakukan USG karena penasaran dengan kondisi kesehatan jabang bayinya.

"Janinnya berkembang cukup baik. Namun di usia kandungan yang masih muda ini, kau sebaiknya menghindari pekerjaan yang melelahkan dan juga jangan banyak memikirkan sesuatu. Aku lihat, rahimmu lemah dari awal kau mengandung, jadi aku khawatir jika kau kelelahan atau bahkan stres, itu bisa berpengaruh bagi kesehatan calon bayimu." Dokter Tan berucap dengan serius. Tidak ada yang ia tutupi, kenyataannya kandungan Irene lemah, apalagi rahimnya yang memang tidak sekuat rahim wanita lain.

"Ah ne, Tan." Jawab Namjoon pada dokter selaku sahabat karibnya itu. Dokter Tan pun memberikan beberapa resep obat sebagai penguat rahim dan beberapa vitamin untuk ibu hamil.

****

Hari ini adalah hari spesial yang akan Jungkook alami. Tepat di tanggal 13 Januari, Jungkook berulang tahun.

Irene dan Namjoon tak mau melewatkan moment ini begitu saja. Sebelum Jungkook pulang dari sekolah, Namjoon menyempatkan diri untuk pulang kerumah sebentar dan mempersiapkan beberapa kejutan untuk putra sulungnya.

Dengan dibantu para asisten rumah tangga keluar Kim, Namjoon dan Irene menyelesaikan beberapa property dan kue ulang tahun di ruang tamu.

"Sayang, sebaiknya kau istirahat saja ya. Kau kan tidak boleh kelelahan." Ucap Namjoon saat menyadari istrinya berkali-kali mengelap peluh sembari menghias kue.

"Tidak apa-apa, sayang. Aku tidak terlalu lelah, lagipula ini hanya menghias kue, tidak mengeluarkan banyak tenaga." Jawab Irene santai. Namjoon hanya menghela nafas dengan raut tak rela. Istrinya selalu seperti itu, tidak mempedulikan tubuhnya sendiri bahkan ia sering lalai dengan kesehatannya.

"Jungkook akan pulang jam berapa?" Tanya Namjoon lagi seraya memasang balon di pojok ruangan.

"Biasanya sekitar jam sepuluh. Mungkin sebentar lagi dia pulang." Jawab Irene seraya melirik jam dinding.

Tak lama, pengasuh Shin yang selalu menemani Jungkook pergi ke sekolah menelepon. Irene segera mengangkatnya dan mendapat informasi darinya.

"Mereka sedang di jalan." Ucap Irene setelah memutus sambungan telepon. Namjoon pun bersiap-siap mengambil terompet dan memasang topi kerucut diatas kepalanya. Begitu pula dengan Irene yang sudah siap dengan kue ulang tahunnya.

Ceklek...

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday Kim Jungkook... Happy birthday to you..."

Irene membawa sebuah kue yang diatasnya terdapat lilin berbentuk angka lima. Namjoon dan para asisten rumah tangga yang lain meniup terompet dan bernyanyi. Seketika mata Jungkook membulat sempurna, mulutnya menganga dan tubuhnya kaku ditempat. Dia terkejut begitu pintu terbuka sudah disuguhi pemandangan seperti ini.

"Ibu... Ayah..." Ucap Jungkook masih dalam kondisi blank. Irene lantas mendekat dan meminta Jungkook untuk segera meniup lilin.

Lilin pun padam, dilanjutkan dengan tepukan tangan yang menggema di ruang besar ini. Satu potongan kue berhasil di potong Jungkook, ia lantas memberikannya pada Irene. Satu potongan lagi ia berikan untuk Namjoon.

"Terimakasih, ibu, ayah." Jungkook menghambur tubuh Irene dan Namjoon bersamaan. Tangannya yang mungil mencoba mengeratkan pelukannya kepada dua orang tercintanya sekaligus.

"Cepatlah besar anakku." Ucap Irene setelah pelukan mereka terbebas. Ia mengelus surai Jungkook, menyisirkan ke samping kanan dengan tangannya.

"Sehat-sehat, Jungkook-ie... Ayah akan selalu bersamamu. Mian jika belakangan ini ayah selalu sibuk dan tak pernah melihatmu dirumah." Sambung Namjoon yang menyadari dirinya tak pernah memiliki waktu luang untuk menemani anaknya dirumah. Meskipun Namjoon tak menginap di kantor, tetapi jika ia pulang tak ia temui Jungkook tengah terjaga. Jungkook pasti sudah terlelap dan keesokan harinya dirinya pun harus berangkat pagi-pagi buta sebelum Jungkook terbangun.

Gwenchana, Hyungnim Where stories live. Discover now