Part 6

2.2K 75 10
                                    

Aaron yang mendengar ucapan Elizabeth hampir saja tersedak, bisa-bisanya gadis itu mengatakannya langsung didepan yang bersangkutan.

"Kenapa? Kau tidak suka dengan kata-kata ku tadi?" Elizabeth menoleh kepada Aaron sembari menaikan alisnya.

Aaron menghela nafas, apa sifat orang kaya semuanya begini? Kenapa mereka begitu angkuh dan sombong? Seolah semua yang ada di dunia ini bisa mereka beli dengan uang. Tapi Aaron memilih diam saja, tidak ada gunanya berdebat dengan gadis keras kepala seperti Elizabeth.

"Lisbeth, kau membuatnya malu." tegur Giana lalu menatap prihatin kepada Aaron.

"Malang sekali nasib mu, sekarang hidupmu tidak akan tenang karena gadis ini." batin Giana.

Giana tahu bagaimana sifat Elizabeth jika menginginkan sesuatu, dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya. Sekali dia bertekad, maka bersiaplah untuk menerima gangguan darinya.

"Kenapa? Aku tidak berbuat apapun." kilah Elizabeth acuh, gadis itu menikmati spaghetti yang dipesannya tadi.

"Terserah kau saja," ucap Giana yang juga menikmati makan siangnya.

Sedangkan Aaron hanya menegak sebotol air mineral agar tenggorokannya tidak kering saat berdebat dengan Elizabeth nanti.

Setelah makan siang, Elizabeth masih harus mengikuti satu kelas lagi.

"Selamat siang." Seorang dosen muda masuk ke kelas mereka.

"Selamat siang Mr. Garrison." balas para mahasiswa penuh semangat, bagaimana tidak semangat kalau Mr. Noah Garrison diumurnya yang masih muda yaitu 25 tahun sudah mendapatkan gelar master dan tentunya paling tampan diantara semua dosen yang ada di Universitas ini. Yang paling semangat tentu saja Giana, sejak lama gadis itu menaruh hati kepada sang dosen. Sayangnya Mr. Garrison malah selalu memandang Elizabeth, temannya yang bahkan tidak peduli. Noah Garrison sudah lama mengenal Elizabeth, karena dia pernah bekerja di rumah sakit milik Julius Randell, kakek Elizabeth.

"Kenapa dia semakin tampan saja." gumam Giana.

"Siapa?" tanya Elizabeth.

"Tentu saja Mr. Garrison." jawab Giana.

Elizabeth hanya mengangkat bahunya, menurutnya Noah biasa saja. Elizabeth lebih tertarik kepada Aaron, tentu saja karena sejak awal Aaron yang tidak tertarik kepadanya membuat Elizabeth merasa sangat tertantang.

"Elizabeth, bisa kita bicara setelah pelajaran selesai?" Noah yang sedang berkeliling kelas untuk memeriksa tugas, berhenti sejenak dimeja Elizabeth.

Sejak masuk ke kelas, Noah selalu memuji kecantikan Elizabeth. Hari ini Elizabeth mengenakan blouse berwarna putih dari brand Channel dengan rok tutu motif polkadot berwarna hitam. Terlihat begitu menawan.

 Terlihat begitu menawan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Baik, sir." jawab Elizabeth.

Noah tersenyum tipis, lalu kembali ke depan kelas untuk menjelaskan materi kuliah.

12. Love or Hate (THE END)Onde histórias criam vida. Descubra agora