Lima Belas

7.4K 682 31
                                    

Sebulan berlalu semenjak terakhir kali Cipto datang menemui Helen. Pria itu tidak lagi datang, Helen tidak peduli. Rasa sakit hatinya pada Cipto belum hilang, jadi dia bersyukur jika Cipto memang benar-benar menuruti permintaannya agar mereka tidak lagi bertemu.

Kehidupan Helen pun sangat sibuk. Orderannya semakin banyak, saat ini dia bahkan mempekerjakan satu orang untuk membantunya memasak dan mengemasi makanan yang ia jual.

Dia begitu bersemangat berjualan, bagi Helen ini adalah sesuatu yang bagus untuknya memulai kehidupan yang baru dan jauh lebih baik.

Penghasilan yang diterima Helen dari bisnisnya juga lumayan, dia bisa memenuhi kebutuhannya tanpa perlu mengusik tabungannya.

Malam ini Helen sedang bersantai, karena besok hari minggu dan dia libur berjualan. Sedari sore Helen menghabiskan waktu untuk menonton film kesukaannya dirumah.

Sedang asik-asiknya menonton, Helen mendengar pintu rumahnya diketuk. Helen beranjak dari depan televisi dan menuju pintu.

Ketika pintu terbuka, Helen melihat Cipto berdiri disana terlihat dari penampilannya yang mengenakan atasan batik rapi, Helen menduga pria ini mungkin baru pulang dari sebuah acara. Pria itu tersenyum pada Helen. Melihat senyuman Cipto yang aneh membuat kening Helen berkerut. Kenapa pria itu datang lagi kemari?

Belum sempat Helen bertanya, Cipto merangsek masuk ke dalan rumahnya.

"Ganti pakaianmu Helen."

Kerutan di kening Helen semakin dalam. Dia menatap kesal kearah Cipto yang seperti tidak peduli dengan ketidaksukaan Helen atas kehadirannya.

Dan seenaknya saja pria itu memerintahnya. Dia pikir siapa dia?! Maki Helen dalam hati.

"Pintunya masih terbuka, Cipto. Keluar."

Helen benar-benar heran dengan Cipto. Pria itu malah duduk di sofa ruang tamu milik Helen dengan santai dan melirik jam di pergelangan tangannya.

"Waktumu hanya sepuluh menit untuk berganti pakaian, Helen."

Dengan angkuh Helen berjalan meninggalkan Cipto dan kembali ke depan televisi. Dia tidak akan mau menuruti perintah Cipto.

Baru saja Helen duduk di depan televisi, Cipto langsung mengangkatnya berdiri.

"Cipto apa-apaan ini!" Bentak Helen ketika Cipto menyeretnya masuk ke dalam kamar pribadi Helen.

"Ganti baju sekarang. Atau kamu mau aku yang buka baju kamu?"

Helen benar-benar dibuat kesal dengan ulah Cipto. Dia membanting pintu kamarnya tepat dihadapan wajah Cipto.

Dia tidak menuruti permintaan Cipto untuk mengganti pakaiannya. Helen malah naik ke atas tempat tidur dan menarik selimut.

Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.

"Helen, cepat. Pak RW dan Pak RT sudah datang."

Helen semakin tidak mengerti. Kenapa ketua RW dan RT datang kerumahnya? Helen bingung. Apa ada laporan warga tentang Cipto yang datang malam-malam ke rumahnya? Dia akan mencari tahu.

Tapi sebelum keluar dari kamar, Helen mengganti dasternya dengan pakaian yang lebih sopan.

Alangkah terkejutnya Helen ketika dia keluar dari kamarnya, di ruang tamu rumah kontrakan wanita itu dipenuhi oleh beberapa orang.

Selain ketua RT dan RW beserta istri nereka, ada seorang seorang pria yang Helen tidak tau itu siapa. Helen jelas saja bingung. Apa yang mereka lakukan di rumahnya.

Meja yang berada diruang tamu juga sudah disingkirkan. Cipto duduk bersila diatas karpet, dihadapan Cipto duduk pria yang tidak dikenal Helen. Sementara Ketua RT dan RW dan istri mereka duduk disisi lain.

"Helen, kemari."

Helen yang tadi masih berdiri, berjalan mendekat. Senyum kaku ia lemparkan pada pemuka masyarakat di lingkungannya itu. Cipto menepuk sisi kosong disebelahnya, kali ini Helen menurut.

Dia duduk di samping Cipto, tapi Helen terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya orang-orang ini lakukan dirumahnya. Hingga laki-laki yang duduk bersila didepan mereka bicara.

"Baik pak Cipto, kita mulai akad nikahnya."

"Silahkan pak."

Helen hanya melongo ketika melihat dan mendengar sendiri Cipto mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar.

Dan hanya dalam sekejap Helen telah menjadi istri dari seorang Cipto Setiodiningrat. Ini begitu mengejutkan untuk Helen.

Setelah itu, Cipto mengangkat telapak tangan Helen dan menyematkan sebuah cincin bertahtakan berlian yang cukup besar di jari manis Helen.

Sementara Helen hanya bisa menatap cincin yang ada di jari manisnya dan Cipto bergantian. Dia masih terlalu terkejut untuk bisa menerima dan memahami apa yang terjadi.

Pria yang tadi menikahkannya meminta Cipto untuk menandatangani sesuatu diatas selembar kertas. Lalu kemudian dia meminta Helen juga ikut membubuhkan tanda tangan. Helen hanya bisa diam.

"Tanda tangan, Helen." Bisik Cipto pelan.

"Apa ini? Kau gila Cipto?" Helen berkata sambil merapatkan giginya, dia berusaha bicara sepelan mungkin.

"Tanda tangani saja." Perintah Cipto

Helen tidak ingin mempermalukan dirinya. Dan dengan menghela nafas pelan dia membubuhkan tanda tangannya diatas kertas itu.

****

Hay hay semuanyaa...
Hari ini masih ada promo beli 4 pdf harga 50k dan 12 pdf harga 100k masih berlaku ya, kalian bebas pilih judul.

Ini untuk daftar pdf yang ready :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane

Cuzz bagi yang berminat bisa langsung chat author ke 082286282870 yaaa...

XOXO


Eternal Love - Helen & CiptoWhere stories live. Discover now