LB 36

6.5K 632 64
                                    

Happy reading!
~~

Berita mengenai Hendra dengan cepat tersebar dan sehari setelah kejadian tersebut, Hendra langsung diperiksa oleh pihak kepolisian. Sebelum Hendra diperiksa oleh kepolisian, Hendra menyempatkan dirinya untuk pulang ke rumah. Di depan rumah, Winata sudah menunggu Hendra dengan gelisah. Begitu melihat Hendra pulang, Winata langsung berlari menghampirinya. Winata menceritakan semua yang diceritakan oleh Gracia kepadanya. Hendra hanya diam, tidak menghiraukan keberadaan Winata didepannya. Setelah Winata selesai bicara, Hendra langsung berjalan cepat kedalam rumahnya. Tentu saja Winata mengikutinya dari belakang.

"Kalau kamu cuma diam, berarti semua yang diucapkan Gracia itu benar!" ucap Winata berjalan cepat menyusul Hendra

"JAWAB PAH!" bentak Winata menghalangi jalan Hendra

Hendra menatap tidak suka pada Winata. Hendra mecoba untuk mendorong Winata dari hadapannya, namun lagi-lagi Winata menghalangi jalannya, hal itu seketika membuat Hendra kesal dan mulai terpancing emosinya.

"IYA! ANIN ITU ANAK KITA, SEKARANG KAMU PUAS?!"

PLAK

Tamparan keras berhasil mendarat dipipi kanan Hendra. Winata seketika emosi pada Hendra, ia memukul beberapa kali bahu Hendra.

"Kamu bilang Anin selalu menggoda kamu, kamu bilang Anin itu anak yang nakal, kamu bilang Anin itu bawa pengaruh buruk sama Gracia. Kamu selalu bilang semua keburukan tentang Anin, sampai akhirnya aku percaya kalau Anin itu bukan anak yang baik. Tapi ternyata selama ini, aku membenci anak kandungku sendiri?" ucap Winata yang mulai menangis

"M-maaf selama ini aku sengaja bohong sama kamu, agar kamu semakin membenci Anin!" ucap Hendra

"T-tapi kenapa kamu ngelakuin semua itu?"

"K-karna aku mencintainya.."

PLAK

"KAMU UDAH GILA HAH?!" bentak Winata yang terkejut dengan ucapan Hendra

"Kamu udah tau tentang siapa Anin sebenarnya, tapi kamu malah meneruskan perasaan bodoh itu?!" ucap Winata mengguncangkan bahu Hendra

"Aku ga bisa kontrol perasaan itu! Dan satu-satunya cara agar aku bisa bersama Anin adalah ngebuat kamu benci sama Anin, dengan begitu sampai kapanpun kamu tidak akan mengetahui bahwa Anin adalah anak kita!"

PLAKK

Untuk ketiga kalinya Winata menampar Hendra dengan sangat keras. Winata tiba-tiba terduduk dilantai sembari menangis histeris. Ia masih tidak menyangka jika Hendra bisa bersikap seperti itu. Selama ini Winata membenci Anin bukan tanpa alasan, namun melainkan Winata membenci Anin karna Hendra selalu memberitahukan tentang keburukan Anin. Dan yang membuat Winata semakin terkejut adalah, Suaminya yang ternyata menaruh perasaan pada anaknya sendiri.

Hendra hanya melihat sekilas pada Winata yang sedang menangis histeris. Hendra tidak berniat sedikitpun untuk menenangkan istrinya. Hendra pergi begitu saja menuju kamarnya, ia langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi begitu saja. Namun begitu Hendra keluar dari rumahnya, polisi sudah menunggunya disana. Dengan terpaksa Hendra ikut dengan polisi tersebut. Sepanjang perjalanan Hendra hanya memikirkan bagaimana cara kabur dari kedua polisi disampingnya, sampai akhirnya Hendra sampai dikantor polisi.

Sedangkan ditempat lain, Anin sedang berbincang-bincang dengan Feni dan Aya. Aya dan Feni berhasil menemukan Anin dihalaman belakang sekolah, Anin hendak memanjat gerbang belakang, namun berhasil dicegah oleh Aya dan Feni. Akhirnya Aya memberikan tumpangan untuk Anin, mereka membawa Anin ke kosannya.

LUCKY BASTARD [END]Where stories live. Discover now