2. Terra

16 2 5
                                    

Pohon-pohon tiba-tiba bergerak. Keberadaan Red dan Blue sudah di ketahui. Banyak sekali monster-monster keluar dari ratusan portal yang ada di langit. Orang-orang berlari berhamburan. Violet yang melihat monster berjatuhan bagai hujan begitu terkejut. 

Ia terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Dia tenggelam dalam lautan. Eh udah dah :V

Red yang melihat Violet langsung memegang tangannya. Membawa dirinya keluar dari kelas bersama Blue. 

"Red, haruskah kita melawan mereka?"

"Tidak, sementara kita akan membawa Violet ke tempat yang aman." 

"Ha, melawan. Kalian ingin melawan monster-monster itu?"

Red hanya diam dan Vio masih kebingungan melihat mereka berdua. Ia berlari mengikuti mereka ke belakang gedung sekolah. Masuk ke dalam hutan dan terus berlari sampai ke dalam sebuah rumah pohon. Violet langsung memanjat pohon itu. 

"Vio tunggu." Red menahan tangannya.

"kenapa?"

"Bukan ke sana, Blue buka."

Blue langsung membuka sebuah portal ke dalam tubuh pohon itu. Mereka memasukinya dan di dalamnya terdapat perpustakaan yang begitu luas. 

"Kita ini dimana?"

"Di tempat yang aman dan tak akan bisa di sentuh oleh mereka," Jawab Red.

"Violet, kamu di sini saja." Blue memberikan sebuah kalung dengan motif tetesan air. "Kamu jaga benda ini dan jangan pernah kamu hilangkan." 

"Blue, kita sudah sepakat bahwa dia tidak akan..." 

"Red, maaf tapi tidak ada orang lain yang bisa kita percaya untuk memegang itu."

Red kesal melihat Blue yang mengambil wewenang sepihak. 

"Red, ada yang datang. Kita harus mengalihkan perhatiannya."

"Aku kesal denganmu, tapi keselamatan Violet sangatlah penting."

Mereka lalu pergi dan meninggalkan Violet di dalam ruangan perpustakaan.

Orang-orang menyebutnya Green, Queen's of Terra. dewi penjaga hutan keajaiban planet venus. Sekarang Red dan Blue tengah beradu tatap dengannya. Dengan sebuah buku Priest di tangan kanannya. Green turun dari rating pohon yang mengangkatnya. Semua pohon seolah hidup dan mereka bergeser meninggalkan tanah yang begitu lapang. Hanya ada Red dan Blue di sana. Green menatap mereka dalam-dalam.

Aura Red sama sekali tidak ada, sedangkan Blue memiliki aura biru tetapi begitu tipis. Apa segel itu masih belum terbuka? Fikirnya. 

"Kau benar, segel itu masih belum hancur. dan kekuatanku masih sedikit."

"Hahahaha,  melawan orang sepertimu. Lord Black tidak harus pusing."

"Sebelum berkata seperti itu kau harus membunuh kami terlebih dahulu Green." Blue tersenyum.

Green yang melihatnya seketika kesal.

"Acresss!" Teriak Green sembari tertawa gila.

"Bum." Suara tanah bergetar Pohon-pohon bangkit menjadi kumpulan prajurit Green. Akar-akar dan dahan mereka menjadi tangan serta kaki. Ada yang memakai tameng dan senjata. 

"kau akan hancur karena memilih hutan sebagai arena pertarungan mu!" 

"O ya, Blue!" Teriak Red sembari tersenyum licik.

"Pohenix!" Teriak Blue.

Segel muncul di pipi Red. Tangannya menjadi bisa mengeluarkan api merah. Blue juga sama, ia bisa mengeluarkan api biru.  Aura mereka terlihat samar-samar namun mereka adalah Kings meskipun belum sempurna. 

"Hahahahaha, dengan kekuatan setengah-setengah seperti itu kau mau mengalahkanku. Serang!" 

Pasukan Green langsung maju. Begitu banyak jumlahnya. seperti lautan pepohonan. Blue maju dan red tetap di belakang.

"Incris!" 

Sebuah panah api muncul di tangan kiri Red. 

"Armor!"

Api biru membakar tubuh Blue sesaat.

Mereka tersenyum dan blue menerjang maju sedangkan red memanah musuh dari belakang. Infinity bow. Panah abadi yang di gunakan oleh Kelas Archer. Blue maju menghancurkan pasukan itu dengan tangan kosongnya. hampir tak ada celah, Red menjaga Blue dari belakang. Sedangkan Blue maju tak menyisahkan 1 pohonpun melewatinya. Kombinasi sempurna.

Green terlihat kesal, ia berteriak marah-marah dan membuka halaman bukunya. Seketika ia tersenyum. Di balik pasukannya yang semakin sedikit. ia memakai sebuah sihir atas. sihir yang membutuhkan waktu untuk memakainya. 

"Acress A Divine!" Teriaknya.





Luna And RaWhere stories live. Discover now