𝙲𝚑𝚊𝚎𝚜𝚘𝚘 𝚊𝚛𝚎 𝚂𝚊𝚒𝚕𝚒𝚗𝚐

5.3K 658 132
                                    

"Yang Mulia

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Yang Mulia." Lim membalikkan tubuhnya, menghadap seorang wanita yang ia ketahui sebagai calon tunangannya. "Kau mengenalku?" Suara dengan intonasi yang datar tanpa emosi itu membuat wanita tersebut tersenyum canggung.

Dia tidak pernah tahu, bahwa Pangeran Limario yang hanya ia dengar namanya ini adalah orang yang dingin. "Saya mengenal anda dari ayah saya. Dari saya kecil, beliau sering menceritakan sosok anda kepada saya." Jelasnya. Walau sempat merasa canggung, namun wanita ini berhasil mengontrol nada suaranya agar tidak terdengar bergetar.

"Dari kecil?" Lim bertanya, atau bahkan lebih tepatnya, Lim menyindir. Wanita di hadapan Lim ini mengangguk, membetulkan ucapan Lim. "Apa ini artinya, kita sudah dijodohkan sejak kita masih kecil?" Nada Lim terdengar sangat menusuk, membuat calon tunangan Lim ini tidak mengerti dengan maksud Lim.

Apa Lim menolak perjodohkan ini? Ataukah menerima perjodohan ini? Tapi setahunya, kemarin ayahnya bilang bahwa Lim sendiri yang menerima perjodohkan ini.

"Apa...ada masalah Yang Mulia?" Wanita itu bertanya dengan hati-hati. Lim menghela nafasnya sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, dan cukup panggil aku Lim. Aku tidak nyaman dengan panggilan itu." Lim membukakan pintu mobil untuk calon tunangannya itu.

Begitu wanita itu memasuki mobil Mclaren miliknya, Lim menutup pintu dan memposisikan dirinya untuk duduk di kursi kemudi

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Begitu wanita itu memasuki mobil Mclaren miliknya, Lim menutup pintu dan memposisikan dirinya untuk duduk di kursi kemudi. "Oh, masih ada satu lagi yang ingin aku katakan padamu. Apa kau keberatan jika aku meminta satu hal lagi kepadamu?" Wanita itu mengangguk. "Tidak akan, katakan saja Lim." Pipi wanita itu terlihat bersemu, kala bibirnya berhasil mengucapkan nama Lim.

Mata Lim menyipit, dan sudut bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah senyum miring khasnya. "Aku akan menghormatimu sebagai tunangan, istri, dan mungkin ibu dari anak-anakku. Tapi ada satu hal yang harus kau ingat baik-baik." Lim menatap wanita di sampingnya ini dengan tatapan yang kelewat biasa-biasa saja.

"Jangan pernah mengharapkan cinta dariku." Satu kalimat yang mampu menusuk hati wanita itu. "Kau tahu pernikahan ini terjadi karena perjodohan, dan tidak didasari cinta dari kedua belah pihak. Aku tidak bisa memberikan hatiku kepada seseorang yang tidak aku cintai, namun aku juga tidak bisa menolak permintaan Ibu Suri kepadaku." Jelas Lim.

Limario's Lover [COMPLETE]Kde žijí příběhy. Začni objevovat