[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

024. Aku Mendengarnya Salah

Huo Yanxi meletakkan tangannya di atas meja. Melihat Lu Xia, dia memaksakan senyum. Bisa dibilang begitu.

Lu Xia mulai menunjukkan banyak perhatian. “Apakah dia belum memutuskan sekolah? Jika demikian, izinkan aku menelepon ayahku sekarang…”

Dia mengambil ponselnya dari tasnya. Lu Xia hendak memanggil nomor itu tetapi berhenti dalam kebingungan saat rangkaian kata-kata Huo Yanxi berikutnya menghentikannya.

“Kamu tidak perlu menelepon. Bukan karena dia belum memutuskan.”

Huo Yanxi mengerutkan bibirnya karena ketidakpuasan, setelah diam sekitar dua detik, dia melanjutkan. “Dia sudah memilih sekolah, Sekolah Menengah No. 1.”

Lu Xia tertegun hingga terdiam. Setelah dia menenangkan diri, dia bertanya lagi, seolah untuk memeriksa apakah dia salah dengar untuk pertama kalinya. “Apa kamu bilang Sekolah Menengah No.1? Yang ku tuju?”

Suaranya menunjukkan ketidakpercayaannya dan beberapa emosi rumit lainnya.

Dilihat dari raut wajahnya, Huo Yanxi tahu bahwa dia merasa sulit untuk mencerna fakta ini juga. “Dia akan pergi ke sekolah besok untuk mendaftar. Aku mengganggumu sampai larut malam karena aku ingin memintamu untuk menjaganya di sekolah.”

Dia menjelaskan alasan kunjungannya padanya, akhirnya.

Dia berhenti sejenak dan kemudian melanjutkan berbicara, “Yaoyao besar di kota terpencil, dan belum pernah melihat dunia. Kami tidak begitu yakin tentang nilainya tapi dia mungkin tidak memiliki apa yang diperlukan untuk masuk ke Sekolah Menengah No.1.”

“Aku tidak tahu bagaimana dia mendapatkan Surat Penerimaan itu, tapi dia bersikeras hanya bersekolah di sekolah ini. Jadi, Xiaxia, aku hanya bisa meminta bantuanmu.”

Huo Yanxi tidak senang dengan perilaku Huo Yao. Bisa dikatakan, pada akhirnya, mereka adalah satu keluarga. Dia harus membantunya dengan cara apapun yang dia bisa.

Lu Xia menurunkan kelopak matanya, mencoba menyembunyikan emosinya yang sebenarnya. Dua detik kemudian, ketika dia melihat ke arah Huo Yanxi lagi, dia sudah tersenyum manis. “Jangan khawatir. Aku akan menjaga Yaoyao dengan baik bahkan jika kamu tidak memintanya. ”

Huo Yanxi tahu bahwa Lu Xia adalah gadis yang baik hati. Dia mengarahkan pandangannya padanya, merasa menyesal. Betapa indahnya jika dialah yang termasuk dalam Keluarga Huo.

“Umm, apakah kamu mengatakan bahwa kamu tidak tahu bagaimana Yaoyao mendapatkan Surat Penerimaan itu?” Lu Xia berpura-pura bingung untuk menyelidiki masalah ini lebih dalam.

Huo Yanxi mengangguk. "Betul sekali. Ayah dan ibu juga tidak tahu.”

“Oh, begitu…” Lu Xia mengusap ujung teleponnya.

Tiba-tiba, dia menyebutkan sesuatu, ragu-ragu, “Aku ingat malam itu. Itu bulan lalu. Kupikir aku mendengar ayahku memanggil kepala sekolah dari Sekolah Menengah No. 1.”

Huo Yanxi tampak tercengang. Bulan lalu? Bukankah itu mendekati tanggal yang dicetak di Surat Penerimaan saudara perempuannya?

Tapi, segera setelah itu, Huo Yanxi tiba-tiba menyadari bahwa Huo Yao tumbuh bersama neneknya di kabupaten, bukan di Keluarga Lu. Dia tidak diterima dengan baik oleh Keluarga Lu. Akankah Keluarga Lu menemukan sekolah yang luar biasa untuknya dalam keadaan seperti itu?

Entah bagaimana, dia tidak bisa mempercayai ini.

Lu Xia segera menyadari perubahan ekspresi Huo Yanxi. Ketika dia mulai mengerutkan kening, dia melompat sebelum dia bisa mengatakan sesuatu. “Tapi, Sekolah Menengah No.1 memiliki aturan ketat di setiap aspek. Ayahku bisa menarik beberapa hal tetapi untuk memasukkannya masih akan sulit… Jadi, aku mungkin salah dengar.”

Sambil berkata demikian, Lu Xia menjulurkan lidahnya. Dia terlihat sangat polos saat berkata, “Jangan khawatir. Selama dia mendapatkan Surat Penerimaan ini dengan cara biasa, siapapun yang membantunya tidak masalah. Orang itu melakukan ini untuk keuntungan Yaoyao.”

Alis Huo Yanxi berkerut karena kesal saat mendengar ini.

Lu Xia melirik ke arah Huo Yanxi yang tidak mengatakan apa-apa sebagai tanggapan. Dia, juga, tidak mengucapkan sepatah kata pun, dengan bijak.