Part 69 - Yerin Berubah

270 40 4
                                    

[BaekHyun POV]

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Sudah 1 bulan sejak kejadian ku dengan TaeYeon di apartemen Void. Sekarang aku dan Yerin benar-benar hidup dengan damai. Selama 7 bulan menikah tidak ada yang tahu tentang hubungan ku dengan Yerin.

Yerin tetap bersekolah seperti biasa dan aku tetap mengajar seperti biasa. Sebentar lagi dia akan menjalani ujian kelulusan sekolahnya. Aku tidak menyangka, dulu aku pertama kali mengenal nya saat dia kelas 10 dan sekarang dia sudah akan lulus SMA.

"Baek," panggil nya.

"Eh, Yer, Selamat pagi, Baru saja aku mau membangunkanmu." Ucap ku.

"Tidak perlu, aku bisa bangun sendiri kok, dan apa yang sedang kamu buat?" Tanyanya.

"Susu hangat, dan ini serealnya tuan putri." Ucap ku sambil memberikan sereal kesukaannya.

"Makasih Baek, nanti malam mau makan apa?" Tanya nya.

"Ayo kita makan di luar, kamu pilih lah satu restoran, kita akan ke sana nanti untuk makan malam nanti." Jawab ku.

"Aku bisa masak Baek, berhemat lah." Ucap nya sambil menuang sereal nya ke dalam mangkuk.

"Yerin, apa gunanya aku kerja? Aku bekerja untuk membuat mu bahagia, kamu boleh meminta apa saja kepada ku, kamu istri ku, bukan pacar ku Yer, kalau kamu adalah pacar ku dan kamu meminta hal yang mahal itu namanya matre, tapi kamu istri aku Yer, katakan saja kamu mau apa, dan aku akan memenuhi nya. Itu lah tujuan ku bekerja, untuk menafkahi mu," Ucap ku.

"Aku tahu Baek, tapi aku tidak ingin menambah beban mu, aku tahu untuk biaya bulanan saja kamu sudah cukup pusing memikirkannya, um. Sebenarnya, aku juga sudah memikirkannya, kalau kamu tetap menjadi guru, mungkin penghasilan mu tidak akan cukup, apa aku juga boleh kuliah sambil bekerja?" Tanya nya.

Aku menatap nya. "Ingin aku jawab sekarang?" Tanya ku. Dia mengangguk sambil mengaduk serealnya.

"Tidak boleh." Jawab ku dengan tegas.

"Kenapa? Aku kuliah juga untuk bekerja nanti, kenapa aku tidak boleh bekerja?" Tanyanya.

Aku menaruh sendok ku di sebelah mangkuk sereal ku. "Jangan berdebat masalah ini dan habiskan dulu sereal kita. Kita bisa membahas nya lagi nanti, atau kapan-kapan, sekarang fokus dulu dengan ujian mu, tinggal beberapa minggu lagi kan, persiapkan dengan baik semuanya, aku akan membantu mu mencari kampus juga nanti, fokus lah dulu pada pendidikan mu, baru kamu boleh bekerja nanti. Aku tidak akan melarang mu bekerja setelah lulus kuliah, tapi aku tidak berniat menjadi guru lebih lama lagi, aku akan meneruskan perusahaan papa agar kamu tidak perlu khawatir lagi. Jadi buang jauh-jauh pikiran mu tentang magang sambil kuliah, aku tidak memberi izin." Jawab ku.

Dia tidak membalasnya lagi. Hanya makan serealnya. Aku mengambil susu ku dan meminum nya.

"Baek," Panggil nya dengan pelan. Sangat pelan.

"Ya?" Sahut ku.

"Apa aku boleh berkuliah di luar negeri?" Tanyanya dengan sangat hati-hati.

"Di mana?" Tanya ku.

"Harvard, Amerika," Jawabnya.

"Kamu mau berkuliah di sana?" Tanya ku.

"Ya, aku sudah berusaha mendapatkan nilai yang bagus semester ini, bukankah nilai ku sudah sangat tinggi? Hampir semua nya adalah nilai sempurna." Jawabnya. Itu memang benar. Semua nilai nya nyaris seluruhnya sempurna. Dia pasti sudah menginginkannya sejak lama.

"Kalau kamu berhasil masuk tidak masalah, kamu mau jurusan apa?" Tanya ku. Aku hanya bisa bertanya karena ini adalah keputusan dia. Aku tidak akan melarangnya ataupun mengekangnya.

Our Love StoryWhere stories live. Discover now