PL 4.

1.3K 90 5
                                    

^^Happy Saturday night^^






Happy Reading


***

Semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu, Dinar benar-benar menuruti keinginan Alvaro untuk tidak kemana-mana, atau jika sangat penting Dinar harus keluar rumah, maka cowok itu sebisa mungkin untuk menemani.

Dan karena hari ini adalah hari libur, Alvaro sengaja mengajak Dinar dan juga Baby Khansa jalan-jalan ke mall dan juga cafe untuk bertemu dengan sahabat mereka, Namun sahabatnya itu masih berada di jalan.

Sementara di tempat Cafe Tersebut. terdengar suara tawa keras dari Alvaro saat melihat putrinya yang sedang di suapi kue oleh Dinarvyang dia pesan untuk dirinya. terlihat raut wajah lucu dari Baby Khansa. Mungkin menurut bayi itu rasa kuenya aneh dan tidak cocok di lidahnya.

Tak jarang mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di cafe tersebut. Bahkan ada yang ikut tersenyum dsn tertawa kecil saat melihat Baby Khansa yang sangat menggemaskan.

"Udah ah sayang, kayaknya dia sudah nggak mau." kata Al mengusap bibir bayi itu dengan tisu basah.

Dinar terkekeh dan memberikan empeng bayi itu.

"KHANSA!!" heboh seseorang dari arah pintu masuk, sangking nyaringnya. Orang-orang menoleh ke sumber keributan itu.

Dinar memutar bola matanya males, sedangkan Alvaro hanya tersenyum tipis. "Ya ampun.. Auty kangen.." rengeknya dan merebut bayi gembul itu dari pangkuan Ibunya.

"Lo bisa nggak sih! Nggak usah teriak-teriak. Malu tau di lihatin orang!" geram Dinar pada orang itu yang duduk di sampingnya.

Si pelaku hanya tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. "Sorry, gue sudah kangen banget sama Khansa?" jawabnya sambil bermain dengan Baby Khansa yang sudah anteng di pangkuan Selly.

"Sorry ya Al kita telat. Biasa macet." ujar Bastian yang baru duduk bersama pacarnya Wulan. Alvaro mengangguk paham, memperhatikan para sahabatnya yang sudah berkumpul.

"Sst." kode Alvaro pada Niko untuk memperkenalkan seorang wanita di sampingnya. Niko nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sorry ini bukan cewek gue guys.. Tapi sepupu gue, dari pada gue datang sendiri jadi jomblo ngenes. Mending ngajak dia." ujarnya. Semua menghela napas. Mereka pikir cewek itu adalah pacarnya Niko, ternyata hanya sepupu.

Sampai saat ini, hanya Niko yang masih betah menjomblo. Pernah suatu ketika ia menembak seorang wanita di kampusnya. Namun sayang Niko di tolak, karena sang wanita sudah memiliki kekasih bahkan mereka akan segera menikah.

Niko tidak tau jika wanita itu sudah memilik kekasih. Lantaran si wanita tidak pernah terlihat dengan seorang pria. Hal itu yang membuat Niko berniat untuk memacari wanita tersebut. Bukan rasa sakit yang Niko rasakan, tapi rasa malu. Karena ia menembak wanita itu di depan para mahasiswa dan siswi kampus tersebut.

Semenjak itu, Niko lebih hati-hati dan mencari informasi dulu tentang wanita yang mungkin ia akan dekati.

"Khansa lo kasih makan apa sih Din, bisa gembul. Gemesin gini." ujar Selly gemas mencium pipi chuby bayi itu berulang kali.

"Bubur bayi lah! Lo kira gue kasih apaan!" jawab Dinar sedikit kesal.

"Kenapa. Pingin? Yuk buat." ujar Heru santai. Selly mendelik dan mencubit perut cowok itu dengan kuat.

"Halalin dulu Bambang!" kata Niko. Semua tertawa sementara Heru tersenyum malu.

"Lo kapan halalin Selly. Bastian aja udah hampir nyebarin undangan." ujar Alvaro.

"Hehehe.. Biasa Al, masih ngumpulin dana." kata Heru. Selly yang duduk di sampingnya hanya menunduk malu sambil tersenyum tipis.

"Gue doain semoga semuanya lancar, gue yakin kalau niat baik, pasti ada aja jalannya." ujar Al tulus.

"Amin. Thank Al," Alvaro mengangguk memberi jempol pada sahabatnya itu.

{𝕻𝖊𝖗𝖋𝖊𝖈𝖙 𝕷𝖔𝖛𝖊}


Pukul lima sore Alvaro baru sampai di rumah, kini ia sedang menunggu Dinar di kamar. Gadis itu masih berada di lantai bawah untuk memberikan Baby Khansa kepada neneknya yang tak lain adalah Bunda Alya, yang dari tadi terus menyuruh mereka untuk segera pulang. Karena Bunda sudah rindu dengan bayi itu.

Alvaro mendongak saat suara pintu terbuka. Ia tersenyum melihat Dinar masuk dan memperhatikan gadisnya yang sedang melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu.

"Sayang." panggil Alvaro saat Dinar ingin masuk kedalam kamar mandi.

"Iya." Alvaro diam, hanya memberi isyarat agar gadis itu menghampirinya

"Tunggu ya, aku mau ke kamar mandi dulu."

"Sini dulu sayang.." ujarnya tak terbantahkan. Alvaro mengulurkan tangannya agar gadis itu untuk mendekatinya. Dinar menghela napas kesal, namun ia menurut dan mulai menghampiri Alvaro yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang.

Saat Dinar sudah duduk di tepi kasur, Alvaro melipat kakinya dan menepuk kasur bagian depan kakinya, Menyuruh Dinar duduk di depannya.

Dinar diam menurut saja, ia pun mulai bergeser dan sudah duduk di depan cowok itu. Alvaro diam memandangi Dinar dengan senyum manisnya. Dinar mulai gugup saat Alvaro terus memperhatikannya.

"Al. Daripada kamu cuma diam aja lihatin aku, mending aku pergi deh." kata Dinar yang mulai ingin turun dari kasur.

Namun Al mengunci tangan gadis itu di genggamannya. "Aku punya sesuatu buat kamu." Dinar menaikkan sebelah alisnya.

"Apa?"

"Tapi ada syaratnya."

"Syaratnya?" Alvaro menarik sudut bibirnya, lalu ia memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan Dinar.

Al menunjuk wajahnya sendiri mulai dari kening, kedua mata, kedua pipi, hidung, dan yang terakhir bibirnya. Dinar membulatkan matanya.

Dinar tau apa yang Alvaro maksud. Ia semakin gugup dan salah tingkah. Al semakin melebarkan senyumanya, saat Dinar mulai mendekatkan wajahnya. Alvaro memejamkan matanya ketika Dinar mencium dirinya mulai dari kening, kedua mata, pipi, hindung. Al masih memejamkan matanya saat merasakan kelembutan dari bibir Dinar.

Dan saat yang terakhir adalah bibirnya. Alvaro segera menahan tengkuk gadis itu saat Dinar sudah ingin menjauhkan wajahnya. Alvaro melumat lembut bibir gadis itu sangat intens.

Al segera melepaskan tautan mereka saat Dinar mulai kehabisan napas. Di sela napas yang masih memburu Alvaro tersenyum dan mengusap bibir gadisnya.

Tangan Alvaro seperti sedang mengambil sesuatu dari balik tubuhnya. Dan segera menyodorkan benda itu di depan wajah Dinar.

Dinar menerima benda itu dan menatap tidak percaya pada benda dan wajah Alvaro bergantian. "Ini." gumam Dinar.

Alvaro mengangguk memberi senyum pada Dinar. "Iya sayang, aku udah mutusin untuk ngambil cuti selama seminggu untuk kita liburan. itu sebagai ganti yang waktu itu  kita ngggak jadi pergi."

"Ini beneran?" tanya Dinar masih tidak percaya.

"Beneran sayang.. Tapi maaf ya, aku nggak bisa ajak kamu ke tempat yang waktu itu aku janjikan. Kira kesini aja, nggak apa-apa kan?" Dinar melebarkan senyumanya dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak apa-apa, kesini aja aku sudah senang banget. Makasih ya." jawab Dinar dan memeluk Alvaro.

Alvaro memutuskan mengajak Dinar untuk berlibur ke Singapure. Selain karena ada keluarganya di sana. Ia juga memilih negara itu karena dekat dengan Indonesia. Sebenarnya Alvaro ingin mengajak gadisnya untuk berlibur di korea seperti impian sang istri. Namun karena kesibukan dan juga cuti yang tidak bisa lama, akhirnya Alvaro mengajaknya ke negara Singapure saja.

***

-ᵀᵒ ᵇᵉ ᶜᵒⁿᵗⁱⁿᵘᵉ-

Perfect love (Alvaro season 2) ENDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora