PL 6.

1.2K 78 3
                                    

~^~

~^~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


~^~












***

Alvaro terlihat sedang mengerjapkan matanya, melihat jam dinding di kamar tersebut yang menujukkan pukul tiga dini hari.

Ia tersentak saat melihat Dinar tengah tidur meringkuk setengah duduk. "Sayang bangun.." Alvaro mengusap pipi Dinar lembut.

Dinar yang membuka matanya dan melihat Alvaro terbangun. Membuatnya langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Alvaro khawatir. "Al. Gimana? Perut kamu masih sakit?" Alvaro tersenyum dan menggeser tubuhnya lalu menepuk kasur tersebut agar Dinar tidur di sampingnya.

"Nggak sayang, sudah baikkan." ujarnya.

Dinar mulai merebahkan tubuhnya yang langsung di rengkuh oleh cowok yang terlihat semakin pucat.

"Sebenarnya kamu kenapa? Kenapa bisa sakit?"

"Aku baru ingat kalau tadi, di rumah Kakek aku nggak sengaja makan sup yang ada udangnya. kayaknya Nenek lupa kalau aku punya alergi udang." tangan Dinar menangkup sebelah pipi Alvaro.

"Kamu demam Al. Kita ke dokter ya?" bujuk Dinar lembut.

Lagi-lagi Alvaro menggelengkan kepalanya pelan. Ia memandang wajah cantik Dinar dengan sayu. "Aku nggak perlu ke dokter. Cukup istirahat aja inshaallah sembuh." kata Al sedikit parau.

Alvaro menarik selimut dan membungkus tubuh mereka berdua. "Aku cuma butuh kamu, temani aku ya jangan kemana-mana?" pinta Al lalu ia lebih memeluk tubuh Dinar.

Dinar diam menurut, ia juga memeluk tubuh hangat Alvaro. Memperhatikan wajah suaminya yang sudah terlelap kembali. Dinar bisa merasakan hembusan napas yang terasa hangat dari hidung cowok itu.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDWhere stories live. Discover now