1.1

40.9K 10.3K 3.8K
                                    

ada yang masi bangun gak si?

di story ig aku kemaren, aku janji mau dobel update. utang lunas ya bunds. semoga seneng.

happy reading!



° ° °

"kenapa mendadak sekali??" 

Nada suara ibu terdengar meninggi di telepon. Mungkin ia terkejut ketika aku memberi tahu dirinya kalau aku akan pulang ke Korea besok pagi . Untuk itu, aku mengambil jadwal pesawat pagi-pagi sekali, mengingat kalau Australia ke Korea bisa memakan waktu penerbangan sekitar tujuh sampai sepuluh jam. 

"apa tidak bisa beberapa hari lagi? sertifikatmu juga belum keluar kan? lagian urusan ibu dan ayah disini belum selesai."

Aku menghela napas panjang mendengar jawaban ibu. Berani taruhan, kalau udah begini, itu artinya ibu tidak setuju. Aku berhenti sebentar mengemas baju-bajuku di koper. 

"Tidak bisa bu. Aku benar-benar harus pulang besok." kataku sedikit tegas di telepon. 

"masalah sertifikat, aku sudah bilang ke panitia kalau punyaku dikirim lewat email saja. Ada kesalahan data yang membuat mereka harus mengulang input nama peserta dan kata mereka itu membutuhkan waktu sedikit lama lagi mengingat jumlah peserta olimpiade dari seluruh dunia ini cukup banyak." 

aku memberi penjelasan yang cukup panjang dan kuharap ibu mau mengerti. 

Terdengar lenguhan napas di sebrang sana. Aku yakin ibu sudah lelah dengan tingkahku yang labil. Kalau kemarin aku ngotot ingin lama lama disini sampai menunggu urusan mereka selesai dan mereka pun setuju, tapi sekarang aku benar benar tertarik untuk pulang.

Aku merasa memang ada sesuatu yang tidak beres di hotel ini. Semenjak tragedi badut yang berdiri di depan pintu kamarku sampai paginya aku mendengar berita bahwa di hotel ini ada yang bunuh diri. itu semua sudah terlihat janggal bagiku. 

 setidaknya ketika aku sudah di rumah, mungkin aku merasa sudah aman. Dan sebenarnya, aku sendiri pun penasaran setengah mati dengan ada apa yang ada di kamarku. Memangnya ada apa sih?

Mungkin jawabannya ada ketika aku sudah sampai di rumah, sehingga rasa penasaranku bisa tuntas dan aku tidak perlu lagi mempertanyakan pesan matahari itu.

"Apa harus besok pulangnya?  ayah dan ibu tinggal dua hari lagi disini. kenapa tidak pulang bersama kami saja?"

kan benar kataku. ibu pasti merasa keberatan. 

Suasana di telepon hening untuk beberapa saat. Aku membasahi bibirku yang kering kemudian memijat pelipisku. mataku bergerak kesana kemari.

Aku memikirkan alasan apa yang harus kukatakan pada Ibu biar dia mau dan membiarkanku pulang? Tidak mungkin kan aku bilang tentang pesan itu? 

akhirnya satu alasan yang cukup konyol dan mungkin terlihat keterlaluan terlintas di benakku. 

"Bu, sebenarnya aku lupa mengunci jendela kamar."

"Hah???? Kau yang benar saja??" 

Bot 0.2 | Haechan ✓Where stories live. Discover now