Chapter 6 - Can I Trust You? (Bisakah Aku Mempercayaimu?)

7.8K 171 45
                                    

"Tidak mungkin Willem yang menghilangkan nyawa Sebastian," ucap Aleyna seraya menatapi segelas lemon tea di hadapannya dengan tatapan serius.

Armand menatap Aleyna tajam, "Tapi semua bukti mengarah pada Willem, Aleyna. Bisa saja kan dia merasa cemburu dengan Sebastian? Karir Sebastian memang lebih bagus, bahkan aku juga sempat mendengar kabar kalau pangkatnya akan segera dinaikkan." Armand lanjut bicara seraya memegangi punggung tangan Aleyna, "Dia juga tampan, dan punya calon istri secantik kamu. Siapa juga yang tidak akan iri dengan dia?"

Aleyna langsung menjauhkan tangannya dari tangan Armand. "Omong kosong. Willem juga tidak kalah tampannya dengan Sebastian. Dan lagi, aku tidak merasa terlalu cantik. Banyak perempuan di luar sana yang jauh lebih cantik dan menarik daripada aku," ucapnya yang merasa tak mau kalah.

Armand menghela napas panjang, "Terserah apa kata kamu."

Aleyna beralih menatap Armand nanar, "Kalau hanya karena tahta dan jabatan, apakah bisa Willem bertindak setega itu pada Sebastian?"

Armand tersenyum miring, "Bukankah kamu sudah mengetahui jawabannya? Buktinya dia tega kan melakukan itu semua pada Sebastian?"

Aleyna hanya terdiam di tempatnya seraya terus memperhatikan wajah tampan Armand.

Armand lanjut bicara seraya menenangkan Aleyna, "Sabar dan tenang, Aleyna. Semua pasti ada jalan keluarnya."

"Aku tidak bisa tenang, Armand. Aku masih berkabung."

"Apa yang harus aku lakukan agar bisa membuat kamu lebih tenang?"

"Buat apa juga kamu bertanya seperti itu? Percuma. Mau aku meminta pun, kamu pasti tidak akan bisa melakukannya. Memangnya kamu bisa mengembalikan Sebastian padaku?" ucap Aleyna sebal.

Armand tak mengelak lagi, dirinya lebih memilih untuk mengalah daripada harus berdebat dengan Aleyna.

"Aku mau pulang ke rumah setelah ini. Aku sudah muak dengan semuanya," ucap Aleyna seusai meminum segelas lemon tea-nya.

"Mau aku antar?"

Aleyna hanya mengangguk.

Selama perjalanan pulang menuju rumah Aleyna, keduanya nyaris tak saling bicara. Armand terlihat fokus menyetir mobilnya, sementara Aleyna terlihat sibuk menatapi jalanan beraspal dengan tatapannya yang nyaris kosong. Armand menatap Aleyna sekilas dengan tatapan ibanya sebelum akhirnya lanjut bicara, "Kamu mau mendengar lagu? Atau radio mungkin?"

"Lagu saja. Aku mau dengar lagu jazz."

Armand memutar lagu berjudul You're Beautiful karya penyanyi James Blunt yang diaransemen ulang menggunakan musik beraliran jazz setelahnya. "Lagu ini, bagaimana?" tanyanya.

"Thanks." Aleyna lanjut bicara seraya menatapi jejeran pepohonan yang ditanam di pinggir jalanan dengan tatapan nanar, "Dulu Sebastian selalu suka mendengarkan lagu-lagu jazz. Dia bilang dia selalu merasa 'lebih hidup' dan lebih semangat setiap kali mendengarkan lagu jenis ini."

Armand hanya terdiam, bibirnya seolah-olah sudah tidak mampu memproduksi kata-kata lagi.

Aleyna lanjut bicara kembali setibanya di rumah, "Terima kasih sudah mengantar aku pulang sampai ke rumah, Armand."

Armand tersenyum ramah, "You're welcome (sama-sama). Kalau kamu butuh sesuatu, kamu hubungi aku saja, oke?"

Aleyna tersenyum tipis, "Aku masuk dulu. Hati-hati di jalan." Kedua mata Aleyna langsung membulat seketika dirinya mendapati Starla, sahabat baiknya, sedang duduk dan ngobrol bersama dengan ayah dan ibunya di sofa empuk ruang tamu rumahnya. "Starla?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Obsession [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang