bab dua puluh tujuh

5.7K 902 208
                                    

Grassie memasukkan seluruh barangnya dengan cepat. ia baru saja menyelesaikan ujian akhir semesternya dimana semester ini telah usai dan dalam waktu satu bulan kedepan ia akan melaksanakan sidang tugas akhirnya. memang ia memilih untuk mengambil satu mata kuliah tambahan untuk menunjang kenaikan IPKnya dan membuatnya tidak malas mengerjakan tugas akhirnya. siapa sangka jika perkuliahan akan secepat ini. kesibukan dengan perkuliahan serta project untuk tugas akhirnya yang membuat kesibukan selama beberapa bulan ini membuatnya mengalir begitu saja.

Waktu sudah menjelang sore dan langit juga agak menggelap padahal jam masih menunjukan pukul tiga sore. Hari ini, tanggal ini, tanggal dimana sahabatnya itu meninggal. Tanggal kramat untuknya yang selalu ia ingat dan tidak ada yang bisa mengganggu gugatnya. Bahkan harusnya, ia ada jadwal bimbingan dan dengan sopan ia menolak dan berkata jujur pada dosen pembimbingnya.

"Mau ke sahabat lo itu?" Aline yang melihat Grassie merapihkan barangnya dengan terburu-buru dapat menyadari bahwa hari ini adalah hari penting. Dan juga karna sedari kemarin Grassie sudah berkata sudah tidak sabar untuk mengunjungi sahabatnya itu.

Dengan anggukan dan senyuman Grassie sebagai jawaban Aline. Sungguh, ia sudah tidak sabar menceritakan banyak hal dengan sahabatnya itu walaupun dari atas sana, ia yakin bahwa sahabatnya itu mengetahui aktivitas kehidupannya.

"Gue duluan, ya!" Pamitnya dan segera berlari keluar kelas.

Ia menengadah, melihat langit cerah padahal pada notifikasi ponselnya hari ini akan turun hujan. Memang, jangan pernah mempercayai ramalan, bahkan ramalan cuaca sekalipun. Sepertinya semestapun tahu bahwa ini adalah hari penting untuknya. Senyuman senang terukir pada wajahnya.

Ia melirik sekilas jam tangan yang melingkar pada tangannya itu. Sedikit berharap bahwa ia bisa lama di sana mengingat jam sudah menunjukkan pukul empat.

Ia meronggoh ponsel yang berada pada tasnya, berniat untuk memesan kendaraan online untuk membawanya kesahabatnya. Namun, sebelumnya ia membalas sebuah pesan dari Dika terlebih dahulu. Sedikit tersenyum ketika membaca pesannya, pasalnya Dika semalam berkata tidak bisa ikut mengantar karna ada suatu urusan.

Dika
Maaf ya, salam untuk Haidar.

Grassie
Iya, nanti aku sampaikan. Sukses untuk hari ini ya, haha.

Semalam, Dika berkata bahwa ia ingin melakukan sesuatu hari ini, padahal Grassie sudah senang akan diantar oleh Dika yang notabenenya belum pernah sekalipun ia mengunjungi Haidar mengingat Dika yang harus melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Entah apa yang ada dipikiran Dika dan Grassie pun tidak ingin ikut campur tentang urusan Dika mengingat dirinya juga bukan siapa-siapa lagi untuk Dika. Hanya sebatas teman.

Akhir-akhir ini juga Dika seperti sedang sibuk dengan kerjaannya, maklumlah sedang berada di bulan akhir tahun yang pasti untuk pekerja baru sepertinya akan lebih hectic di kantor karna para atasan yang akan meminta bantuan pada bawahan baru. belum lagi agenda akhir tahun adalah tutup buku.

Grassie sedikit melirik satu pesan yang tidak pernah ia buka. Kata selamat yang tidak pernah ia mengerti maksudnya apa. Hanya satu pesan yang membuatnya bingung serta marah. Bingung mengapa tiba-tiba pesan itu masuk dan sedikit merasa marah kenapa tiba-tiba ia kembali menghubungi.

Grassie menarik nafasnya dan menghembuskannya. Membuka aplikasinya dan segera memesan kendaraan online itu sebelum turun hujan.

***

Johnny melirik jam yang terpajang pada dinding putih itu. Sudah sore, ada janji yang harus ia tepati hari ini. Kebetulan hari ini bukan jadwal check up para pasien dan jadwalnya memang selesai pukul tiga.

Recovery ; Johnny Suh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang