24.Hari Bersamanya

1.9K 82 2
                                    

"Kita mau kemana?" tanya Cakra. Mereka sekarang sedang


berada di perjalanan.


"Kita ke Caffe Prince," jawab Sasha.


"Kamu laper?" tanya Cakra seraya mengernyitkan dahinya.


"Enggak. Aku kerja disana," jawab Sasha jujur.


"Kerja?" Cakra bingung dengan ucapan shasa. Apa benar


Shasa sedang kerja sekarang?


"Iya. Aku udah agak lama kerja disana," ucapnya


"Bukannya kamu sekolah?" tanya Cakra heran.


"Kalo lagi sekolah aku mulai kerjanya waktu pulang dari


sekolah sampai jam 9 malam. Kalo hari libur berangkat


siang, pulangnya kadang malam kadang sore. Tergantung


rame nya caffe," jelas Sasha. Membuat Cakra lagi-lagi dibuat


kagum olehnya. Perempuan yang begitu tegar menurut


Cakra.


"Kamu gak cape?" tanya Cakra lagi seraya mengernyitkan


dahinya.
"Enggak. Inikan emang kemauan aku sendiri," jawab Sasha


seraya tersenyum tipis.


"Buat apa kamu kerja?" Tanya Cakra.


"Buat ... buat kehidupan aku lah, buat apalagi?"


"Kan bisa minta sama orang tua kamu?"


"Uang bulanan aku masih gak cukup untuk hidup aku," ucap


Sasha seraya tertawa hambar.


Cakra terdiam. Dalam hatinya ia berkata, ini pasti buat biaya


operasi, makanya dia kerja keras. "Kasihan kamu Sha," batin


Cakra merasa kasihan dengan apa yang dialami Shasa


sekarang.


Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya mereka pun


tiba.


"Satu kali lagi, makasih udah anterin aku kesini," ucap Sasha


seraya tersenyum, lalu ia hendak beranjak pergi. Namun


langkahnya terhenti saat tangannya digenggam Cakra.


Sasha menoleh seraya mengangkat sebelah alisnya.


"Boleh aku nunggu?" tanya Cakra yang membuat Sasha jadi


salah tingkah.


"Ahh, gausah Cak, kerjaku gak sebentar. Pasti kamu


bosendisini," ucap Sasha menolak secara halus.
"Gak papa kok, selagi aku masih bisa liat kamu aku gak akan


bosen," goda Cakra seraya tersenyum. Sedangkan Sasha,


wajahnya terlihat memerah karena malu.


"Udah yuk, aku tunggu kamu di dalam!" ajak Cakra seraya


menggandeng tangan Sasha. Membuat Shasa jadi tidak bisa


menetralkan jantungnya sendiri.


Saat tiba di dalam, Sasha disapa dengan seorang laki-laki


berjas hitam yang sangat tampan.


"EhhAllisya, udah dateng!" ucap seorang laki-laki.


"Iya pak Mars," jawab Sasha seraya tersenyum. "Ohh iya Pak

Hurt Girl! (Completed)Where stories live. Discover now