🐈 Part 13 🐈

3.2K 161 16
                                    

Your Wife is Mine

Part 13

🐈🐈🐈🐈🐈☁☁☁🐈🐈🐈🐈🐈






Illy keluar dari taxi yang baru saja ia tumpangi. Di sinilah ia sore ini, di depan kantor yang dulunya milik sang suami. Yang sekarang sudah berganti menjadi milik Bara. Ia memandang gedung perkantoran di hadapannya dengan gelisah. Setelah seharian ini ia berkeliling mencari pinjaman, inilah pilihan terakhirnya. Tidak ada yang bisa membantunya. Sebenarnya, memang siapa yang akan memberikan pinjaman sebesar itu? Belum lagi kondisinya pun seperti ini. Ingin ia berbalik dan mengurungkan niatnya, tetapi itu tidak mungkin. Apalagi, sebentar lagi waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Batas akhir sang adik harus melunasi uang kuliahnya.

Memejamkan matanya sejenak untuk mengumpulkan keberanian, Illy pun mulai memasuki lobbi kantor. Berbeda dari yang biasanya di mana ia yang akan langsung menuju ruangan Bara, kali ini ia menuju meja Reseptionis untuk menanyakan keberadaan Bara di kantor.

Setelah mendapat jawaban bahwa Bara ada di ruangannya, Illy pun segera menaiki lift menuju lantai ruangan Bara. Sesampainya di sana, ia mendapati Sisil yang menatapnya bingung. "Ibu Illy?" Illy hanya memperlihatkan senyum canggungnya. Meski Nicky bukan lagi atasan Sisil, wanita itu tetap memanggilnya dengan sebuat Ibu.

Illy mendekati Sisil tang sudah berdiri dari duduknya. "Bara ada di dalam?" tanya Illy.

Sisil mengangguk. "Ada, Bu. Sebentar." Sisil mengetuk pintu ruangan Bara sebentar. Setelah mendapat balasan dari dalam, wanita itu membuka pintu ruangan Bara. "Maaf, Pak. Ada Ibu Illy yang ingin menemui Bapak." Hening sesaat, perlu beberapa waktu untuk Illy dapat mendengar suara dari dalam.

"Biarkan dia masuk." Entahlah, mendengar bahwa ia diperbolehkan masuk malah membuatnya gelisah. Setelah Sisil memintanya untuk langsung masuk, langkahnya terasa berat. Namun, ia harus melakukan ini.

☁☁☁

Bara masih berkutat dengan berkas-berkasnya saat ia mendengar pintu ruanganya diketuk. Setelah ia mempersilahkan seseorang di luar sana masuk, ia sempat terkejut dengan apa yang diberi tahukan oleh Sekretarisnya. Namun, ia dengan cepat bisa menguasainya, karena ia pun sudah mengira bahwa hal ini akan terjadi.

Tak lama, seorang wanita yang ia kenal memasuki ruangannya dengan kepala menunduk. Berbeda sekali dengan kedatangannya beberapa hari lalu yang selalu membuka pintu ruangannya secara kasar. Jangan lupakan tatapan marah yang orang itu tujukan kepada Bara. Namun, kali ini apa yang Bara lihat sangatlah jauh berbeda. Bara sedikit menatap Johan, tanpa kata Johan pun meninggalkan ruangan Bara.

Terlihat Illy pula yang menatap kepergian Johan. Bara memilih bangkit, berdiri sembari menyandarkan tubuhnya pada meja kerjanya. Tangannya ia lipat di depan dada. "Ada perlu apa Ibu Illy darang menemui saya?" Pertanyaan Bara mampu menyadarkan Illy dari pandangannya pada arah kepergian Johan.

Bara hanya menatap Illy dalam diamnya, cukup lama wanita itu diam. Hingga Bara bisa mendengar niatannya untuk datang. " Ak-aku membutuhkan bantuan," ucapnya lirih. Kepalanya pun menunduk dengan jari yang saling bertaut. Gerak-gerik Illy yang seperti itu, membuat Bara tertawa puas di dalam hati.

"Maksudnya?" Bara tidak berbohong. Ia memang tidak mengerti bantuan apa yang wanita di hadapannya butuhkan. Ia hanya ingin kata-kata yang jelas.

Your Wife Is MineWhere stories live. Discover now