CHAPTER 12

10 0 0
                                    

Setelah keputusan yang Jupiter ambil, Garnayse diberikan kamar tidur yang layak. Gadis itu mengikuti Athena yang membawanya pergi ke gedung yang berada jauh dari gerbang utama--tempat dimana para pejuang berada dan beristirahat. Anggap saja gedung itu seperti bagian tempat tinggal mereka dikala sedang tidak bertugas.

"Gedung ini cukup jauh dari Gerbang Utama, tetapi kau bisa melihat gerbang itu sangat jelas kalau dari jendela kamar tidurmu," ujar Athena sudah seperti seorang pemandu wisata. "Gedung ini memiliki empat lantai dan satu lantai untuk ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah adalah tempat kami berkumpul dan makan bersama, lalu lantai pertama yang kita lewati tadi adalah tempat istirahat terdekat sebelum bertukar jadwal berjaga  dan lantai-lantai selanjutnya merupakan tempat kamar-kamar kami tersedia."

Garnayse menyimak ucapan Athena sembari mengedarkam pandangannya ke sekeliling. Sekarang mereka berdua ada di lantai dua. Memang benar apa yang diucapkan oleh Athena selain lantai satu dan bawah tanah terdapat kamar-kamar pribadi para pejuang (prajurit) berjejer di sepanjang lorong yang lumayan lebar ini. Sudah hampir mirip seperti asrama hanya saja jauh lebih luas dan dindingnya didominasi cat berwarna putih. Meskipun terlihat 'agak' tidak terurus, Garnayse bisa memaklumi.

"Masing-masing lantai ada ruang bersantai dan berdiskusi. Ini salah satunya," kata Athena ketika mereka melewati ruang bersantai yang lebih mirip seperti ruang tamu dengan beberapa sofa reot yang tersedia di sana. "Kau tidak perlu merasa takut dan jangan bingung mengapa di jam-jam seperti ini tidak banyak pejuang yang beristirahat, karena mulai pukul delapan hingga setengah sepuluh pagi ini mereka melaksanakan kegiatan rutin, yaitu baris-berbaris di lapangan sebelum akhirnya menjalani tugas mereka sesuai jadwal."

"Apakah mereka tidak keberatan kalau ada seorang gadis yang tinggal satu lantai dengan mereka?" Tanya Garnayse pelan.

Athena tersenyum lebar. "Ya, aku mengerti ucapanmu. Aku rasa kau takut kalau hanya kau satu-satunya gadis yang tinggal di lantai ini, kan? Jangan khawatir. Di lantai ini ada kamar Tristan dan Yuri. Aku juga seringkali beristirahat di kamar Tristan dan kau juga bisa menemuiku di lantai tiga. Kamarku ada di sana."

Garnayse mengangguk-anggukan kepalanya. Tetapi, tetap saja itu menakutkan.

"Kamar mandi ada di ujung lorong. Terdapat empat kamar mandi di sana dan aku rasa kau tidak bisa memakai kamar mandi itu. Jadi, Jupiter memutuskan untuk membuka satu kamar mandi yang ada di lorong kedua agar kau tidak perlu takut harus menggunakan kamar mandi campuran. Hanya kau yang akan memegang kunci kamar mandi tersebut, jadi kau saja yang boleh menggunakannya."

"Baik, terima kasih."

Athena berhenti di depan sebuah pintu. Wanita itu mengeluarkan sebuah kunci dari kantung celana nya, lalu dengan gerakan cepat dia memasukan kunci tersebut dan membuka pintu yang ada di hadapannya. Dia berkacak pinggang dan tersenyum penuh arti, "nah, ini kamar tidurmu. Ayo, kita masuk." Athena melangkah masuk dan dibuntuti oleh Garnayse.

Athena menyibak gorden jendela satu-satunya yang ada di kamar tersebut hingga terbuka lebar  dan membiarkan cahaya memasuki kamar yang gelap tersebut. Garnayse berdiri di tengah ruang kamar tidurnya dan mulai mengedarkan pandangannya ke sekitar. Ruangan itu tidak terlalu luas. Cukup minimalis dengan satu kasur cukup untuk satu orang dan satu lemari kayu berpintu ganda berukuran sedang yang terletak di pojok ruangan. Itu sudah cukup bagi Garnayse.

"Yap, kau akan tinggal di sini mulai sekarang, Garnayse. Hanya ini yang kami punya untuk dirimu. Dan ini," Athena memberikan sebuah kunci lengkap dengan gantungannya yang bisa dikalungkan ke leher. "Kunci kamar mandi nya. Letak kamar mandinya ada di lorong kedua. Kau keluar dari kamar ini dan berjalan sedikit ke arah kiri sampai menemukan belokan lagi di sebelah kanan. Pintu terakhir di lorong kedua itu adalah kamar mandimu. Tidak perlu takut, karena di lorong kedua sudah tidak ada kamar lain. Hanya ada pintu kamar mandi yang akan kau gunakan."

Garnayse mengangguk dan menerima kunci tersebut. Athena menghembuskan napas panjang dan cepat.

"Akhirnya selesai. Kau bisa beristirahat. Tidak masalah kan, jika aku meninggalkanmu?"

"Iya, Athena. Terima kasih."

Athena mengangguk dan tersenyum manis, kemudian segera berbalik, lalu melangkah menuju ke pintu. Namun, langkah kakinya terhenti dan wanita itupun berkata, "oh ya satu lagi, Garnayse. Nanti aku akan memberikan jadwal berjaga ku agar kalau sewaktu-waktu kau mencariku kau bisa menemukanku di kamarku. Aku juga sudah memberitahukan kepada Tristan untuk selalu ada ketika kau meminta bantuannya, jadi jangan ragu untuk mencarinya, ya. Dia tidak pergi jauh-jauh dari sini, karena dia selalu mendapat tugas berjaga di gedung ini. Lalu, Yuri, jangan mencarinya. Dia tidak bisa diharapkan." Athena tergelak pelan, "aku akan mengajakmu makan jika sudah waktunya tiba."

Garnayse menelan salivanya dengan susah payah. Dia malu, canggung, dan kebingungan meski Athena sudah menjelaskan segalanya kepada dirinya. Dia bahkan ragu kepada dirinya sendiri kalau sedang dalam kesusahan, siapa yang akan ia hampiri terlebih dahulu. Mencari Tristan? Apakah itu akan semudah ketika Brandon selalu ada bertugas menjaga dirinya seperti waktu itu?

Demi apapun Garnayse selalu memikirkan hal itu. Dan sekarang dia benar-benar sendirian.

"Aku pergi, Garnayse. Sampai jumpa." Athena melambaikan tangan sesaat sebelum menutup pintu kamar Garnayse.

Garnayse mengulum bibirnya dengan perasaan tak karuan. Untuk sejenak kedua matanya melirik ke sekeliling dan sebuah pikiran muncul dalam benaknya mengatakan kalau semua ini tidak akan seburuk yang ia bayangkan.

Lagipula ini lebih baik daripada harus berkeliaran dalam keadaan diburu oleh petugas Sentral City di luar sana.

*  *  *

M

atahari telah terbenam beberapa saat yang lalu. Garnayse tak henti-hentinya memandang ke luar jendela sembari memperhatikan pemandangan sore hari hingga malam hari seperti sekarang. Langit tidak begitu buruk meski telah kehilangan gemerlap bintang. Athena benar, melewati jendela kamar tidur ini Garnayse bisa menatap langsung ke arah Gerbang Utama meski dari kejauhan. Secara tidak langsung dia bisa melihat aktivitas-aktivitas yang ada di sana. Garnayse menghela napas. Dia memeluk tubuhnya sendiri seraya merasakan suhu dingin yang menurutnya sudah cukup membuat tubuhnya sedikit menggigil. Di dalam kamar tidurnya hanya ada sebuah lentera yang dinyalakan menggunakan korek api kayu yang juga tersedia di sana. Hanya itu penerangan yang ada di dalam kamar minimalis seorang Garnayse.


Di dalam situasi seperti ini Garnayse merasa dirinya begitu kosong. Hampa. Ia merindukan Jamie setiap saat, setiap menit, dan setiap harinya. Meskipun Garnayse menyadari dengan memikirkan hal itu--kematian Jamie, maka rasa bersalah dan penyesalan akan selalu menggerogoti dirinya. Garnayse sendiri tidak tahu rencana apa yang akan dia lakukan agar bisa menemukan pelaku sesungguhnya. Garnayse juga tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Entah hal buruk atau hal baik, tapi Garnayse selalu berusaha untuk memberi semangat kepada dirinya sendiri.

Ketika pikirannya sibuk berkelana, Garnayse mendengar bunyi ketukan pintu sebanyak dua kali. Tubuh Garnayse langsung menegang dan kepalanya tersentak ke belakang. Dia pun menoleh untuk menatap ke arah pintu yanh tertutup rapat dan terkunci. Garnayse menelan saliva nya dengan susah payah dan seketika itu pula rasa takut menyerang dirinya.

"Garnayse, ayo sudah waktunya makan malam." Itu suara Athena.

Garnayse menghembuskan napas panjang dan lega. Dia terlalu paranoid dan nyaris mati, karena ketakutan. Garnayse berdecak, merasa kesal terhadap dirinya sendiri yang terlalu bodoh dan entah sejak kapan menjadi penakut seperti ini. Dia sudah berdiri setegak dan sejauh ini maka seharusnya tidak ada alasan lagi baginya untuk hidup terus-terusan dalam ketakutan.

"Ya, Athena. Aku datang."

****

Rindu dengan Garnayse?

Kisah lama yang akhirnya kembali saya publikasi di sini.

Terima kasih masih menanti, see ya!


GarnayseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang