HALO BULAN

3 0 0
                                    

"Yok prakanco dolanan nang jobo

Padhang wulan, wulane kaya rina

Rembulane sing awe-awe

Ngelingake ajapadha turu sore

Yok prakanca dolanan ing jaba

Rame-rame kene akeh kancane

Langite pancen sumebyar rina

Yopadhadolanansinambiguyonan" (lagu Padhang bulan asal Jawa Tengah)

Kali ini asisten google akan membahas sedikit mengenai "Hallo Bulan" sapa Mbak asisten.

"Hai" jawab Bulan. Eh, bukan... bukan hallo yang ini. Maaf gagal fokus.

Sebentar, sebelum Mbak asisten akan membahas tentang "Halo Bulan". Mbak asisten google boleh cerita sedikit? Boleh, ya... oke

Ekhm, jadi..... jaman dahulu kala. Eh,tidak begitu dahulu sih. Bebera patahun yang lalu, saat Mbak asisten google masih kecil-walau sekarang juga masihsih- zaman google belum menampakkan asistensinya, zaman banyak bocah main kelereng, bukan mobil lagend. Seringkali, waktu tiba padhang bulan. selesai mengaji tidak langsung pulang (wah kebiasaan buruk ini) iya, jangan ditiru.

Jadi, kami setelah selesai mengaji, waktu itu mengajinya malam hari. Berangkat membawa obor (soalnya belum semua punya listrik) .Sampai di masjid penerangannya baru lampu kuning, macam ayam baru menetas.

Jadi, setelah kami selesai mengaji, terutama saat padhang bulan. Kami tidak langsung pulang kerumah, melainkan menikmati pemandangan bulat dan terangnya bulan sambil bercerita. Apapun kami ceritakan. Mulai dari kejadian biasa seperti saat menerbangkan layang-layang, berebut kelereng, bahkan sampai kisah-kisah horror yang biasanya membuat kami pulang dengan lari terbirit-birit untuk sampai ke rumah.

Entah bulan apa, tahun berapa, padhang bulan malam itu bertambah cantik. Biasanya sang rembulan hanya ditemani para bintang yang berkerlip secara bergantian. Namun, malam itu rembulan dipinang oleh pelangi, ciye.

Bulan malam itu di pasangi cincin serupa warna pelangi. "Cantik" komentar kami. Setelah itu, seperti di bulan-bulan sebelumnya, kami pulang sedikit malam setelah banyak bertukar cerita. Ternyata, sampai dekat rumah. si Mbah memanggil saya. Menyuruh saya cepat masuk rumah. "rembulane onok kluwunge, nduk. Tondo bakalake akeh nestapa" (ada halo bulan, tanda akan banyak nestapa terjadi). Yah, saat itu saya manut-manut saja sama si Mbah.

Dan ternya tabaru-baruini, ditengah pamdemi covid19 fenomena ini terjadi lagi. Tepatnya 1 Juni 2020, seperti yang dijelaskandalam detik.com

Banyak netizen yang berkomentar karena fenomena ini. Ada yang mengomentari cantiknya, ada yang mengomentari dengan guyonan, bahkan ada yang menyangkut pautkan keindahan halo bulan dengan berbagai musibah yang melanda. Diantara contoh komentar netizen, dikutip dari detik.com

"Bulan semalam saja sudah bercincin, kamu kapan?" tulisakun @M, bla..bla...bla..

"Mugensokoyomi #BulanBercincin" @b******** (mungkin maksudnya mugen tsukuyomi, walau sepertinya bukan bulan bercinci nartinya) pst...tolong dikoreksi para wibu Narto. Eh, Naruto

Bahkan di halaman lain banyak yang menyangkut pautkan dengan musibah, kematian seseorang, yang intinya berhubungan dengan nestapa. Seperti kata si Mbah saya di atas. Karena, mungkin ini kebetulan. Dalam satu berita di detik.com lagi-lagi (denganjudul lain) disebutkan:

Pada tahun 1970, tepatnya 20 Juni 1970. Bung karno, sang Bapak proklamator sedang dirawat di RS Gatot Subroto dikarenakan pembengkakan ginjal yang meracuni darah beliau. Nah, saat itu Bung Karno dijenguk oleh salah satu istri dan anak beliau Dewi seokarno dan Rachma wati . Dan pada malam hari, anak beliau Rachma wati tidak sengaja melihat bulan. Dan saat itu sedang terjadi halo bulan. Keesokan harinya, beliau dinyatakan koma. Dan meninggal pada tanggal 21 Juni 1970 sekitar pukul 07.00

Kemudian kebetulan yang kedua, terjadi saat Bapak Soeharto, presidenkedua RI jatuh sakit. Dihari ke-14 beliau dirawat, Halo bulan terjadi kembali. Bertepatan pada hari jum'at (kamis malam) 18 Januari 2008, walau tidak memiliki alur cerita seperti Bung Karno (salah satu keluarganya melihat halo bulan dan keesokan harinya meninggal), fenomena Halo bulan bertambah kemistikannya berkat dua kejadian ini.

Bahkan bukan hanya orang jawa, yang mengartikan halo bulan merupakan peringatan akan datangnya musibah. Bahkan orang jepang kuno juga mengatakan hal yang sama, ya entah karena kita merupakan mantan jajahan jepang sehingga bisa melahirkan pendapat yang sama. Atau karena hal lai, intinya kita berpendapat sama.

Orang jepang kuno menamai halo bulan/matahari karena bisa terjadi di keduanya. Dengan sebutan pelangi putih, selain pertanda musibah, adanya pelangi putih ini juga diartikan sebagai pertanda akan turunnya hujan.

Pro-Kontra jelas banyak terjadi karena fenomena ini. Namun mengesampingkan hal itu, sebetulnya bagaimana kecantikan itu bisa terpancar begitu indah di wajahmu. Eh, salah. Bagaimana kecantikanmu bisa bertambah, dengan kedatangan si cincin tadi, oh bulanku. Eh, tanpasapaan-ku. Oh bulan...

Nah, rupanya Halo bulan (bisa terjadi di matahari juga sebetulnya) terjadi karena pembiasan Kristal es yang bersatu dengan awan. oleh matahari/bulan. "saat awan tinggi terbentuk awan cirus yang dingin dengan Kristal-kristasl es, maka Kristal es tersebut akan membiaskan cahaya bulan/matahari" ujar tomas (kepala lembaga antariksa dan penerbangan Nasional) dalam wawancara yang dilakukanoleh kompas.com

Pembiasan yang terjadi di awan, menimbulkan beberapa efek warna layaknya saat muncul pelangi. Atau terkadang hanyaberwarna putih yang melingkar seperti cincin di jarimanismu. Eh, salahlagi....

Jadi seperti itu sobat asisten google.... Penjelasan singkat sekali mengenai fenomena halo bulan.

Google AssistantWhere stories live. Discover now