07. Piala Api.

3.1K 400 1
                                    

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴!-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴!
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Aku, Luna, dan Cho memasuki Aula Depan bersama murid-murid Hogwarts lainnya, menuju Aula Besar, aku melihat Lee Jordan melompat-lompat agar bisa lebih jelas melihat belakang kepala Krum. Beberapa anak perempuan kelas enam, sambil berjalan, mencari-cari di dalam saku dengan panik.

"Aduh, sial benar, aku tidak membawa satu pena bulu pun..."

"Menurutmu apakah dia akan mau menandatangani topiku dengan lipstik?"

"Astaga, kenapa mereka heboh sekali sih." kataku sambil melihat anak perempuan kelas enam dengan tatapan malas.

Kami bertiga berjalan ke meja Ravenclaw dan duduk. Murid-murid Beauxbatons memilih duduk di meja Ravenclaw. Mereka memandang berkeliling Aula Besar dengan muram. Tiga diantara mereka masih memegangi scraf dan syal yang mengerudungi kepala.

Aku hanya tersenyum tipis ketika ada seorang anak perempuan Beauxbatons duduk persis didepanku. Rambutnya panjang keperekan di kuncir kuda, matanya besar, dalam, berwarna biru tua, dan giginya sangat rapih serta putih. Sepertinya dia adalah Veela, karena beberapa anak laki-laki Ravenclaw memandangnya melongo seperti orang idiot.

Sedangkan anak-anak Durmstrang duduk di meja Slytherin. Anak-anak Durmstrang terlihat lebih riang daripada anak-anak Beauxbatons.

Anak-anak Durmstrang melepas mantel bulu yang berat dan mendongak menatap langit-langit hitam bertabur bintang dengan ekspresi penuh minat. Dua diantara mereka mengangkat piring serta piala emas dan menelitinya, tampak terkesan sekali.

Di meja guru, Filch si penjaga sekolah menambah kursi-kursi. Dia memakai jas butut tuanya yang berjamur untuk menghormati pesta ini. Aku sedikit heran melihatnya karena Filch menambahkan empat kursi, masing-masing dua di kanan dan di kiri.

"Bukannya cuman ada tambahan dua orang ya? Kenapa Filch menambahkan 4 kursi?" Tanyaku. Yang dibalas dengan mereka kedikan bahu.

Setelah semua anak memasuki Aula Besar dan duduk di meja masing-masing, para guru masuk, berjalan ke meja guru dan duduk. Yang berjalan paling belakang adalah Profesor Dumbledore, Profesor Karkaroff, dan Madame Maxime. Ketika kepala sekolah mereka muncul, murid-murid Beauxbatons langsung melompat berdiri. Beberapa anak Hogwarts tertawa. Meskipun demikian rombongan Beauxbatons tidak tampak malu, dan belum duduk lagi di kursi sebelum Madame Maxime duduk di sebelah kiri Dumbledore. Dumbledore tetap berdiri, dan Aula Besar menjadi sunyi senyap.

"Selamat malam, anak-anak, para guru, para hantu, dan terutama para tamu," kata Dumbledore, tersenyum kepada murid-murid luar negeri. "Dengan sukacita besar aku menyambut kedatangan kalian semua di Hogwarts. Aku berharap dan percaya selama kalian tinggal disini, kalian akan nyaman dan senang."

𝐀 𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝐖𝐇𝐘 | 𝗰𝗲𝗱𝗿𝗶𝗰 𝗱𝗶𝗴𝗴𝗼𝗿𝘆 Where stories live. Discover now