10

1.8K 306 26
                                    

2 Juni, 06.00 P.M.
● Reader POV ●

Aku dan Shoyo-nii sudah sampai disekolah. Yang lain juga. Kami menunggu bus yang akan mereka naiki.

"(Name)." Shoyo-nii menghampiri ku dengan wajahnya yang.. err.. cemas?

"Peluk aku." Aku terkekeh melihat kelakuan kakakku. Ugh, bikin gemas aja.

Aku merentangkan tanganku, "siniii" tanpa babibu Shoyo langsung memelukku kuat. Aku mengelus punggungnya lembut.

"Ganbatte nee, kalau niichan gugup aku akan teriak dari kelas biar kedengeran satu Miyagi gimana?."

"Ahh.. kayaknya jangan deh."

"Makanya jangan gugup."

"Iya iya aku gak gugup kok. Kan ada (name) yang mendukungku."

"Nah, gitu dong." Aku melepas pelukanku. Ku katupkan kedua pipi kakakku dan..

Chu-

"He?" Shoyo-nii membeku.

Iya.

Tadi aku mencium keningnya.

"Itu penyemangat dariku." Ucapku santai. Aku melepas pipi tembemnya dan pergi ke arah Shimizu-senpai.

Author POV

Yang dilakukan (name) tadi, bukan hanya Shoyo yang melihat lho. Yang lain juga melihatnya.

"EH?!" Yep, wajahnya merah padam.

"HINATA! KAMU CURANG!" Noya heboh.

"TAU NIH. SENPAIMU INIKAN JUGA INGIN DICIUM OLEH (NAME)-CHAN!" Tanaka.

"YANG KAMU LAKUIN ITU-"

"JAHAT!" Noya dan Tanaka bersamaan. Shoyo masih membeku dengan wajahnya yang memerah.

Alhasil, Noya dan Tanaka dimarahin abis-abisan oleh sang kapten tercinta.

Shimizu yang sedang mengecek barang bawaan dibantu oleh (name) membuka pembicaraan.

"Semangat latihannya ya, (name). Dukung kami dari jauh ya." Ucap Shimizu.

"Tentu saja! Kalian juga semangat ya! Pokoknya pulang-pulang harus udah sampai ke nasional!

"Tentu saja. (Name) juga ya." (Name) mengangguk mantap.

Padahal baru hari pertama, tapi ngomongnya udah kayak udah di final.

Gapapalah ya. Semangat dikit.

Lalu bus yang disetir oleh Takeda-sensei pun datang. Shimizu dan (name) segera meletakannya dibagasi.

"Bye-bye (name)!" Shoyo melambai dari dalam mobil. (Name) membalas melambai. Dan mereka pun berangkat meninggalkan (name) disekolah.

"Baiklah. Aku juga harus berusaha!"




























Volly & TrumpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang