Jebol

11.3K 991 358
                                    

Mulmed : lagu yang dinyanyikan Davin pas disenyumin Manda. :)

Suasana rumah gelap, lebih tepatnya diruang keluarga. Televisi menyala terang menampilkan adegan hewan primata besar sedang dirantai diatas kapal. Hewan itu tadinya tertidur karena obat bius, lalu tersadar ketika mendengar suara bising tembakan. Raungan hewan tersebut menggema didalam ruangan. Ren berjingkat kecil lalu tercengir karena kaget. Rafael terkekeh mengusap pelan kaki ramping kekasihnya.

Ini sudah entah keberapa kalinya Ren bertamu dirumah Rafael. Cowok blasteran nan tampan itu sedang asik menonton film terbaru Godzilla vs Kong ditelevisi. Matanya memandang lurus, posisinya merebah meniduri paha Ren yang duduk nyaman bersandar pada sofa. Sesekali bibir penuh itu mengecup pelan jemari kurus didalam genggamannya.

Ren mengamati wajah kekasihnya. Wajah Rafael lebih terlihat dewasa, bulu-bulu halus mulai tumbuh dan dicukur. Terdapat beberapa bekas jerawat dan jerawat bandel dipipi serta hidungnya. Mungkin karena efek stres mengerjakan tugas dan terlalu sering begadang.

Jemari Ren bergerak menyentuh alis Rafael, turun ke kelopak mata. Reflek si blasteran memejamkan mata, membiarkan kekasih imutnya itu membelai ringan wajahnya.

Ren mulai memancing-mancing. Tangan satunya bergerak bebas membelai surai hitam kekasihnya, turun hingga tengkuk, melakukan gerakan mengusap perlahan. Hingga menyentuh belakang telinga nan sensitif itu dengan ujung jari.

Rafael seketika menahan napas sedetik. Matanya memejam. Panik nggak? Panik nggak? Paniklah anjir masa enggak! Rafael mengegas dalam hati. Tapi dia berusaha sesantai mungkin.

Sial sekali pacar imutnya itu, kerjaannya suka menjahili dan memancing-mancing untuk melakukan hal yang enak-enak. Tapi giliran mau digarap malah alasan pantatnya panas habis makan pedaslah, perutnya mulaslah, kebelet puplah. Mencari sebab serta mencari alasan pokoknya mah. Akhirnya mereka cuma bermain kocok mengocok dan menghabiskan tisu.

Sungguh tak beradap.

"Kalo kamu mainin aku kayak gitu terus, jangan salahin aku kalau ntar itu pantat jebol ya." Ancam Rafael bergurau. Ren cemberut, lalu mencubit keras pipi Rafael beringsut menjauh.

"Hahelah cemen." Rafael mencibir.

"Kamu aja yang aku sodok-sodok gimana?" Kesal si bocil.

Rafael merubah posisi rebahannya, kini dia menatap Ren dengan wajah menyebalkan.

"Sodok-sodok? Pakai apaan kamu sodok-sodok?"

"Pakai inilah!" Ren menunjuk senter tubuhnya yang dibalut celana chinos pendek. Tidak tahu memang, dari dulu lelaki boncel itu nampaknya tak punya urat malu.

THE GREYWhere stories live. Discover now