🏫Sekolah Soobin🏫

7 2 0
                                    

'Soobin hati-hati dijalan!'

'Soobin semangat disekolah!'

'Soobin Kakak mencintaimu!'

Kata-kata penyemangat itu selalu Soobin dapatkan dipagi hari, dan ketika malam hari saat hendak tertidur. Soobin mendapatkan ucapan terimakasih karena telah melewati satu hari dengan semangat.

Kim Sowon, satu-satunya kakak perempuan Soobin dan juga satu-satunya keluarga yang Soobin miliki. Ayah dan ibu Soobin bercerai ketika Soobin berusia delapan tahun. Hak asuh anak sepenuhnya jatuh kepada ibu Soobin.

Lalu, ketika Soobin berusia lima belas tahun ibunya meninggal dunia. Stress berkepanjangan dan kelelahan fisik penyebab meninggalnya ibu Soobin.

Maka pertanyaan lainnya kemana ayah Soobin? Entahlah, satu hari setelah keputusan hakim yang menyatakan kedua orang tua Soobin resmi bercerai. Ayahnya pergi entah kemana dan hingga saat ini tidak pernah ada kabar apapun lagi.

🚞🚞🚞

"Kak! Soobin pergi dulu, bye."

"Hati-hati dijalan! Jangan sampai lewatkan makan siang mu!"

Soobin menganggukan kepala dan terus berlari menuju stasiun bawah tanah. Ia tahu kakaknya sekarang pasti sedang mengomel karena lagi-lagi ia pergi tanpa menghabiskan sarapannya.

Ya ... mau bagaimana lagi? ia akan tertinggal kereta jika tidak cepat-cepat.

Setelah kereta datang, Soobin duduk di bangku penumpang dekat pintu keluar. Tempat tersebut sudah seperti tempat milik Soobin karena setiap berangkat dan pulang. Soobin duduk dekat pintu keluar.

Saat Soobin memainkan gawainya, suara seorang perempuan memanggil namanya. Seorang perempuan yang kalau tidak salah adalah teman sekelasnya.

"Soobin-sii boleh kau bertukar tempat dengan nenek ini? sedari tadi ia terus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk."

Tanpa memberi alasan apapun Soobin langsung berdiri dan membiarkan dirinya bertukar tempat.

"Terimakasih Soobin-sii."

Setelah ucapan terimakasih tidak ada percakapan lagi. Soobin sebenarnya tipe orang yang lebih suka diam dan cenderung bermain gawai, ketika sedang perjalanan.

"Soobin-sii sepertinya kau tidak terlalu mengenalku ya?" perempuan tersebut mengajak Soobin berbincang. Dalam hati ia berdoa agar Soobin mau menjawab perkataannya, walaupun hanya mengucapkan 'ya' atau 'tidak'.

"Saya mengenalmu sebagai teman sekelas saya. Saya hanya lupa nama saja."

Perempuan tersebut tersenyum kecut. Sudah ia duga Soobin tidak akan mengingat namanya. Ya ... mau bagaimana lagi? setiap jam istirahat sekolah. Soobin selalu pergi dengan Yeonjun -murid laki-laki kelas sebelah- dan tiga orang adik kelas.

Sedang dikelas Soobin hanya dekat dengan satu orang, yaitu Hwang Hyunjin. Tahun pertama dan kedua Soobin? Ia sibuk pengikuti perlombaan- perlombaan dan mengurus kesekretariatan OSIS.

"Kalau begitu kita berkenalan secara benar. Hai! Namaku Aisha Heo."

🚞🚞🚞

Aisha dan Soobin kini sedang berjalan menuju sekolah, jarak stasiun bawah tanah dengan sekolah hanya lima ratus meter. Sebenarnya Soobin risih karena Aisha terus berjalan berdampingan dengannya.

Soobin berpikir kenapa Aisha tidak berjalan duluan saja? Toh, jalan berdampingan pun mereka tidak terlibat sebuah percakapan.

"Aisha-sii kenapa kau terus berjalan berdampingan denganku?" akhirnya Soobin mengeluarkan pertanyaannya.

"Memangnya kenapa? Kita satu sekolah, bahkan satu kelas. Jadi wajar-wajar saja jika aku berjalan berdampingan denganmu."

"Maksud saya, kenapa kau tidak berjalan duluan saja. Kita juga tidak sedang membicarakan apapun," Soobin berharap Aisha bisa sadar bahwa sedaritadi Soobin risih namun, tidak sampai membuatnya tersinggung.

"Sudah aku bilang kita teman sekelas, daripada datang sendiri-sendiri lebih baik kita datang bersamaan."

Menghela napas, Soobin pikir Aisha akan sadar akan pengusiran tidak tersiratnya itu. Namun ternyata tidak.

Tepat ketika mereka sedang berbicara sebuah motor berhenti didekat mereka. Aisha dan Soobin tahu siapa orang pemilik motor tersebut.

Jeon Jungkook. Teman sekelas Soobin, Aisha dan juga rival Soobin dalam segala hal.

Soobin tidak tahu pasti namun, sepertinya Jungkook membenci dirinya. Terlihat dari tahun pertama sekolah Jungkook membuat keributan dengan memaksa Soobin tanding bola basket. Lalu ketika pemilihan ketua OSIS, dan Soobin yang keluar sebagai pemenang dengan vote yang tinggi.

Jungkook menyebarkan rumor palsu tentang dirinya semasa Sekolah Menengah Pertama yang mengatakan Soobin adalah seorang berandal. Tentu saja hal itu hoax namun imbasnya pelantikan harus ditunda.

"Tumben kau berjalan kaki Aisha?"

"Supir ku sedang pulang kampung, dan ayah masih dinas luar kota. Jadi aku berangkat dengan kereta bawah tanah saja."

"Kenapa kau tidak menghubungiku? Aku bisa menjemputmu."

"Tidak usah Jungkook, jarak rumahku dan rumahmu berlawanan arah. Lagipula dengan naik kereta bawah tanah aku bisa bertemu dengan Soobin. Loh Soobin?"

Ketika Aisha dan Jungkook sedang berbicara Soobin berjalan duluan. Ia tidak ingin menjadi orang ketiga ditopik yang bahkan Soobin pun tidak dianggap.

"Sudah biarkan saja Soobin. Dia memang selalu seperti itu kan. Anti sosial, berteman dengan yang hanya selevel dengannya. Lebih baik kita kesekolah sekarang, Aisha naik ke motorku."

Walau Soobin berjalan sudah agak jauh dan ditelinganya terpasang headphone, suara Jungkook benar-benar keras dan Soobin tidak memainkan musik di gawainya. Jadi ia masih mendengar perkataan Jungkook terhadap dirinya.

'Karena itulah saya memilih teman-teman yang tulus bukan palsu'


'Karena itulah saya memilih teman-teman yang tulus bukan palsu'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Platform MagicWhere stories live. Discover now