07

24 5 0
                                    

  Dapat Hana lihat beberapa sepatu asing diteras rumah Jay, pasti teman-teman baru Jay sudah datang lebih dulu. Ia berjalan masuk setelah Yeonmi Jake dan Sunghoon masuk. Tak lupa Sunghoon juga menggenggam tangannya untuk mengurangi rasa gugup. Hana tidak terbiasa dengan kehadiran orang baru, itu bisa membuatnya gugup atau bahkan menangis. Dan Sunghoon mengerti itu. Makanya ia tahu bagaimana perasaan Hana saat harus memberikan kado dari Jay untuk seseorang yang bahkan tidak pernah bertegur sapa sebelumnya.

"Eh kalian udah dateng, cepet sini duduk, kita kenalan sama teman-teman baru ku." ucap Jay saat melihat kehadiran sahabatnya. Ia mempersilahkan Hana dan yang lainnya duduk melingkar disekitar meja berkaki pendek yang biasanya mereka pakai ketika bermain puzzle.

"Kalian kenalan dulu ya, aku mau kekamar sebentar." pesan Jay sebelum benar-benar pergi menaiki anak tangga untuk kekamarnya.

  Suasana canggung, entah tidak ada yang mau memulai percakapan. Hana hanya menunduk dari tadi, tidak berniat untuk mengenalkan diri pada siapapun.

"Lee Heeseung. Siapa namamu?" tiba-tiba seorang laki-laki mengulurkan tangannya kearah Hana. Membuat Hana terkejut dan menatapnya cepat. Haruskah ia menerima uluran itu?

"Park Sunghoon." sahut Sunghoon dan langsung menyahuti uluran tangan Heeseung cepat lalu melepasnya kembali.

"Maksudku bukan kau, tapi kau.." balas Heeseung menatap Sunghoon lalu Hana. Tangannya masih dia ulurkan berharap sambutan dari Hana.

"Jung Hana." sahut Sunghoon seraya menampik tangan Heeseung menjauh. Ia merangkul pundak Hana lalu berbisik untuk bertukar tempat duduk saja, karena disebelahnya adalah Yeonmi dan itu pasti akan membuat Hana merasa lebih nyaman.

  Hana mengangguk, lalu berpindah tempat di posisi Sunghoon tadi. Heeseung yang melihatnya hanya tersenyum canggung, bingung dengan drama apa yang sedang disaksikannya barusan.

"Dia kekasihmu?" tanya Heeseung dengan berbisik. Sunghoon menoleh cepat dan menatapnya dingin, membuat Heeseung lagi-lagi tersenyum kikuk.

"Kau Yang Jungwon, bukan? Temannya Sunoo?" tanya Jake pada anak laki-laki yang terlihat lebih muda dari lainnya.

  Anak laki-laki yang dimaksud menoleh, "Kau kenal Sunoo?"

  Jake tertawa, "Dia adik sepupuku. Pantas aku seperti pernah melihatmu, ternyata benar ingatanku. Kau sudah masuk sekolah menengah?"

  Jungwon mengangguk, "Aku naik kelas lebih cepat."

"Benarkah? Woah!! Berarti kau genius. Kapan-kapan kita belajar bersama yaa?" pinta Yeonmi yang langsung diberi senyuman manis Jungwon.

"Tentu, noona."

"Astaga imut sekali!!" pekik Yeonmi gemas. "Tidak Sunoo tidak temannya semua sama-sama menggemaskan."




"Hana, bagaimana sekolah barumu? Sudah dapat teman baru?" tanya Jay saat mereka sedang asik berbincang.

"Untuk apa? Hana bermain denganku saja cukup." Jake menyahut. "Hana itu cantik, banyak yang mau berteman dengannya. Hanya saja aku tidak mengizinkannya. Dia hanya boleh bermain denganku."

"Tapi ada Sunghoon juga, Jake." sela Hana membuat Yeonmi dan Ahra tertawa.

"Hana memang cantik, ya kan Seung?" tanya Jay meminta pendapat Heeseung entah bermaksud apa. Mungkin dia menyadari sepertinya teman barunya itu tertarik pada Hana dilihat dari cara memandangnya.

"Ah! Iya. Hana cantik sekali."

"Hana ku memang cantik. Dari dulu juga sudah cantik." Jake mengelus surai Hana lembut, dan tanpa disadarinya Sunghoon sudah menatapnya dingin.

"Kau sudah punya pacar, Seung?" tanya Jay lagi dan mendapat gelengan dari Heeseung. "Woah! Sama. Hana juga belum punya pacar."

  Heeseung menggaruk tengkuknya canggung. Ingin tersenyum tapi tidak jadi saat melihat wajah murung Hana.

"Kita masih kecil, belajar saja cukup." gumam Hana.

  Sunghoon yang sedang minum meletakkan gelasnya dengan keras dimeja, membuat semua atensi menatapnya heran. "Jay. Ikut aku. Aku ingin bicara sesuatu." Sunghoon berdiri, berjalan lebih dulu menuju belakang.

"Kenapa dia? Aneh sekali." ucap Jay namun tetap mengikuti Sunghoon.

  Hana yang menyadari bahwa situasi mungkin tidak baik berniat menyusul Sunghoon dan Jay.

"Aku mau ke toilet bentar." pamitnya meninggalkan ruang belaja yang berubah fungsi itu.



"Maksudmu apa?" tanya Sunghoon dengan ekspresi datar.

"Apa?" Jay bertanya balik. Ia tidak mengerti ada apa dengan sahabatnnya yang satu ini.

"Heeseung. Kau mau mendekatkan dia dengan Hana?"

"Ah! itu. Kalau Heeseung suka dengan Hana yaa tidak masalah. Lagipula dia baik kok."

"Jay?! Serius?! Kau tidak berfikir Hana mau atau tidak?"

"Heeseung tampan dan baik, aku yakin Hana akan menyukainya."

  Sunghoon berdecak, matanya merotasi jengah sebelum akhirnya menatap Jay lagi. "Kau benar-benar tidak tahu? Hana menyukaimu, bodoh!"

  Jay tersentak, namun beberapa detik kemudian wajahnya kembali normal. "Jadi benar? Aku sudah berfikir dari lama kalau sepertinya dia menyukai ku."

  Sunghoon menggeleng tidak percaya. "Lalu? Kau tetap diam saja berpura-pura tidak tahu."

"Hoon, kita sahabat. Aku tidak mau persahabatan kita rusak hanya karena ada yang saling menyukai diantara kita. Lagipula, hanya dia yang menyukaiku, kan? Aku tidak."

  Sunghoon membuang nafas kasar, "Dasar tidak berperasaan. Aku hanya mengingatkan kalau Hana sangat menyukaimu. Dia juga tidak berani mengungkapkan perasaannya untuk menjaga persahabatan kita. Tapi setidaknya, berhenti membuat Hana berharap dengan sikap manismu itu."

"Hana sahabatku, kalau kau lupa. Aku menyayanginya seperti dia adalah adikku. Bilang padanya jangan salah artikan lagi sikap baikku padanya."

  Sunghoon menatap tajam Jay, berusaha meredam emosinya. "Aku harap kau tidak menyesal sudah mengatakan itu."

"Tentu tidak. Dari awal aku tidak berniat menyukai salah seorang pun diantara kita. Dan juga,
































Aku bermaksud menjaga perasaan mu, Hoon. Kau juga, menyukainya kan?"

"Berhenti bicara omong kosong!!"











  -05 DESEMBER 2020-

LET ME INTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang