fourteen

231 37 25
                                    

WARNING!
🌚

.
.

Dara mengalungkan lengannya ke leher bertatto Jiyong, kemudian menariknya dengan agresif dan menghadiahkan sebuah kecupan singkat. Tengan mungil nya yang nakal mulai meraba-raba kejantanan sang mafia, menempelkan kepala kejantanan Jiyong tepat ke area kewanitaannya yang mulai basah.

"Kau begitu tidak sabar." cemooh Jiyong menggantikan tangan mungil itu untuk meraba lubang surga nya yang masih terbalut celana.

Jiyong kembali menggoda. "Sudah sangat basah ternyata."

Tanpa pikir panjang pria yang mengukung tubuh mungil diatas ranjang itu melepaskan semua helai pakaian yang mengganggu di tubuh Dara.

Dara merengut tidak suka. Ia tidak suka jika hanya bertelanjang sendiri sedangkan Jiyong masih lengkap dengan celananya. "Lepas juga celana mu itu."

Jiyong tidak menggubris, ia menulikan telinga dan meraup kembali bibir mungil itu. Saling bertempur dalam melilit lidah, menentukan siapa yang lebih mendominasi dalam ciuman panas itu. Jiyong tentunya tidak ingin di dominasi oleh siapapun, bahkan dalam hal ciuman sekalipun. Begitupula dengan Dara yang selama ini selalu memimpin di setiap ciuman nya.

Tapi sepertinya wanita Park itu harus kalah telak untuk pria yang satu ini. Ia tidak bisa mengimbangi lagi, pria ini terlalu mahir dan mungkin telah master dalam hal berciuman. Dara menepuk pundak Jiyong saat dirasa oksigen nya mulai menipis.

Jiyong tidak menyadari kode yang Dara berikan, ia terlalu terbuai dengan bibir yang kini ia hisap, jilat dan gigit tanpa ampun. Jika bisa ia ingin melahap bibir manis itu. Terlalu manis hingga menjadikan nya sebuah candu.

Dara yang mulai sesak menggigit lidah hangat yang menjelajahi mulutnya itu. Membuat sang empu lidah meringis dan melepaskan ciuman nya.

"Apa yang—"

"Yakk! Kau membuatku kehabisan nafas!" sela Dara dengan nafas yang tidak beraturan.

Jiyong yang semulanya ingin mengumpat berakhir terkesima dengan pandangan indah dibawah kukungan tubuhnya. Keringat yang membasahi dahi dan lekukan leher jenjang nya, surai panjang nan kini telah berantakan, bibir yang merona dan membengkak, oh! Bahkan bibir itu juga sangat mengkilap akibat air liur mereka. Nafasnya juga memburu tidak beraturan, membuat kedua gundukan menggoda di dadanya bergerak naik turun. Jiyong benar-benar takjub melihat keindahan ini.

Jiyong. "Luar biasa indah."

Ia mengecup dengan perlahan setiap jengkal tubuh mulus itu, dari ujung kepala hingga ujung jari kaki. Menghisap dan mengigit gemas puting kembar Dara, membuatnya semakin mendesah dengan jilatan sensual di setiap inci tubuh mulusnya. Jiyong memberikan banyak tanda kepemilikan nya.

"Ji... Kau sangat tau sex seperti apa yang aku inginkan.. Ku mohon -ahhhhh!" Dara yang tadinya ingin melontarkan protes berubah menjadi desahan ketika area kewanitaannya diraba-raba oleh benda basah tak bertulang milik Jiyong.

Jiyong menjilat dan menghisap di bawah sana dengan pandangan yang tidak lepas dari mimik wajah Dara. Reaksi Dara disaat mereka berhubungan intim adalah hal yang paling disukai Kwon Jiyong.  "Bagaimana? Nikmat babe?"

"Tidak.. Ahhh oh yes! Ini nikmatt ahhh tapi aku ingin rudal besar mu di dalam ku! Ahhhh! Ji!!" rengek Dara di sela desahan nya. Ia tidak suka bermain lebih lama, bagian inti lebih nikmat baginya.

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang