8. Jipanya

235 31 1
                                    

Siap meramaikan kolom komentar?

Udah siap baca part ini?

Jangan lupa di vote dulu ya?
Aku hitung sampai 3.

1

2

3

Makasih yang udah vote😘
Happy Reading.

BAGIAN 8. Jipanya

Saat ini, Pangeran Inn dan Putri Inggita sedang berada di dalam kamar mandi. Dengan Putri Inggita yang basah kuyup di seluruh tubuhnya akibat ulah suaminya yang sengaja mengguyurnya dengan air shower. Pangeran Inn sengaja membawa Putri Inggita ke kamar mandi agar tubuhnya tidak merasa kepanasan. Dan usahanya terbukti berhasil kini Putri Inggita sudah tidak merasakan kepanasan namun sebaliknya.

Pangeran Inn bertanya untuk sekedar memastikan  ”Bagaimana sekarang? Apa sudah lebih baik.”
“Apa ini karena minuman yang diberikan Ratre tadi? Bahkan aku hampir meminumnya satu poci sekaligus,” ucap Putri Inggita. Dia kembali mengingat Ratre mengatakan bahwa yang di berikannya adalah minuman agar tetap sehat. Terdengar aneh.  Namun, sayang dia mempercayainya begitu saja. Dan sekarang dia menyesalinya.

“Ibu dan nenek mungkin tidak akan menyerah begitu saja,” ucap Pangeran Inn.
“Mengapa mereka ingin kita segera memiliki anak?” tanya Putri Inggita.
“Alasannya adalah untuk menstabilkan dinasti kita. Memiliki keturunan akan menjadi lebih baik daripada tidak sama sekali,” jelas Pangeran Inn.

“Tapi... aku bukanlah orang yang kamu cintai. Kamu tidak mau memiliki anak dariku bukan?” ucap Putri Inggita. Dia mengatakan itu secara terang-terangan daripada memendam perasaannya sendiri. Itu akan menyakiti hatinya lebih dalam lagi.

“Iya atau tidak. Yang jelas ini tidaklah penting untuk dibicarakan. Kamu juga sudah menikah denganku. Dan mulai dari sekarang apapun yang terjadi kamu harus hidup denganku. Aku rasa... lebih baik jika kita memiliki seorang anak,” ucap Pangeran Inn.

“Bagaimana dengan rasa cinta? Aku tidak mau memiliki seorang anak dan dia terlahir tanpa cinta. Aku rasa lebih baik kamu menjaga wanita yang kamu lamar itu,” balas Putri Inggita. Dia terpaksa mengatakannya karena dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Cukup sudah dua tahun ini dia berkorban untuk Pangeran Inn. Sekarang dia harus memikirkan tentang perasaannya sendiri.

Pangeran Inn keluar meninggalkan istrinya di dalam kamar mandi. Dia berniat keluar dari kamarnya di susul Putri Inggita. BRUKKK. BRUKKK. BRUKKK. Pangeran Inn menggedor-gedor pintu kamarnya yang entah sejak kapan telah terkunci dari luar. Dia sudah tahu bahwa ini adalah ulah ketiga pelayan itu.

Pangeran Inn berbicara lantang ”Siapa disana? Buka pintunya... sekarang juga!” titah Pangeran Inn. Ratre, Dahla dan Carmi mengekor di belakang Pangeran Inn dan Putri Inggita setelah membuka pintu kamar mereka ”Maafkan saya Yang Mulia. Tolong jangan marah, saya hanya menjalankan perintah,” ucap Ratre merasa bersalah.

Putri Inggita akan masuk ke dalam kamar yang satunya “Aku sangat mempercayai kalian. Tapi bisa-bisanya kalian melakukan hal ini padaku,” ucap Putri Inggita merasa kesal.
“Tolong maafkan kami Yang Mulia. Kami hanya menjalankan perintah,” ucap Dahla memelas.
“Siapa yang menyuruhnya?”

Tiba-tiba di arah belakang Putri Inggita ada suara yang tidak familiar “Ibu. Ibu yang menyuruh Ratre melakukannya. Kenapa kamu basah kuyup?” tanya Ratu Rachwa. Sesaat setelah melihat Putri Inggita yang basah kuyup dengan pakaiannya.
“Aku mengguyurnya dengan air. Lalu, dia sembuh dari kegilaannya,” balas Pangeran Inn.
“Mengapa kalian saling menyangkal satu sama lain? Ibu pikir harus melakukan sesuatu untuk kalian,” jelas Ratu Rachwa.
Putri Inggita menyela “Tapi... ibu. Masalah ini tergantung kami berdua,”

My Husband Is Cold Prince [[ COMPLETED ]]Where stories live. Discover now