Bagian 21. Fakta Yang Sesungguhnya

202 23 0
                                    

Jeon Jungkook tertawa dalam hati sebelum tawa menggelegar itu memenuhi ruang makan kediaman baru milik Yujin, sang istri. Terlalu lucu untuk pemandangan di pagi hari bagaimana wajah Yujin tertekuk malas dengan jemari membawa piring berisi dua telur mata sapi setengah matang untuk melengkapi menu sarapan hari ini.

Yujin mendelik, menatap tajam ke arah Jungkook. Sedangkan yang di tatap tidak juga kunjung menghentikan tawa mengejek hingga satu pukulan berhasil mendarat keras pada bahu pria Jeon hingga mengaduh, "Shh, sakit, Sayang!" dengan nada sedikit membentak namun terdengar manja dan manis untuk sebuah ungkapan kesakitan.

"Jangan mendesah, sialan!" balas Yujin tidak kalah galak pada sang suami.

Untuk keduanya mengapa bisa kembali dalam hunian yang sama setelah hampir satu bulan berpisah setelah Yujin menanda tangani surat perceraian. Jawabannya singkat, semuanya hanya setingan. Sengaja untuk memancing dua orang yang telah Yujin maupun Jungkook enggan untuk sebut namanya kembali.

"Cepat habiskan sarapanmu dan pergi dari rumahku," seru wanita Han itu yang kemudian berbalik membuka pintu lemari pendingin untuk mengambilkan satu kotak susu pisang kesukaan sang pria.

Jungkook lekas menyahut dengan godaan yang selama beberapa minggu ini sering ia gunakan, "Sialan-sialan begini juga aku yang bisa menghamilimu," lebih mirip mengingatkan sebenarnya dari pada godaan untuk lelucon di pagi hari. Mengantisipasi kalau-kalau Yujin lupa bahwa ia tengah mengandung buah hatinya sembari menjatuhkan atensi penuh ke arah perut sang wanita yang sudah kelihatan membuncit.

Yujin mendengus tipis sebelum menjawab, "Hari ini jadi?" pertanyaannya menggantung, sulit di pahami, sebab semenjak kembali bersama pria Jeon itu setelah berpisah selama hampir satu bulan cukup membuat keduanya berasa asing. Bukan benar-benar merasa asing seperti tidak mengenali satu sama lain, tetapi lebih seperti malu untuk mengakui perasaan masing-masing bahwa keduanya memang tidak akan berpisah semudah itu.

Jungkook mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya pada sang istri. Dengan jemari yang menggenggam sendok makan, pria Jeon itu menyuapkan dengan teratur nasi ke dalam mulutnya. Kunyahannya juga tidak tergesa namun juga tidak terlalu lambat. Ia menikmati. Menikmati waktu santainya sebelum kembali berperang dengan masalah yang sebenarnya beberapa jam lagi ke depan.

"Jadi tidak ke kantor?" tanya Yujin lagi dengan mata berbinar senang. Mengerti bahwa Jungkook akan berada di rumahnya hari ini seharian penuh, "Tidak," jawab pria Jeon itu singkat namun mampu mengepakkan ribuan sayap kupu-kupu yang berada dalam dada sang istri. Senang tertera jelas pada wajah sang wanita seolah mampu menyihir Jungkook untuk menerbitkan senyum terbaiknya pagi ini.

"Susu hamilmu sudah kau minum?" tanya pria Jeon itu kembali mengingatkan hal yang kerap sang istri lupakan. "Sudah. Kan sudah janji," wanita Han itu menjawab dengan senyum terukir manis pada wajah tanpa riasannya pagi ini, terlihat segar walau tidak memakai apapun kecuali pelembab bibir yang selalu ia gunakan sehabis mandi.

Jungkook balas tersenyum lalu kembali bertanya setelah Yujin berhasil mendaratkan bokongnya pada kursi di seberang ia duduk, "Menemui Dokter Yoongi jam berapa?" Yujin terhenyak, netranya membola sempurna. "Bagaimana kau tahu jika hari ini adalah jadwal check up ku, Koo?" penasaran setengah mati. Yujin tidak pernah memberi tahu jadwal pemeriksaan kandungan rutinnya pada Jungkook, ia selalu berangkat sendiri tanpa bantuan pria itu sejak awal kehamilannya. Sebab ia tahu seberapa sibuk pria Jeon itu dengan kantornya, bukan berarti Jungkook tidak peduli terhadapnya. Tidak. Yujin hanya tidak ingin terlalu membuat Jungkook mencemaskan dirinya, untuk hal ini ia bisa melakukannya sendiri dengan memanggil taksi agar menjemputnya untuk pergi ke rumah sakit.

"Maaf, aku penasaran dengan isi ponselmu. Setelah membukanya aku terkejut dengan wallpapernya," jawab Jungkook ragu. Takut-takut mendapat amukan pagi-pagi buta seperti dua hari lalu karena salah membelikan camilan yang wanita hamil itu inginkan.

DISAPPOINTED [M] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora